Chapter 3

437 81 20
                                    

Kejadiannya berlangsung begitu cepat, tubuhnya nyaris ditembus oleh tajamnya pedang salah penyusup yang masih sekarat tadi. Yoona kira ia akan mati, namun Seulgi...

Yoona tak dapat menahan airmata yang mengalir turun dari pelupuk matanya, ketika melihat Seulgi yang di hadapannya, jari-jari lentiknya menutupi sebuah lubang menganga di perutnya. Sedangkan penyusup yang hampir membunuhnya itu sudah tergeletak tak bernyawa di tanah.

"Untuk apa kau melindungiku?" Bisik Yoona lirih.

Dan akhirnya tubuh Seulgi jatuh, bersamaan dengan Kyuhyun yang memejamkan kedua matanya erat.

"Aku tak pernah memintamu untuk melindungiku..."

Tubuh Yoona jatuh bersimpuh, ia menatap Kyuhyun dan Seulgi dengan kedua mata yang sudah basah dengan airmata. Apa yang harus ia lakukan? Ia tak tahu mereka berdua berasal darimana, ia tak tahu harus mencari bantuan kemana.

Yoona benar-benar kalut, ia berharap seseorang datang dan membantunya.

"Yoona?"

Seperti Minho.

Pria itu terlihat sangat terkejut melihat pemandangan di hadapannya.

"Apa yang telah terjadi?"

-oOo-

"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja mereka datang dan menyerang kami."

"Kyuhyun-ssi sekarat dan Seulgi-ssi tewas karena melindungiku..."

"Ia tewas karena diriku."

Masih teringat sangat jelas ketika Yoona menjelaskan apa yang terjadi dengan airmata yang terus-menerus mengalir turun. Dan gadis itu menangis bukan karena pertarungan yang baru saja ia lewati, ia adalah salah satu gadis terkuat yang ia kenal. Airmata itu jatuh karena suatu hal yang lain, nyawa seseorang hilang karena melindunginya.

Di luar dari dirinya yang kuat, sesungguhnya Yoona sangat lembut dan hatinya mudah tersentuh. Ia dapat menangisi kematian seseorang yang tak ia kenali, dan tentang Seulgi...pasti hatinya sangat hancur, ia merasa bermasalah.

Minho kembali ke lembah itu bersama beberapa pengawal kerajaan, Yoona tampak meringkuk di samping Seulgi yang sudah terbujur kaku.

Para pengawal mulai menaikkan Seulgi dan Kyuhyun ke tandu yang mereka bawa. Sedangkan Minho menghampiri Yoona, dan tanpa berkata apa-apa, ia membantu Yoona untuk berdiri. Yoona tak memberikan reaksi apapun, ia hanya menatap kosong ke depan, hal itu membuat Minho menatapnya iba.

"Ini bukan kesalahanmu." Bisik Minho lembut.

Yoona tak merespon Minho, ia mengalihkan tatapannya ke belakang, menatap Seulgi kemudian pada Kyuhyun. Kedua matanya kembali berkaca-kaca, ia membayangkan betapa hancurnya perasaan Kyuhyun bila mengetahui Seulgi telah tiada.

"Kyuhyun-ssi akan baik-baik saja, kau tenang saja." Ucap Minho, pria itu kemudian membantu Yoona untuk naik ke atas kudanya.

Gadis itu tetap tak merespon Minho. Dan Minho memaklumi itu, ia tahu bila Yoona masih syok saat ini.

Kuda coklat miliknya mulai membawa mereka menjauhi dari lembah itu, melewati rimbunnya pepohonan di hutan, bebatuan di sungai kemudian padang rumput yang luas. Dan setelah itu pundak Yoona yang menegang tadi mulai melemas.
"Minho-ya.." Yoona akhirnya bersuara.

"Ya?"

"Bagaimana kau menemukanku?"

"Aku tak menemukanmu di rumah, aku mencarimu ke semua tempat yang kau sukai....dan kemudian aku mengunjungi lembah itu, akhirnya aku menemukan dirimu." Jawabnya lembut.

Wind of the DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang