11 . Jalan jalan

13 3 0
                                    

Ayi hanya diam di atas motor milik Nalan. Begitu juga dengan Nalan. Walaupun mata Ayi dan Nalan beberapa kali bertemu kewat kaca spion milik Nalan.

Ban motor Nalan sedikit berdecit ketika mereka sampai di parkiran ini. Bukan sebuah parkiran Mall, restoran, atau sebagainya. Hanya sebuah taman hiburan yang baru buka beberapa hari lalu.

Dan Ayi cukup kaget ketika mereka sampai di taman hiburan ini. Di sini sangat ramai tapi tak berdesakan. Sebuah taman hiburan tetap, tapi hanya dua mingguan dibukanya dalam satu bulan. Biasanya paling lama tiga mingguan buka.

Ayi sedikit melirik ke Nalan dengan tatapan bertanya 'seriusan ini?' Dengan mata berbinar. Nalan hanya mengangguk pasti dengan sebuah senyuman yang menyelimuti. Tak menunggu lama Ayi memberikan helm yang tadi ia pakai kepada Nalan.

Nalan hanya terdiam sambil melihat langkah Ayi yang mulai menjauhinya, "Ihh Nalan ayok cepetan". Ayi menarik tangan Nalan yang masih memegang helm yang tadi ia berikan. Ayi mengambil alih helm tadi dan menarik tangan Nalan, Ayi menaruh helm tersebut ke tempat penitipan helm. Sedangkan Nalan hanya terdiam sambil menatap tangan mungil putih milik Ayi yang menarik tangan berjam milik Nalan.

Nalan tersetak tiba tiba, ia tersenyum kemudian meraup tangan Ayi yang memegang tangannya berganti dengan Nalan yang memegang tangan Ayi. Ayi berhenti berjalan yang membuat Nalan otomatis ikut berhenti. Ayi menundukan kepalanya dan melihat tangan mereka yang saling bertautan.

Ayi menatap Nalan dengan tatapan kosong, Nalan hanya merespond sambil bertanya dengan menaik turunkan alisnya yang rapi. Ayi diam saja ia masa bodoh, tadi Ayi hanya terkejut?

Mereka melanjutkan tujuan awal. Bermain serta bersenang senang.

"Kak, kita main ini yuk" ucap Ayi sambil tangan kirinya menarik tangan Nalan, serta tangan kanannya menunjuk ke arah permainan lempar jarum.

"Hemm" Nalan sedari tadi hanya menjawab dengan hemm dan iya. Mungkin tak mau membuang tenaga?

"Ihh kak Nalan, dari tadi tu jawabnya cuma hemm, iya, hemm, iya. Kenapa sihh, ngga ikhlas bayarin permainan nya? Nyesel ngajakin Ayi jalan jalan? Atau kakak lagi sakit?" Ayi berseru dengan nada terburu buru, ia cukup kesal mendengar jawaban dari Nalan yang selalu singkat. Mungkin bagi orang lain yang tau Nalan bagai mana sih itu hal yang biasa. Tapi ini Ayi, orang yang paling tak suka diberi jawaban secara singkat.

"Iya Ayi, ayok kamu main apa?" Nalan bertanya dengan nada yang sangat lembut.

"Nahh.. gitu dong dari tadi kek jawabnya kayak gitu" ucap Ayi sambil sedikit menyiku lengan panjang milik Nalan sambil sedikit tersenyum, berbeda dengan ekspresi wajahnya yang tadi ditekuknya.

"Hahaha" Nalan sedikit tertawa sambil mengusap usap rambut halus milik Ayi.

"Ihh.. kak jangan pegang pegang rambut Ayi, nanti tambah berminyak" Ayi dengan cepat menyingkirkan tangan Nalan yang mengusap rambutnya. Ini belum jadwalnya keramasan, itu yang dikhawatirkan Ayi.

Memang Ayi sedikit tidak menyukai keramas. Mungkin memang aneh. Tapi itulah yang ada, Ayi memang tidak menyukai keramas sejak kecil menurutnya itu menakutkan, menutup mata dengan keadaan bernapas yang agak susah itu membuat Ayi membenci yang namanya keramas.

***

Sekarang berdebat antara naik atau tidak. Didepan mereka saat ini ada wahana mengerikan yang dibenci oleh Ayi, Roller coster.

Wahana dengan ketinggian yang di sertakan dengan kecepatan yang menurut Ayi itu menakutkan serta mematikan.

Ayi merengek tak mau naik wahana tersebut. Cemberut dan sedikit menghentakan kakinya cukup membuat Nalan tambah kngik mengusiknya. Bukannya luluh untuk menuruti kehendak Ayi Nalan justru tambah ingin mengusil kan Ayi lebih.

Memang sedikit lucu. Entah Ayi nya atau Nalan nya.

Rasasayanghae, Ayipujiss.

ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang