"Jeong..guk? siapa?"
Tunggu,
Dia tak mengenal Jeongguk adiknya sendiri?
Lalu kenapa dia mengenalku?
"Tunggu, kau tak mengenal adikmu sendiri Oppa?"
Jisoo membuka bola matanya lebar sambil melambaikan tangan di depan mata Seokjin agar kesadarannya penuh.
"Adikku?"
"Iya adikmu! Oppa jangan buat aku khawatir, kau mengenalnya kan?"
Seokjin lagi lagi menggeleng pelan sambil memegang kepalanya, "Tidak, aku lupa."
Percuma saja Jisoo bicara pada pria di depannya ini, sepertinya kesadarannya belum muncul sepenuhnya karena diingat baru saja ia membuka matanya.
"Tapi kenapa kau mengenalku?"
Pria bermarga Kim itu tampak berpikir sekejap dan duduk di ranjangnya, lukanya juga tak cukup parah sampai membuat dia kesakitan, tidak.
"Aku lupa.. dan aku baru ingat."
Jisoo memukul lengan Seokjin pelan dan sang empu hanya terkekeh, sedikit terbesit keheranan di benak Jisoo karena kekasihnya seperti telah pulih total meski baru sadar.
Tiba tiba seseorang mmebuka pintu ruang rawat ini, menampakkan sosok pria berkulit putih pucat sambil membawa makanan masuk ke dalam.
"Hyung sudah sadar?"
Yoongi masuk dan menyimpan beberapa buah buahan di meja tepat depan Jungkook yang masih tertidur lelap.
"Yoongi?"
"Ya aku Yoongi, biasa saja menatapnya nanti kau terpanah."
Jisoo merotasikan matanya malas, ia memilih untuk melihat kekasihmya sekali lagi sambil duduk di kursi yang disediakan membiarkan dua pria itu berbincang.
"Bukankah aku seharusnya memanggil dokter kesini?"
"Tak usah, aku baik baik saja."
"Kucing pun akan bilang seperti itu jika ia disuruh bertemu dokter, biar aku keluar dulu bel disini rusak."
Jisoo melangkahkan kakinya keluar ruang rawat Seokjin dan menghilang dibalik pintu, pria bermarga Kim itu menatap sahabatnya dengan tatapan yang susah diartikan.
"Bagaimana? dia sangat protektif bukan?"
"Dia menyayangiku, bodoh."
•••
"Bagaimana keadaannya?"
"Perkembangan yang cukup baik, luka di kepalanya sudah berangsur membaik dan hanya butuh istirahat agar bisa sembuh total."
Dokter Kang tersenyum kearah Jisoo dan melepaskan earpieces stetoskop yang ia gunakan untuk memerjksa Seokjin.
"Apa aku bilang."
"Baik, terima kasih dokter."
Semenjak Seokjin terus terusan membela dirinya sendiri, Jisoo merasa sedikit kesal dan bahkan ia enggan menatap kekasihnya tersebut.
Setelah dokter keluar dari ruangan tersebut, para pria kembali berbincang. Karena Jisoo tak mengerti, ia pun memutuskan untuk menghampiri satu satunya pria yang masih terlelap disana.
"Gguk–ah, bangun! Hyung menyebalkanmu itu sudah sadar."
Jeongguk mengerjapkan matanya sekilas lalu melihat Seokjin yang tersenyum kearahnya, berlari seperti anak kecil mereka pun berpelukan.
"Aigo hyung, rasanya sudah setahun aku tak menjahilimu."
"Otakmu itu tetap saja menjahiliku."
Pria bergigi kelinci tersebut terkekeh dan menjauhkan tubuhnya dari Seokjin, menganaikan atensi Yoongi padanya sejak tadi.
"Karena Hyung sudah sadar,"
"Kapan Hyung akan menikah dengan Jisoo Noona?"
Lagi lagi Jisoo membuka matanya lebar seperti yang Seokjin lakukan sambil menatap Jeongguk dengan tatapan terkejut.
"Tunggu– APA?!"
- 201220 -
KAMU SEDANG MEMBACA
don't leave me : jinsoo ( ✔ )
Roman d'amour❝ Jangan pergi. ❞ - ( js ) Mereka hanya bertemu di suatu kesempatan dan tak tahu akan dipersatukan dalam suatu ikatan, sampai dimana berpisah menjadi kata pertama dalam kamus mereka. 김석진 • 김지수 : ©23618