Hari ini anak sulung keluarga Kim itu terbangun sangat pagi, segera bersiap dan pergi ke kampus untuk kelas paginya.
"Permisi."
Pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah Namjoon dan Yoongi yang sedang berbincang, Seokjin menyimpan tas di sebelahnya dan ikut bergabung.
"Tumben Hyung datang pagi sekali?" Yang ditanya hanya cengegesan sambil memakan cemilan di tangannya.
"Entahlah, hanya ingin."
Tiba tiba seorang gadis datang ke dalam kelas dengan tergesa, lalu menyimpan tasnya di kursi yang letaknya diujung kelas.
"Ah, aku kira aku sudah telat daritadi."
Jisoo duduk dengan lesu di depan tasnya sambil menyeka dahinya yang berkeringat.
"Bukankah aku sudah memberi jadwal hari ini di group kelas?"
Namjoon bersuara dan dijawab oleh kekehan rendah Jisoo, "Charger ku hilang kemarin Namjoon–ssi."
Pernyataan itu mendapat anggukan dari Namjoon dan pandangan tetap dari Seokjin sedari tadi, Jisoo melirik kearah Seokjin dan tersenyum.
"Sedang apa? mau ikut aku Seokjin?"
Sang lawan bicara tak menggubris dan masih memandangi Jisoo dengan tatapan yang –sedikit– memuja. Oke, Jisoo mulai takut sekarang.
"Hey, Seokjin?"
"Ha?"
Jisoo tersenyum tipis lalu menarik tangannya, "Ayo ikut aku."
Selagi tangannya ditarik oleh gadis cantik ini, Seokjin masih bingung dengan apa yang terjadi. Biasa, lag karena masih pagi.
Sepanjang perjalanan menuju tempat yang Jisoo tuju sunyi, hanya ada suara Mahasiswa lain yang saling bercanda gurau juga berolahraga.
Brukk!
Sampai tiba tiba sebuah bola basket menghantam kepala Seokjin yang tak berbalut apapun, meringis dan mengusap kepalanya sendiri.
"Awh– sshh.."
"Seokjin, kau baik baik saja?" tanya Jisoo sambil memegangi kepala Seokjin meski sang pria hanya diam bergeming di tempat.
"Kenapa kau terus melihatku seperti itu?"
Jisoo mendorong pelan bekas pukulan di kepala Seokjin. Sang empu akhirnya tersadar dan semakin meringis.
"Sshh, tak apa.."
"Dari tadi kau hanya menatapku dan sekarang kau kesakitan? huh?"
"Maaf, aku tak apa– ayo lanjut jalan."
Dengan reflex Seokjin menggenggam tangan Jisoo dengan sedikit erat, sang gadis pun tak menolak malah membiarkannya.
Sekitar lima menit mereka berjalan mengitari kampus yang besar ini mereka pun sampai di aula kampus dan langsung masuk kedalam.
"Hey, Jisoo!"
Seseorang melambaikan tangannya ke arah pasangan –belum resmi– Kim ini. Jisoo tersenyum sambil membalas lambaian tangannya.
"Halo Jinyoung–ssi."
Jisoo menghampiri pria bernama Jinyoung itu dengan Seokjin yang setia mengikutinya di belakang badannya.
Berdiri di sampingnya dan melihat laptop depan mereka berdua, Jinyoung menggerakan tangannya dengan lihai di depan laptop.
"Coba kau lihat konsep ini, simple namun mahal tetapi dari semua yang aku cari aku hanya tertarik dengan konsep ini."
"Mana coba biar aku yang lihat."
Jisoo mendekatkan wajahnya ke arah Jinyoung yang tengah tersenyum ke arahnya, membiarkan Seokjin sedang mengintip –agak– panas.
"Bagaimana? kita mulai saja rapatnya?"
Jisoo mengangguk dan mengambil posisi duduk tetap di sebelah Jinyoung dan membiarkan Seokjin terdiamkan disana.
"Seokjin.."
Oh, sepertinya dia masih diingat sekarang
— 9419 —
KAMU SEDANG MEMBACA
don't leave me : jinsoo ( ✔ )
Romantik❝ Jangan pergi. ❞ - ( js ) Mereka hanya bertemu di suatu kesempatan dan tak tahu akan dipersatukan dalam suatu ikatan, sampai dimana berpisah menjadi kata pertama dalam kamus mereka. 김석진 • 김지수 : ©23618