Lima menit merenung aku sadar bahwa seiring waktu cinta bisa pudar. Entah itu karena apa? Kepercayaan yang tidak kokoh atau manusia nya yang tidak ingin mengokohkannya.
***
"BUNDA ......... " Aku menghampiri Bunda yang meringkuk dalam kamar dengan sesekali bahunya naik turun.
Iya aku tahu.
Bunda menangis.
"Bunda ... " ucapku sekali lagi. Kali ini sambil memeluk nya.
"Kalo Bunda gak kuat. Asya gapapa hidup tanpa orang itu." Bunda menatapku lemah kemudian memejamkan mata. Pelan.
Kemudian tangan Bunda beranjak menuju anak rambut di dahiku dan mengelusnya. Aku menatap Bunda sedih. Sedangkan Bunda malah menggelengkan kepala. Aku benci. Bunda harus berubah tapi aku gak bisa apa-apa."Seburuk apapun orang yang kamu sebut orang itu , dia tetap Ayah kamu" ucap Bunda sembari mengelus rambutku, lagi.
Mendengarnya , membuatku mau tidak mau menggelengkan kepala.
"Aku gak punya Ayah." Aku mengucapkan itu sambil menunduk tidak berani menatap mata Bunda. Aku anak sulung. Aku gak boleh nangis. Kalau aku menangis, Bunda akan sedih. Dan menatap Bunda tidak bisa membuatku menahan air mata.
"Kamu gak boleh gitu"
"Lalu aku harus apa?"
"Asya ... " ucap Bunda lemah.
"Kenapa" Tanyaku.
Pertanyaan itu mencelos saja dari mulutku. Aku bertanya , kenapa? Iya kenapa aku tidak boleh mengatakan itu. Aku muak.
"Karena dia Ayah kamu, Nak." Bunda mengatakan itu sambil menangis. Aku semakin tidak kuat saja. aku semakin membencinya.
Sangat membencinya.
"Bun, mana ada sih seorang Ayah yang giniin Istrinya, Anaknya, Keluarganya. Gak ada Bun." ucapku menggebu.
"Tugas Seorang Ayah itu menjadi imam keluarganya. Bukankah begitu? Ayah itu harus memberikan kasih sayang, kenyamanan dan kehangatan sebuah keluarga."
"Dan aku gak menemukan itu di dalam diri orang itu. "
"Hidup itu ujian Asya, Dan ini adalah ujian untuk kita."
"Tapi sampai kapan Bun?"
"Setidaknya untuk saat ini , Bunda masih kuat." Ucap Bunda sambil mengelus tanganku.
Kemudian aku menatap bunda, melihat mata teduhnya. Mata yang selalu membuatku tenang dalam keadaan apapun.
"Kalau Asya yang gak kuat gimana, Bun"
"Asya anak Bunda?"
Aku mengangguk.
"Berarti Asya juga kuat seperti Bunda, ya." Bunda tersenyum kemudian menarik tangannya ke arah bibirku , seakan memerintahkannya untuk ikut tersenyum.
"Asya sayang Bunda"
Dan aku mengucapkan itu sambil tersenyum dan memeluk Bunda.
***
Hanya dentingan sendok yang terdengar, saat aku makan malam bersama Bunda. Setelah kejadian tadi, Bunda menenangkan ku, dan aku menenangkan Bunda.
Kami memang cocok. Dan aku tahu itu. Aku perasa, Bunda lebih.
Aku cengeng, Bunda lebih. Maka dari itu, aku sama Bunda gak bisa hanya berdua. Karena kalau hanya berdua, tahu sendiri apa yang akan terjadi, ketika dua perempuan perasa dan cengeng bersatu.
Aku makan tenang dengan Bunda hingga terdengar suara nyaring berasal dari arah pintu utama menyambut.
"Duh makan kok gak ajak-ajak sih."
Aku belum cerita. Anak kecil bersuara nyaring itu Adikku, dia baru pulang les. Mungkin
"Emang." jawabku ketus.
Dia malah tertawa lebar mendengar jawabanku. Dan itu menyebalkan.
"Kakak makin lucu ya Bun." Dia menatap Bunda sambil melirikku dengan senyum usilnya. Dan aku tersenyum tipis.
"Udah cepet makan." suruh ku seraya mencubit pipi tembemnya.
"Aww ...... " Saras berteriak memegang pipinya sakit. Iya, namanya Saras. Saras aninda. Dan kini tengah menatapku tajam.
Hahaha, rasanya jiwa usilnya berteriak keseanangan sekarang mendengar kesakitan nya.
"Rasain, wleee" kataku dengan mengeluarkan lidah.
"Kalian ini, Saras, Asya, "
"Cepet makan" Lerai Bunda.
Ucapan Bunda barusan membuat Aku dan Saras segera melanjutkan aktivitas malam ini.
Makan malam.
Aku bahagia melihat bunda dan saras dihadapanku sekarang. Aku ingin menghentikan waktu saja supaya kami bertiga bisa hidup bahagia, selamanya.
Dan tentu
Tanpa adanya Orang itu.
***
Hello, selamat malam. Hari ini 559 kata. Doain semoga besok bisa update lagi. Hehe
kemungkinan Bab 2 masih tentang kisah keluarga Asya. Tapi jangan khawatir soal percintaan Asya nanti juga kalo udah waktunya juga terjadi kok. Kemungkinan di Bab ke 4/5 an baru mulai kisah pribadi Asya.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.
![](https://img.wattpad.com/cover/150785101-288-k344942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Change #wattys2018
Novela Juvenil"Hidup lo abu-abu, jadi perlu gue warnain sedikit biar lebih indah." -R *** Ini hanyalah sebuah kisah klasik anak SMA yang jatuh cinta pada masanya. .