Love struggle

Six

Akhirnya bel yang di tunggu tunggu oleh para kaum hawa dan adam pun berbunyi..

"Pulang bareng yuk" ajak Selen ke gue.

"Maaf ya tapi gue engga enak badan. Mau langsung tidur di kasur" jawab gue agak dingin.

"Ohh oke" jawab Selen.
Gue bisa lihat ada kekecewaan di mata nya.

"Sorry" ujar gue sekali lagi dan di balas anggukan Selen.

Gue pun menjalan kan motor gue, membela jalanan jakarta yang agak sepi di siang hari.

***

Zafa

Dengan senang hati gue membuang diri ke tempat yang memang gue rinduin selama di sekolah, kasur empuk gueee yang grafitasinya amat kuat.

Gue kok kepikirm Zean yaa.. kok gue belum move on juga sihh:(. Batin gue.

Tik tik tik..

Awan yang sudah berwarna hitam yang terlalu lama menampung masalahnya pun meluap, dan membasahi seluruh permukaan bumi. Andai gue awan, gue bakal jatuin semua rasa sakit karna menahan sakit hati.

Gue berjalan menuju balkon kamar gue. Mengulurkan tangan dan merasakan tetes per tetes air yang di keluar kan oleh awan. Gue menutup mata dan merasakan rasa sakit yang gue udah tahan selama ini.

"Hmm huffft"

Gue rindu lo.. batin guee

Tok tok tok

Tiba tiba suara pintu membuyarkan lamunan gue. Gue berjalan menuju pintu

Ceklek

"Ehh non.. ada temen non di bawah, tapi cowok non" ujar bi ima

"Cowok? Yaudah saya siap siap dulu ya bi"

"Iya non"

Setelah bibi menurup pintu.. gue bingung siapa yang datang ke rumah gue sore sore gini, hujan lagi.

Saat sudah siap, gue turun ke bawah berhubung kamar gue di lantai 2.

"Siapa bi?" Tanya gue.

Dan, gue terpaku melihat sosok cowok di depan gue. Dia tinggi dan terlihat badannya yang kekar di balit kaos putih yang dilapisi jacket hitam. Dia sangat tampan. Tapi siapa?

"Hai.. fannya, kau tak mengenal ku?" Jawabnya seraya melihat ku. Aku memandangi nya lebih dalam. Apa gue pernah liat dia.. mata nyaa gue pernah liah.

"Kamu udah engga ingat aku?"

Gue kebingungan dengan gaya bahasa yang di katakan aku-kamu. Wait, fannya? Cuma satu orang yang manggil gue nama itu, dan itu.... astaga.

"Higer?" Jawab gue dengan agak gugup.
Dia tersenyum, dan gue masih terpaku.

TBC💙
Maafkan yahh kalau ada yg typo
Jangan lupa di vote yahh readers