Sekarang Ayi, Ify, dan Lia sudah melepaskan masa putih birunya.
Dan senanganya hari ini adalah hari pertama kalinya bagi mereka untuk merasakan bagaimana sih rasanya, memakai seragam putih abu abu yang selalu disebut sebagai masa paling indah disekolah ini."Ciee yang udah jadi anak SMA.." ucap Angga menggoda Ayi.
"Yaiyalah kan udah gede anak mamanya.. yanggak.." timpal nyonya rumah, mama Ayi dan Angga.
"Ihh.. terus selama ini aku nggak gede ma?" Gerutu Ayi.
"Haha.. emang lo nggak pernah dianggep gede Yi!" Kali ini Angga yang menimpal.
"Ihh enggak gitu maksud mama.." Balas mama.
"Udah sarapan dulu nanti telat" Lanjut mama.
"Ayi kamu pergi bareng kak Angga ya"Ucap Mama disela sarapan mereka.
"Yahh nggak mau Ayi mah. Pokoknya Ayi nggak mau pergi dianterin kak Angga. Nanti adanya Ayi pulang kerumah nggak berbentuk dicakarin fans fansan nya kak Angga!" Ayi berucap sambil bergidik ngeri membayangkan hal itu terjadi.
"Yehh lebay lo. Nggak kayak gitu juga kalik!" Balas Angga.
"Ihh terus siapa yang nganterin kamu? pak Amin mau nganterin Mama kebutik"
"Terus Papa?" Tanya Ayi lagi.
"Papa ke Jerman lagi tadi pagi" timpal Angga.
"Ralat tadi malem" sambung Angga dengan wajah taksuka.
Memang Papa Angga dan Ayi atau Mr. Roy ini jarang sekali berada di rumah. Bisa dibilang Mr. Roy lebih mementingkan bisnis dan kriernya.
Pernah suatu waktu, Mama mereka sedang sakit dan hanya mengurung diri dikamar. Waktu itu Mr. Roy saat itu sedang berada di London mengurus perpindahan perusahaan induk disana.
Angga saat itu masih berumur sembilan tahun, masih kelas empat SD dan Ayi yang masih kelas tiga SD, Angga sudah berulang kali menelfon Mr. Roy karna mama mereka sedang sangat kesakitan, namun panggilan tersebut berulang kali juga dialihkan.
Pada saat itu, bila Cintya, yang merupakan teman dekat Mama mereka tidak sedang berkunjung kerumah untuk mengajak pergi arisan, mungkin Ayi dan Angga sudah kehilangan orang yang paling berharga seumur hidup mereka.
"Yaudahdehh.." ucap Ayi yang memecahkan kecanggungan yang terjadi diselah makan sarapan mereka.
****
Seperti yang diharapkan, Ayi tidak akan pulang dengan tubuh tak berbentuk. Ternyata hal hal yang dipikiran Ayi mungkin tidak akan pernah terjadi. Para fans Angga hanya sedikit melirik, berbisik lalu berlalu.
"Nanti pulang nggak usah tungguin Ayi ya kak, gue pulang sama Ify" ucal Ayi sambil memeberikan helemnya kepada Angga.
"Yeh.. siapa juga yang mau nungguin lo?" Jawab Angga.
Ayi hanya menedengus dan kemudian melanjutkan langkahnya untuk mulai mencari kelas barunya.
*****
"Ayii!! Kita sekalas lagii!" Itulah kalimat yang menyambutnya yang masih berdiri diambang pintu.
Lama lama beneran bakal nggak waras nihh gue sekelah terus sama mereka. Batin Ayi.
Ayi hanya berbalik menggalkan kelas yang sudah ia ketahui setelah menaruh tasnya. Sekarang ia ingin pergi kearah kantin sekolah. Ayi bukannya lapar, tapi ia ingin menghindar dari Lia.
Sedangkan Lia sudah menjadi bahan tetawa oleh Ify.
Kantin tidak terlaku rame, mungkin hanya golongan orang yang belum sarapan yang ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AN
Teen FictionHanya kejailan dan keisengan semata yang mengawali kisah cinta mereka. Hanya karna ada semacam reunian karna ada yang baru pulang dari jerman. Hanya karena ingin pergi membawa motor, terus dijailin. Nggak sengaja kedenger sama makhluk ciptaan tuhan...