"Bang! HP yang ada di laci kamar gue mana?"
"Mana gue tau.."
"Mah, kunci lemari Ayi mana?"
"Kan biasanya di laci"
"Bang Angga! Lo yang make terakhir kunci lemari gue kan!"
"Gue ngga tau Ayi..."
Ayi sangat pusing pagi ini. Barang barang Nalan yang ada padanya, mendadak hilang entah kemana.
Tapi semua itu hanya kelalaian dan ketidak telitian Ayi semata, dari ponsel Nalan yang ada dilaci nya hilang karna ternyata ada di laci lemarinya. Dan kunci lemari yang menyimpan jaket Nalan ternyata kuncinya ada di saku baju SMA nya sendiri.
Ya, begitulah Ayi, sangat sering berbuat ceroboh dan tidak teliti.
"Sama lo sendiri kan?" Angga bertanya dengan nada sedikit mengejek, dan Ayi hanya tersenyum malas yang hambar sambil membuang muka.
"Udah, sana pergi. Udah mau telat ini" Ucap Sarah.
"Yah, tapi Ayi belum sarapan ma"
"Itu, ada bekal buat sarapan disekolah" ucap Sarah yang sedang sibuk dengan panggangan kuenya.
"Udah cepetan, udah telat nih!" Seru Angga yang sudah siap berangkat ke sekolah.
Ayi hanya menurut dengan ekspresi masam yang terletak pada wajahnya.
****
Bell berbunyi serentak dengan sesampainya Ayi di sekolah. Bell yang menandakan kelas dan murid sudah harus siap untuk memulai pelajaran pertama di SMA Merdeka.
Ayi turun dari motor, memberikan helm kepada Angga, dan bergegas lari ke arah kelasnya.
"Dek!"
"Gue duluan" ucap Ayi sambil mempercepat langkahnya.
"Jangan lupa jaket Nalan balikin!"
Ayi mengerem mendadak. Untungnya tak ada bekas air hujan di jalan menuju kelasnya, kalau ada Ayi mungkin sudah menjadi bulan bulanan tertawaan dan juga sudah nyemplung kelumpur kotor.
Ayi melupakanhal itu, hal yang membuatnya telat datang kesekolah.
Akhh! terserah dengan itu, saat ini adalah menyangkut hal yang lebih penting dari omelan Nalan gila!
Ini menyangkut impiannya, hidup dan matinya! Apa lagi kalau bukan ulangan? Dan parahnya ini ulangan matematika! Jika boleh berkata kasar Ayi mungkin sudah mengatakannya dari tadi.
"Bangsat!" Ayi mengangkat tangan, ia sudah menahan agar tak mengatakan hal itu dari dimotor tadi. Jika bukan karna ada Angga, ia sudah melafaskan hal tersebut di sepanjang jalan tadi.
Ayi menoleh, menatap Angga yang tak bersalah dengan tatapan membunuh. Bisahkah ia menjadi kurang ajar? Tentu bisa, tapi bolehkah?, itu masalahnya!
Angga mengangkat tangannya pula, ia tak mau berurusan dengan jelamaan Ayi yang itu. Ganas, seperti singa!
Ayi melajutkan langkahnya dengan mode senggol bacok yang telah berstatus on. Dengan wajah yang sangat tertekuk.Ayi sanpai kekelasnya dengan napas terengah engah. Ia berhenti didepan pintu, dan mengatur napasnya agar stabil.
Tok..
Tok..
Tok..Tiga ketokan itu cukup untuk mengalihkan pandangan orang orang yang tengah fokus mengerjakan soal soal, dengan suasana kelas yamg penuh dengan khidmat. Hanya suasananya saja, tidak dengan kenyataan dari pikiran pikiran para siswa yang pusing ingin mencari jawaban dari soal soal didepannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AN
Fiksi RemajaHanya kejailan dan keisengan semata yang mengawali kisah cinta mereka. Hanya karna ada semacam reunian karna ada yang baru pulang dari jerman. Hanya karena ingin pergi membawa motor, terus dijailin. Nggak sengaja kedenger sama makhluk ciptaan tuhan...