Mungkin sudah sekitar dua minggu Ayi menjalankan kehidupan persekolahannya di SMA Merdeka.
Gosip gosip antara Ayi dan Nalan mulai menyeruak sejadi jadinya. Ayi awalnya tak begitu mementingkan akan hal tersebut, pikirnya gosip mereka, seperti gosip pada umumnya. Akan hilang dimakan waktu.
Namun, sepertinya perhitungan Ayi salah besar. Gosip itu malah makin menjadi makin lamanya.
Ayi makin lama makin tak tenang. Mungkin ada yang setuju dengan gosip hubungan mereka, tapi masih ada juga yang tak menyukainnya.
Seperti Wenda misalnya. Wenda Astriana yang berstatus sebagai mantan jadi jadiannya Nalan. Status pacaran mereka hanya sebatas keisengan lewat medsos yang mengatas namakan Nalan.
Sang biang kerok masalah, YAYAN KURNIAWAN menjadi pelaku utamanya.
"Yi! Lo nyatet tugas sejarah kemaren nggak?"
"Udah langsung intinya aja, nih!" Ayi memberikan sebuah buku yang bersampul kepala kelinci berwarna pink kepada Lia.
"Lo udah Fy?" Tanya Ayi.
"Udah dong, kalo belom bisa kena amuk gue sama Kadim"
Ayi hanya merespond dengan anggukan kecil kepada Ify.
Ibu Yuli masuk kekelas dengan membawa tumpukan gulungan kertas yang dibantu dengan Dino, seorang dengan jabatan ketua kelas.
"Li, buku gue balikin bu Yuli udah masuk nih"
"Bentar satu paragraf lagi,"
"Nah udah, nih makasih, muahh" sambung Lia dengan berumpamaan memberikan tiupan yang membawa sebuah kecupan.
Ayi tak merespons hanya kembali mencoba memfokuskan diri untuk pelajaran yang diterangkan.
****
Kelas Ayi saat ini sedang rusuh, seperti sebuah pasar saat jamnya para ibu ibu membeli keperluan dapur.
Namun, kelas Ayi bukan rusuh karna para ibu ibu membeli keperluan dapur, tapi karna lagi jam kosong.
Jangan salahkan kelas Ayi dulu, hampir seluruh kelas di SMA Merdeka memiliki jam kosong semua. Alhasil, koridor kelas, lapangan, dan terutama kantin, bahkan taman belakang, pun, dipenuhi oleh para siswa yang sedang menikmati apa arti dari nama SMA mereka, SMA MERDEKA.
"Ih itu yang pacaran sama kak Nalan itu kan?"
"Kak Nalan? Yang ketua osis ganteng gunung es itu?!"
"Iya yang it-"
Ayi menoleh kearah pintu yang menjadi sumber suara.
"Tuhkan dia liat, lo sih, kalo ngomong volume itu dikecilin"
Ayi hanya menghembuskan nafasnya. Memendam wajahnya diatas meja.
"Yi. Gue dari tadi denger hal hal yang sama mulu' deh"
"Emang lo denger apa Fy?" Tanya Lia masih sambil menatap layar ponselnya.
"Yah denger tentang Ayi sama Nalan. Gosipnya nyebar cepet banget!"
"Iyadong, siapa dulu nih? Lia dong kan yang nyebarin" ucap Lia membanggakan dirinya.
Ayi sudah tak mengerti demgan temannya yang satu ini. Bykannya meminta maaf dan merasa tak enak. Dia malah membanggakan diri dengan kelacauan yang ia buat.
Ayi memilih beranjak dari tempat duduknya.
"Keluar yuk"
"Kemana?" Tanya Ify.
"Kelapangan aja yuk" sahut Lia.
"Emang ada apa?"
"Katanya sih, ada tanding basket, anak kelas dua katanya"
"Kelas ka Nalan nih ayok!" Sambung Lia.
"Nggak mau ah gue. Nanti dikirain mau liatin ka Naln main basket lagi" sahut Ayi.
"Emang lo niatan kayak gitu?" Tanya Ify.
"Engga' lah!" Balas Ayi.
"Yaudah, ayok lo kan nggak punya niatan layak gitu. Napa dengerin omongan orang sih" jawab Ify.
"Ihh. Tapikan,--"
"Udah ayok" sahut Lia sambil menggandeng tanya Ayi dan menariknya keluar kelas.
***
Di SMA Merdeka bila ada pertandingan basket resmi, akan ada dilaksanakan di lapangan khusus didalam ruangan. Tapi bila hanya pertandingan antar kelas atau dadakan, hanya akan dilaksanakan di lapangan terbuka. Seperti saat ini.
"Ihh itu pacarnya kak Nalan ya?"
"Ihh sweet banget sih pacarnya kak Nalan, pake bawa air mineral pula"
Itu ucapan contoh dari orang orang yang menyetujui hubungan mereka, kelak?
"Ihh itu cewek yang dikabari deket sama kak Nalan? Gatel banget sih! Pake bawa air mineral lagi!"
Dan itu, dari sekelompok orang yang tak menyukai.
Bila ada yang bertanya tentang air mineral. Memang benar Ayi saat ini datang ke lapangn dengan membawa sebotol air meneral yang masih ber segel. Tapi itu untuk dirinya sendiri!
Tentu Ayi akan tau bila ia akan kepanasan dan kehausan dengan cuaca di siang hari begini.
"Yaelah, pada ngegosip semua ini, ini daerah tercemer ini, nggak sehat lingkungannya" ucap Ify yang memandang kesal sekelilingnya.
Pertandingan basket selesai denfan skor yang bisa dibilang tak adil?
Tim Nalan, yang beranggotalan Nalan, Angga dan kawan kawan sekalian, menang tak wajar?
Skor yang mencetak dipapan angka. 50-25.
Bila ada yang bepikiran ini sedikit aneh atau tak wajar. Entahlah, entah mungkin tim Nalan yang terlalu jago, atau tim lawan yang terlalu payah.
*****
"Ayok ke kantin!" Seru Lia beriringan dengan bunyi bel.
"Kajja!" Sahut Ify.
Ayi hanya menuruti mereka untuk kekantin sekolah pada jam istirahat ini.
"Ihh itu pacarnya kak Nalan ya?"
"Itu yang sering di gosipin itu kan?"
Seperti itulah ucapan orang orang bila melihat Ayi melewati koridor sekolah.
Tak berbeda dengan koridor sekolah atau di lapangan tadi. Dikantin malah lebih parah.
Orang orang tak sedikit yang mencibir atau memuji Ayi.
"Hadeh.. cape gue dengernya" ucap Ify.
"Gue lebih cape denger nama gue disebut sebut!" Balas Ayi geram
"Yeh maaf kali" ucap Lia.
****
Sekarang waktunya pulang kerumah masing masing, seharusnya.
"Yi ayok pulang bareng gue aja"
"Gue bareng kak Angga Li"
"Lo pulang aja duluan"
Sekelompok orang datang menghampiri Ayi. Tak hanya Ayi, Lia dan Ify ikut terkejut. Sekelompok orang dengan seragam SMA lain menghampirinya dengan tatapan menjengkelkan menurut mereka.
Ayi hanya diam memandangi. Mencoba mengingat, siapa kah mereka? Apa Ayi mengenalnya?
Maklum saja, Ayi memiliki penyakit pelupa akut yang diidapnya entah sejak kapan."Hoi!"
Mereka bertiga mengkerutkan kening dan terkejut.
Hoi?!
"Lo yang pacaran sama Nalan kan?"
"Gosip seantero ini mah!" tutur mereka bersamaan.
Ini dari sekolah lain tau dari mana?!
****
Rasasayanghae, Ayipujiss
KAMU SEDANG MEMBACA
AN
Genç KurguHanya kejailan dan keisengan semata yang mengawali kisah cinta mereka. Hanya karna ada semacam reunian karna ada yang baru pulang dari jerman. Hanya karena ingin pergi membawa motor, terus dijailin. Nggak sengaja kedenger sama makhluk ciptaan tuhan...