dix-neuf

15 5 1
                                    

Haii readers..!!! Jangan lupa vote yahh...

___________________

Author Pov

"Zean" ujar Zafa

Zean yang awalnya memasang muka yang flat langsung terkejut dengan Zafa yang tiba tiba membuka pintu apartemen Higer.

"Zafa" Zean melihat wajah Zafa yang bingung dengan kedatangannya.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Zafa.

Zean bingung harus menjawab apa. Niat nya hanya ingin bertemu Higer.

"Emm.... itu-anu" jawab Zean gugup.

Zafa mengerutkan kening nya.

"Lo kenapa Zean?" Tanya Zafa.
Zean bingung harus menjawab apa.

"Ehh, engga masalah kan kalau mau jenguk teman?" Jawab Zean.

"Ohhh.. langsung kek bilang nya, masuk yuk" ajak Zafa ke Zean.

Tumben Zean peduli sama orang lain, biasanya dia kan dingin kata Zafa dalam hati.

"Mau minum apa?" Ujar Zafa seraya berjalan ke dapur.

"Terserah"

Zafa ngapain di Higer?, kayak org pacaran aja batin Zean.

Zafa berjalan mendekat ke arah Zean seraya membawa gelas berisi coca-cola.

"Nih"

"Makasih"

Setelah memberikan minuman tersebut. Zafa berniat untuk kembali ke dapur dan mengambil kain dan mangkok berisi air dingin untuk menurun kam panas Higer.

Hanya Zafa yang selalu peduli kepada Higer.

Tapi, niat Zafa terpaksa ia urungkan karena ada tangan yang menahannya untuk berjalan.

Zafa menoleh ke arah Zean yang sedang menatapnya juga. Zafa sangat suka dengan mata Zean yang berwarna coklat dan tajam seperti elang.

Zean sangat tampan, astaga.... gue tambah sukaa. Gi mana move on nya? Batin Zafa.

Mereka masih bertatapan lama.

Lo ngapain di sini? Apa lo udah tidur ama Higer? Apa lo pacaran sam dia? Apa lo udah engga suka sama gue? Ngapain lo di sini?

Sangat banya pertanyaan yang ingin di lontar kan Zean ke Zafa.

"Ehhemm.."

Suara itu membuyarkan lamunan Zean, Zafa membalik badannya untuk mencari sumber suara tersebut.

Zean masih menatap Zafa yang sedang berdiri.

"Higer, kamu kok bangun? Kamu masih panas!" Ujar Zafa sambil berjalan ke arah Higer dan menyentuh keningnya.

Dia bahkan memakai aku-kamu, cih.. dasar batin Zean

"Sepertinya gue kedatangan tamu" ujar Higer yang melihat ke arah Zean.

Zean melihat ke arah Higer. Tapi bukan Higer yang dia lihat. Melainkan Zafa.

Apakah mereka berpacaran? Tidak mereka tidak boleh. Apa Zafa di bayar untuk melakukan ini. Heh, dasar. Semua perempuan memang sama Batin Zean.

"Gue kira lo beda" kata Zean dengan senyum sinisnya.

"Maksud lo" Zafa yang merasa tersinggung dengan kata Zean langsung membalas perkataan Zean.

"Lo di bayar berapa sama Higer?" Kata Zean menatap Zafa.

Deg.

Perkataan Zean langsung menohok di hati Zafa.

"M-m-maksud l-lo" ujar Zafa tak percaya dengan apa yang di katakan Zean.

"Semua cewek sama aja, MURAHAN" ujar Zean yang menatap sinis ke mereka berdua, seperti merendahkan.

Higer yang tak terima dengan perkataan Zean. Langsung berjalan ke arah Zean dan

Bughh..

Pukulah keras melayang di wajah tampan Zean. Dan alhasil, ujung bibir Zean mengeluarkan darah segar.

Bugh..

Pukulan balik yang di lakukan Zean ke Higer membuat rahang Higer lebam.

"CUKUPPP ASTAGA" teriak Zafa yang berusaha mengehentikan Zean dan Higer. Tapi tidak bisa.

Saat Higer ingin melangkan pukulan ke arah Zean. Zafa langsung berlari ke depan Zean dan

Bugh..

"Aww" ringis Zafa memegang bibir nya yang berdarah dan tiba tiba penglihatannya kabur.

"Zafaaaa zaff"

Hanya itu yang bisa Zafa dengar dan gelap.

***

Author POV

"Ehmm.." gumam Zafa yang sedang menyesuaikan cahaya lampu

Pusing, itu yg di rasakan Zafa saat mambuka mata. Samar samar ia mendengar suara perdebatan di luar kamar, dengan kepala yg masih pusing, Zafa berjalan menuju pintu untuk menguping pembicaraan yang ia yakini adalah Higer dan Zean

"Mau lo tuh apa sih?Lo tuh mikir pake otak. Mana mungkin Zafa kayak gitu!"
Terdengar suara Higer membentak Zean.

Tak terdengar balasan daru Zean.

"Kenapa? Lo cemburu"  Ujar Higer.

Zafa berjalan keluar kamar untuk menghentikan pertengkaran Higer dan Zean.

"CUKUP!"

Mendengar teriakan itu Zean dan Higer menghentikan debat mereka.

"Zafa, kamu ngapain jalan. Astaga luka kamu!" Higer berjalan ke arah Zafa berniat untuk memeriksa luka di wajah Zafa.

"Tuh kan belum kering kamu udah bangun"
Zafa tak membalas perkataan Higer. Ia sedang sibuk memperhatikan pria yang telah menghinanya.
Padahal dia adalah orang yang sangat Zafa syg.

Zean membalas tatapan Zafa.
Menyesal. Itu yg ada di otak Zean. Dia benar benar menyesal telah mengakatan kalimat yg jujur dia bah tak menyadarinya.

Zean berjalan mendekati Zafa.
"Zaf..." ujar Zean mencoba mendekat dengan Zafa.

Zafa mundur selangkah untuk menghindari Zean.

"Higer, aku mau pulang dulu yahh, kamu jangan lupa makan, kamu masih sakit" ujar Zafa kepada Higer.

"Kamu masih sakit" balas Higer

"I'm okay. Aku pulang dulu yah"

Zafa berjalan melewati Zean. Waktu terasa berhenti anata Zean dan Zafa.

Gue benar benar nyesel Zaf.. batin Zean.





TBC🍑

Love struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang