11. Sabtu Malam

8 2 0
                                    

Chapter sebelas.

Aku baru menyadari, mengapa setiap kali memulai percakapan denganmu selalu diakhiri senyum yang terbit di bibirku.


****


BAU harum masakan bunda tercium di hidungku ketika aku baru saja mengganti pakaianku dengan pakaian rumah selepas mandi sore.

Aku segera menarik langkah menuju dapur, ternyata disana ada bunda yang sedang memasak dan Saras membersihkan jamur.

Baru saja aku menghentikan langkahku di dapur tiba-tiba suara saras menyahut "Tumben nih nyonya ratu masuk dapur."

Bibirku lantas mengerucut, "Bun, saras nih." aduhku kepada bunda.

Bunda pun hanya tertawa menanggapi aduanku.

"Ye .. Dasar tukang ngadu." ejek saras.

Sedangkan aku hanya mengeluarkan lidah.

Aku mengambil tempat untuk membantu apa yang aku bisa, aku memang jarang masuk ke dapur, kalau disuruh memilih pekerjaan rumah aku lebih memilih untuk menyapu atau mengepel rumah daripada menyentuh hal-hal yang berbau dengan masakan.

Beda halnya dengan saras, gadis itu lebih telaten dalam memasak. Mungkin memang sudah bakatnya. Ah ternyata adikku satu ini memiliki bakat juga.

"Kak, nanti bang jack kesini loh." ucap saras seraya meletakkan jamur yang sudah dicuci di meja dapur lalu menghampiriku untuk membantu mengupas bawang merah dan bawang putih.

Bang jack adalah sepupuku. Sebenarnya namanya Zakaria tapi maunya dipanggil bang jack, biar keren katanya.

Dia sekarang sedang kuliah semester 7 di Unair jurusan arsitektur, setiap malam minggu memang suka mampir kesini. Karena bang jack memang dekat sekali dengan keluargaku terutama denganku. Sampai sepupuku yang lain pun kadang iri melihat bang jack yang lebih perhatian denganku daripada mereka.

Bang jack memang sayang padaku, Dia kakak goals banget lah pokoknya.

Aku bersyukur meskipun aku tidak mempunyai saudara kandung laki-laki tetapi aku mempunyai bang jack yang kasih sayangnya sudah mencukupi sebagai kakak laki-laki.

Tapi, kalau bang jack hari ini kesini. Berarti sekarang malam minggu dong. Dan bukannya aku ada janji sama ...

Ah, Aku menoleh ke saras "Bang jack kesini? Memangnya sekarang hari apa?."

"Hari sabtu."

Saras yang melihatku sedang kalang kabut seketika melongo. Kemudian mengerutkan dahinya seraya bertanya "Kenapa sih?"

"Gue ada tamu."

"Tamu bulanan?."

Aduh, dodol banget sih Saras.

"Bukan, ogeb. Kakak kelas gue mau kesini."
Ucapku.

"Siapa, Sya." sahut bunda, yang mungkin mendengar percakapanku dengan Saras.

"Kakak kelas Asya, bunda. Katanya sih mau belajar bareng." jelas ku.

"Yaudah coba hubungi dia dulu deh, kalau memang jadi kesini, biar bunda bisa siapin camilan."

Aku lantas mengangguk "Yaudah deh Bunda, Asya ke kamar dulu ya. Mau ambil HP sambil ngehubungin orangnya."

Kemudian aku melangkah cepat menuju kamarku.

Samar-samar terdengar suara Saras yang sempat berteriak "Kakak kelas lo cowok apa cewek. Kalau cowok, pacar lo ya!!."

"Bacot ... !!!" teriakku.

How To Change #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang