Keluarga

558 32 0
                                    

⬆▶🔊 Play for backsound.
(Uguisumaru x Female Tsurumaru)

"Green.. Dimana kamu?"
Green adalah nama yg aku berikan untuk Suamiku, Uguisumaru.
Itu karena dia selalu minum teh hijau dari pertama kali aku bertemu dengannya.

"Aku di balkon sayang."
Kata dia yg sedang duduk di balkon dengan segelas teh di meja dan tangannya yg sedang membaca buku.

"Green.."
Panggilku padanya.

"Ada apa sayang?"

"Kemari lah, ada yg mau aku bicarakan padamu."

Dia meletakan bukunya di meja dan mulai berjalan kearahku yg sedang duduk di sofa.

"Jadi ada apa sayang?"

"Aku ada kejutan buatmu green."

"Apa itu?

"Sebentar lagi kamu bakal jadi ayah."

Kataku sambil menunjukan hasil tespack yg menunjukan kalau aku positif hamil.

"Green?"
Apa itu terlalu membuat green terkejut sehingga dia tidak bisa berkata apa-apa.

"Sayang aku gak sedang mimpi kan?"

"Tentu saja enggak."

Dia lalu memeluk dan menciumiku. Dia terlihat sangat bahagia namun tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi khawatir.

"Kalau begitu kita harus pindah dari sini secepatnya.!"

"Pindah? Kenapa?"

"Oh.. Umm.. Yah lingkungan kota tidak bagus untuk bayi, aku membacanya di buku."

"Oh begitu, lalu pindah kemana?"

"Kalau itu biar aku yg mencarinya, kamu istirahat saja sayang."

Tiba-tiba telfon nya berbunyi dan dia pergi ke balkon, aku hanya memandangnya.
Sebenarnya dia telfon dengan siapa? Dan setiap dapat telfon maka dia akan pergi dan pulang malam hari atau terkadang pagi harinya.

"Sayang maaf tapi.."

"Aku tahu.. Ada panggilan lagi?"

"Yah seperti itu lah. Maaf aku tinggal kamu sebentar ya."

"Baiklah.."

"Oh dan juga, jangan mencoba menunggu ku oke, apa lagi kamu sedang mengandung sekarang."

"Iya green. Hati-hati ya."

Dia sudah pergi, aku penasaran sebenarnya pekerjaan dia selama ini apa? Karena yg aku tau dia banyak habiskan waktunya hanya untuk membaca buku dan meminum teh. Namun saat telfonnya berbunyi dia akan pergi.



10 bulan kemudian kami pindah ke kota X. Kota ini agak berbeda dengan kota lainnya karena letaknya di bukit dan jarak rumah 1 dengan lainnya lumayan jauh kira -kira 100 meter. Mungkin karena di kota ini kebanyakan adalah villa dan juga kota ini lebih di tunjukan untuk pariwisata.

"Bukankah ini menyenangkan green."

"Asalkan kau suka, itu sudah cukup bagiku." kata green lalu mengecup keningku.

"Green, mau coba menyapa tetangga kita?"

"Kamu yakin, dengan membawa Haru mau keliling buat menyapa tetangga?"

"Oh ayolah green..Haru juga kan harus tau tetangga juga."

"Oke oke.. Aku akan ambil beberapa kue..kau masuk dulu ke mobil."

Setelah memasukan beberapa kotak kue dan buah kami pun menemui beberapa rumah tetangga tidak lupa juga ke rumah kepala desanya, dan orang di sini juga ramah-ramah.

Touken Ranbu Other story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang