Chapter 6

439 3 0
                                    

aku duduk di kursi yang disediakan di pantai, Harris datang membawakan 2 buah kelapa segar dan tanpa basa basi aku langsung meminumnya. udara sore ini sangat menenangkan, aku bahkan rasanya gak mau beranjak dari sini.

" for you " ucap Harris seraya memasangkan bunga kamboja berwarna putih ke sela-sela telinga kananku.

aku tersenyum dan bersandar di pundaknya. sejenak aku berfikir bahwa, bisa jadi apa yang sekarang ku rasakan bukan hanya sekedar persahabatan. entah itu cinta atau mungkin hanya sekedar nyaman? untuk soal nyaman, iya, aku nyaman bila bersamanya. sejak dulu sampai sekarang, aku gak pernah merasa bosan dengannya. selalu saja ada hal baru dan cerita baru untuk di jalani bersama.

" kamu masih ingat ga terakhir kita ke pantai? " Tanya Harris saat kami sedang menikmati sunset, aku mengangguk cepat

" ke pantai yang ada di Jogjakarta kan? " tebakku, dia mengangguk

" mau kesana lagi? " tanyanya, aku menaikkan 1 alisku

" kamu gila ahh, buang-buang duit.. mending buat persiapan kita kuliah deh " ucapku, Harris tertawa kecil dan mengangguk

" okay " jawabnya.

4 hari sudah aku di Bali. dan setiap hari aku pergi jalan-jalan bareng Harris, dia selalu membawa kamera dan merekam kami kemanapun itu. mungkin dia pengen bikin vlog atau semacamnya, aku gak tau.

" besok kita pulang ya? kangen apartemen " pintaku saat aku dan Harris makan malam di pantai

" besok banget? gak lusa aja? " tanyanya, aku menaikkan bahuku

" jangan terlalu lama disini.. kamu gak kangen orangtua kamu? " tanyaku, Harris hanya tertawa dan mengangguk.

ya, Harris adalah anak tunggal. sebenarnya dia memiliki seorang kakak perempuan, tapi pada saat dia SD kelas 5, kakaknya meninggal karena kecelakaan. aku masih ingat saat pertama kali Harris menceritakan kejadian itu, saat dia kelas 2 SMP, Harris bahkan sampai menangis di rumahku karena menceritakan hal itu. karena kehilangan kakaknya jugalah yang membuatnya menjadi introvert saat masa-masa sekolah. dia sempat trauma dengan mobil, dan setiap melihat truck dia pasti akan sangat pucat. karena katanya, kakaknya meninggal karena tertabrak truck saat mengendarai mobil dari kampus. itulah yang sempat membuatnya takut. tapi untunglah, sekarang gak lagi...

" okay.. lusa kita pulang " kataku, Harris mengacungkan jempolnya dan kembali makan lagi.

aku dan Harris berjalan menuju hotel. aku melihat sebuah café yang gak jauh dari situ.

" mau vodka? " tanyaku, Harris langsung menggeleng cepat.

' kamu taukan, aku gak pernah minum? " tanyanya, aku tertawa

" sekali-sekali... sama aku, okay? " pintaku, Harris terdiam sejenak lalu menghembuskan nafas dengan berat

" okay kalau itu mau kamu " jawabnya

aku langsung membeli 2 botol vodka dan 1 botol bir. Harris membawakan botol-botol itu dan kami langsung kembali ke hotel.

" rasanya kayak apa? " Tanya Harris, mendengar pertanyaannya saja membuatku geli. memang anak polos dia.

" cobain aja.. bakalan bikin badan kamu hangat " jawabku, Harris dengan polosnya mengangguk

tegukan pertama dan aku yang memulainya. Harris agak ragu untuk meneguk dan saat dia meminum 1 tegukan, dia langsung mau muntah dan aku tertawa.

" ahh gak mau lagi " keluhnya, aku tertawa dan menuangkannya lagi

" namanya juga kamu pemula, ayo lanjut.. tanggung loh " ucapku seraya memaksanya untuk minum.

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang