12 . Jalan jalan #2

7 0 0
                                    

Perjalanan di taman hiburan mereka hari ini belum berakhir. Walaupun sekarang sedah menunjukan pukul lima sore dan mataharipun sudah dari tadi mulai turun ingin berganti bulan di kawasa Jakarta ini.

Hanya ingin memberi tahu, Nalan dan Ayi sudah lebih dulu menjalankan tugas wajib mereka, tugas wajib makan, bergandengan tangan, menaiki seluruh wahana di taman hiburan, sampai yang paling wajib, menunaikan ibadah wajib mereka sebagai umat beragama islam. Nalan dan Ayi memang patut di contoh ya teman.

"Ay, pulang yuk udah jam lima" Nalan berucap sambil melirik sedikit kearah jam tangan miliknya.

Jujur Nalan sedikit terkejut saat mengetahui bahwa sekarang sudah menunjukan pukul setengah enam sore, ia yakin nanti mamanya akan bertanya hingga ke akar permasalahan, inilah salah satu penyebab Nalan jarang sekali keluar rumah walau hanya sekadar untuk bermain bersama Yayan dan Angga. Mamanya bisa dibilang telalu kepo atau terlalu posesif dengan dirinya, mungkin karna efek anak semata wayang.

Sedangka Ayi masih fokus dengan permen kapas miiknya. Ia terlalu enggan melepas ikatan antara mulut kemerahan miliknya terlepas dengan balutan lembut nan manis dari permen kapas yang dipegannya.

Nalan sedikit mendengus melihat Ayi yang mengabaikan perkataannya.

"Ayi, ayok pulang udah jam setengah enam" Nalan kembali berucap hal yang sama kepada Ayi.

Ayi sekarang menoleh ke arah Nalan sambil menunjukan wajah memohon dengan 'agyo'. "Nalan nanti aja pulangnya ya, kita main aja lagi. Atau enngga kita jalan jalan aja dulu. Belom mau pulang, dirumah mama sama papa ngga ada cuma ada bang Angga" Ayi memang sangat lucu dengan wajah memohonnya ini.

Nalan terdiam, Ia tak sungguh tak mampu menahan gejolak aneh dalan dirinya. Rasa seperti manisnya permen kapas yang Ayi makan namun terasa seperti Nalan yang memakannya.

Nalan mengawali perkataannya dengan deheman "Ini udah jam setengah enam, bentar lagi mau magrib, udah waktunya pulang, lo itu anak cewek ngga boleh pulang lewat magrib, apa lagi sama cowok ngga dikenal"

"Kan Ayi udah kenal sama kak Nalan, lagian kak Nalan kan temen nya bang Angga, Ayi juga biasanya pulang sampe udah isya kok sama temen cowok" Ayi membalas ucapan Nalan sambil membuang tangkai permen kapasnya yang sudah habis.

"Lo itu cewek Ayi, ngga sepantesnya cewek pulang sampe malam gitu, ini Jakarta ibu kota negara, bukan desa"

"O aja" balas Ayi singkat tanpa menoleh ke arah Nalan.

"Kan sekarang udah di kasih tau, berarti ngga boleh dilakuin lagi ya Ay" perkataan Nalan hanya dibalas dengan anggukan takacuh oleh Ayi.

Ayi begitu malas untuk membahas topik tersebut. Terlalu enggan untuk berdebat, walau salah satu kegemaran Ayi adalah debat.

Sedangkan Nalan hanya menghela nafas. Hanya untuk kali pertama dan hanya berapa jam ini Nalan sudah mengetahui sifat dan watak-watak tersembunyi dari Ayi. Sifat menyenangkan dan tidak menyenangkan nya Ayi. Setidaknya setau Nalan Ayi sepertinya tidak berparas kedok hingga saat ini.

Sifat yang Nalan sukai dan tidak sukai dari Ayi adalah, kalo Ayi itu orangnya ceria banget, orang nya juga ngga jaim dan juga ngga malu-maluin. Hanya satu yang ngebuat Nalan ngga suka dari Ayi, Ayi itu orangnya sering banget ngebikin Nalan deg-degan
------------------------------

Jangan lupa buat klik bintang, Trimakasih  {^.^}

Rasasayanghae, Ayipujis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang