Boneka

440 27 12
                                    

⬆▶🔊 play for backsound
( Readers x Mikazuki Munechika)

" kalian! Apa yg kalian lakukan?! Ternyata kecurigaanku benar."
Ku remas bajuku melihat pemandangan ini

"[Y/N] maafkan kami, tapi orang tua kami menjodohkan kami."
Kata juli, sahabatku sendiri

"Maafkan aku sayang."
Kata mikazuki

Amarah melingkupiku, apa-apaan mereka.
Dengan sengaja di depanku mereka berhubungan seks!
Ku ambil pemukul baseball di sampingku dan ku hantam kan ke kepala mereka.

"Hah.. Hah.. Hah.. Baiklah kalian yg memulainya."

Untunglah di sini tidak ada cctv, villa ini juga tidak begitu di perhatikan dan juga hanya di jaga oleh pria tua dan dia jarang kemari. Akan ku buat seolah" terjadi perampokan di sini dan menghapus sidik jariku.

Ku bawa mereka yg pingsan ke mobilku dan ku ikat mereka sekencang mungkin.

"Waktunya pembalasan."

"Ah dimana ini?"
Kata Mikazuki yg kuikat di kursi besi.

"mmmm--"
Juli mengerang kesakitan saat kursi listrik itu mengeluarkan sengatan.

"Juli! Apa yg kau lakukan kepada tunanganku?"

"Tunangan? Apa kau lihat ada cincin di tangannya?"
Kataku sambil memperlihatkan lengannya yg terputus

"Kau!! Apa kau gila?!"

"Tentu, aku gila. Kau mau apa?"

"Hentikan semua ini, juli gak bersalah oke."

"Oh benarkah? Juli sudah mengakui semuanya kok. dengarkan saja."

Ku nyalakan alat perekam suara di tanganku.

'Aku mohon maafkan aku [Y/N] aku akan membatalkan tunangan ku dengan Mikazuki aku mohon jangan sakiti aku lagi.'

'Jadi kenapa kau menusukku dari belakang? Hah juli?'

'Aku hanya iri padamu, dan kebetulan ayahku dan ayahnya mempunyai hubungan erat dalam perusahaan maka dari itu aku meminta ayahku untuk menjodohkan kami.'

'Jadi sudah berapa lama kalian mempermainkanku dan berhubungan di belakang ku?'

'Ahhhh!! Aku mohon hentikan!'

'Jawab aku juli.'

'Sejak awal, sebelum mika berpacaran denganmu. Maafkan aku [Y/N] aku gak bermaksud mempermainkanmu, aku hanya menyuruh dia berpacaran denganmu sebentar dan ternyata dia malah beneran suka denganmu. Ahhh ampuni aku.'

'Lebih baik kau diam sekarang.'

Rekaman itu mati.

"Mmmm mmmmmm!!"
Juli menangis sejadi-jadinya luka di tubuhnya pun sangat banyak.

"Aku lelah, aku sudahi dulu hari ini."

Ku tinggalkan mereka berdua dalam keadaan masih terikat dan tanpa adanya pengobatan.

Satu minggu kemudian.

Ku selalu mengganti infus ke Mikazuki yg sudah ku pasang 5 hari yg lalu. Dan kembali menyiksa juli di depan Mikazuki.

"Aku mohon hentikan, dia sudak tidak berdaya lagi. Kau lihat bukan tubuhnya sudah seperti itu!"

"Diamlah. Aku tidak bicara denganmu."

"Kalau kau mau membunuhnya, bunuh juga aku."

"Gak usah berlaga seperti romeo untuknya. Kau sama saja menjijikan dengannya."

Ku tinggalkan lagi mereka.
Selama 1 bulan ku siksa juli sampai aku lupa kalau dia sudah meninggal 1 minggu yg lalu.

"busuk."

" .."
Tak ada respon dari mikazuki.
Kantong matanya menghitam, wajahnya pucat dan tubuhnya terlihat kurus.

Ku gali tembok bawah tanah itu. Ku masukan mayat juli di sana dan ku tutup dengan kaca agar mika masih bisa melihatnya.

"Setidaknya kau masih bisa melihatnya bukan. Baiklah kalau begitu kita naik sekarang."
Ku dorong kursi roda yg beberapa minggu lalu ku pasangkan dengan nya.

Dia sudah lumpuh, infus yg kuberikan padanya selama 1 bulan ini tentu saja ku campur dengan racun pelumpuh saraf medium, yg bisa dia gerakan hanya mengangguk dan bergeleng. Bicarapun dia tak bisa, atas seijin ku saja dia kuberikan obat penetral dalam dosis yg sedikit agar dia tak bisa pergi atau membongkar pembunuhanku.

Kubisikan di telinganya.

"Kau akan jadi suami boneka ku selamanya."

The End

Touken Ranbu Other story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang