0.1

8.9K 467 8
                                    

"Hyung aish! kau benar benar tak akan bangun? lalu siapa yang akan mengantarkan aku ke sekolah?!"

Pemandangan yang cukup membuat kepala seseorang terasa pening pagi ini, orang tua mereka sedang pergi ke kampung halamannya dan Seokjin terpaksa tinggal dengan pria bergigi kelinci Jeon pest Jeongguk,

Padahal sebenarnya Jeongguk adalah adik yang paling ia say- ah ralat -yang paling ia musuhi.

"Gguk-ah, kau pergi saja sendiri! masih banyak bus yang menunggu uangmu, jangan ganggu aku! aku sangat lelah!"

Pria berbahu lebar ini kembali berusaha untuk tidur, namun sang empu yang diperintahkan malah mengguncangkan badan Hyungnya brutal.

"Yak! Hyung kau lupa!? Eomma sendiri yang menyuruhmu untuk mengantarkanku! huh dasar perjaka tua!" ujar Jeongguk sambil melemparkan guling.

"Aish, bilang apa kau?! sudah sana pergi, tunggu aku sepuluh menit."

Sang pemilik kamar mendudukan dirinya di ujung kasur, sedangkan pria bergigi kelinci itu? dia keluar dengan wajah tak bersalahnya.

Dasar anak aneh. – Seokjin.

•••

"Hyung, kau tak akan terlambat menjemputku kan?"

Jeongguk melepas helm yang tengah ia pakai lalu memberikannya pada Seokjin, tanpa menoleh kearahnya.

"Hm."

Pemuda Jeon itu pun mengangguk dan beranjak dari sana, menggendong tas bernuansa army nya dan berjalan memasuki gerbang sekolah.

"Kookie-ya!"

Jeongguk membalikkan badannya yang merasa terpanggi, ah sial! gadis Thailand itu lagi.

"Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu Lisa-ssi?! aku bukan biskuit yang sering kau beli di kedai depan!"

Lalisa -gadis Thailand- itu tertawa kecil, melihat wajah lucu disertai gigi kelinci milik Jeongguk membuatnya ingin memanggil namja di depannya ini dengan sebutan Kookie.

"Ya Jeon! kau mirip dengan cookies itu! terserah padamu! aku akan tetap memanggilmu Kookie. Jeon Kookie~" ujar Lisa sambil diiringi nada ejekannya.

Sang empu yang diejek memutar bola matanya malas, tak sadar matanya melihat hyungnya yang tengah berjalan kearahnya, lagi.

"Gguk? bukannya bel akan berdering lima menit lagi? dan siapa dia? apa dia- kekasihmu?"

Seokjin berbisik kepada Jeongguk sambil melihat Lisa yang menatapnya bingung, lalu seketika sang adik pun tertawa.

"Huh? mworago? kekasih? gadis ini? kau sudah hilang akal ya Hyung? dia temanku hahahaha."

Jeongguk menyenggol lengan Lisa yang sedang melihat ke sekitar, mengode agar berkenalan dengan hyungnya, Lisa pun melihat ke arah Seokjin.

"What? eoh- halo Oppa, Aku Lalisa."

"Seokjin, Kim Seok Jin."

"Marga kalian–"

"Kami saudara tiri." ujar Seokjin menjelaskan.

Lisa menganggukan kepalanya paham lalu beralih pada Jeongguk yang tengah memegang pergelangan tangannya, "Yak! apa yang kau lakukan Jeon?!"

"Sudah selesai kan berkenalannya? ayo kita masuk, bisa bisa aku dihukum Ssaem karena terlambat. Hyung aku duluan ya, jangan lupa menjemput adikmu yang tampan ini! sampai bertemu nanti!"

Memang pria yang banyak bicara, Jeongguk pun menarik Lisa masuk ke dalam sekolah dan Lisa hanya melambaikan tangannya pada Seokjin sambil menggerutu kesal.

"LISA-YAAA TUNGGU AKU!"

Sang empu pun berbalik, melihat seorang wanita berambut panjang mengenakan baju overall sambil berlari menghampiri Lisa.

"Huh? tunggu- Eonnie?"

Gadis berambut pendek itu berbalik, melihat siapa yang memanggil namanya. Namun,

Brukk!

"Yak! jinjja?!"

Buku yang dibawa sang gadis berambut hitam ini pun jatuh, menyisakan kertas kertas yang mengenai tanah.

"Ya! dimana letak matamu tuan?! kau tak lihat apa yang kau perbuat huh?! buku ini jatuh dan semua kertasnya berantakan! bukannya membantu kau malah memandangiku?! dasar pria menyebalkan!"

"Tunggu, ah maafkan aku."

Seokjin membantu gadis itu mengambil bukunya dan memberikannya, gadis itu tetap memandangnya penuh kekesalan dan menghampiri Lisa.

"Aku melihat ini di mejamu tadi pagi dan aku tau ini tertinggal, lain kali cek lagi bagaimana jika ini penting? kau bisa dihukum anak nakal!"

Lisa lalu tertawa pelan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal dan menerima bukunya, "Hehe terima kasih Eonnie, iya lain kali akan aku cek lagi! aku masuk dulu ya? sampai bertemu nanti"

Ia pun pergi diiringi pemuda Jeon yang tengah membuntutinya di belakang, sedangkan kedua insan yang tak sengaja bertabrakan tadi hanya diam dan saling memandang.

"dan kau?!- kenapa masih disini hah?!"

Gadis itu menatap Seokjin dengan tatapan tajamnya.

Ah bukan,

Sepertinya itu tatapan elang.

"Aku hanya- ah maaf untuk yang tadi, aku akan segera pulang dan berhati hatilah."

Seokjin melesat ke arah motornya yang terparkir dengan cukup rapih disertai perasaan yang tidak jelas.

Tunggu, jantungku kenapa? – Seokjin.


- 23618 -

don't leave me : jinsoo ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang