"Aku sudah bilang kan, berhenti memanggil suami mu ini Oppa nyonya Kim."
Jisoo terkekeh pelan dan sedikit mengangguk.
Mereka baru saja kembali dari rumah sakit untuk check up rutin Jisoo, lalu sekarang di mobil untuk pergi ke kantor Seokjin.
"Haha iya, Seokjin."
"Hm?"
"Aku ingin macaron."
Seokjin menghentikan mobilnya tiba tiba dan menahan tubuh Jisoo dengan sebelah tangannya.
"Kenapa?"
"Tidak, memang macaron kemarin sudah habis?"
Jisoo pun sedikit berpikir.
Tapi memang sudah banyak stok macaron di rumah, ntah kenapa ia selalu mengidamkan itu, tapi jika sudah tak mau Jisoo akan membuangnya dan tak membiarkan orang lain memakannya.
"Hehe."
"Aish, jangan seperti itu, kau masih bisa memakannya bukan? itu sama saja menghamburkan uang dan makanan."
"Ini bukan keinginanku Tuan Kim!"
Seokjin berdecak pelan dan kembali menjalankan mobil, sepertinya dia merajuk.
"Bawa aku ke rumah Jennie!"
"Mau apa?"
"Aku ingin bertemu dengan Jennie! kenapa kau banyak tanya!?"
Seokjin kembali menghentikan mobilnya dengan pelan, "Ingin bertemu atau kau marah padaku?"
Jisoo membuang malas pandanganku ke luar mobil, sepertinya pria ini masih belum peka bahkan setelah mereka lebih dari 4 tahun kenal.
"Sayang."
Jisoo tak menggubrisnya dan tetap fokus ke pemandangan yang penuh abu pekat akibat kendaraan.
Seokjin akhirnya menggenggam tangan sang istri dan mengusap punggung tangannya dengan lembut.
"Kau ingin macaron hm?"
Jisoo sekali lagi hanya diam, "Kau mau macaron anak kecil?" Seokjin tiba tiba mengelus perut Jisoo dan dibalas anggukan singkat.
"Kenapa lebih menggemaskan induknya dibanding anaknya?"
"Lalu aku tidak menggemaskan? ya, aku tau aku memang jelek."
"Tak ada yang bilang seperti itu."
"Oh."
"Kau sangat cantik"
Baiklah, pipi calon ibu itu sudah terebus seperti kepiting. Ia tak bisa tahan bahkan dengan sedikit saja kata kata manis.
"Ayo kita beli macaron."
Jisoo kembali tersenyum dan mengangguk ke arah Seokjin dan dia langsung menjalankan mobilnya lalu pergi ke toko langganan mereka.
•••
"Ikut atau tunggu di mobil?"
Seokjin melepas seatbelt lalu beralih menatap mata Jisoo, ia hanya menggeleng sebagai responnya.
"Tunggu disini oke?"
Seokjin pun keluar dari Mobil, sedangkan Jisoo? hanya diam sambil sesekali melihat ponselnya
Ting!
Notifikasi masuk secara bersamaan di ponselnya dan ponsel Seokjin yang tertinggal ah ralat mungkin sengaja ditinggal di Mobil.
Jisoo segera membuka kembali ponselnya yang terdapat pesan baru disana.
Jendeukim(1)
: Sooya, kau sibuk?
Tidak, kenapa? :
: Temani aku membeli baju untuk Taehyung
Tunggu, Taehyung? ada acara apa? :
: Seperti biasa.
Haha, anak itu :
Baiklah, kapan? :
: Hari ini, sekarang saja aku jemput bisa kan?
Tapi, aku akan ke kantor Seokjin hari ini. :
Ah tunggu, aku akan lihat jadwal lagi. :
: Yah, baiklah kalau tak bisa pun tak apa.
Tidak, akan ku usahakan. :
: Terima kasih, aku tunggu kabarnya.
Yaa, sampai bertemu nanti. :
Jisoo menutup kembali ponselnya dan mengalihkan pandangan ke ponsel Seokjin yang menyala.
Terdapat sebuah pesan disana, ia sedikit penasaran lalu mencondongkan tubuhnya untuk melihat lebih jelas.
"Jun–"
Seketika pintu mobil terbuka dan menampakan Seokjin dengan senyumnya.
"Kau mau ini hm?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wah terlihat enak, terima kasih."
Jisoo mengecup pipi kanan Seokjin dan dia mengelus kepalaku pelan, "Habiskan, kalau tidak tak akan aku belikan lagi."