Chapter 21

399 89 16
                                    





Minho sudah sadarkan diri.

"Astaga, aku kira ada suatu hal yang buruk. Ternyata....semua ini sangat membuatku terkejut dan juga bahagia." Seung Yoo menghampiri Minho, di samping Minho sebenarnya ada ibunya yang tengah duduk, namun Seung Yoo enggan untuk menatap dan menyapanya.

"Eomonim mengatakan kepadaku bahwa kau berhasil menemukan penawar racunnya, gomawo hyung." Ujar Minho seraya tersenyum tipis.

Seung Yoo tertawa kaku, "Aku hanya beruntung,"

Tidak mungkin Seung Yoo mengatakan yang sesungguhnya di hadapan ibunya. Tatapan lelah Minho menangkap raut wajah Seung Yoo yang seperti menyembunyikan sesuatu, walaupun ia tak tahu pasti apa, tetapi ia yakin pasti berhubungan dengan gadis yang ia cintai.

"Minho-ya, sebenarnya apa yang membuatmu melakukan hal konyol malam itu?" Ibunya bersuara.

"Eomonim, saat ini keadaan Minho belum sepenuhnya membaik, lebih baik eomonim bertanya padanya saat Minho sudah benar-benar sehat." Seung Yoo berucap datar, ia tahu Minho saat ini tak dapat berkelit.

Ibunya seakan baru menyadari, akhirnya memilih untuk mengurungkan rasa penasarannya terjawab dan akhirnya berpamitan keluar, Minho membalasnya dengan sebuah senyuman tipis sedangkan Seung Yoo hanya menatap datar ke depan.

Di kamar Minho sudah tidak ada siapapun selain mereka berdua, namun tetap saja bukan hal yang baik untuk membicarakan tentang rencana mereka atau Yoona di tempat ini.

"Aku tahu kau sudah menyimpan banyak pertanyaan, tetapi bukan saat ini." Seung Yoo berbisik.

Minho mengangguk paham, "Bagaimana bila besok?"

"Apa kau yakin? Kau belum sepenuhnya membaik."

"Kau harus percaya kepada hyung, ketika aku membuka mata....aku yakin aku sudah kembali seperti sedia kala, semua itu karena mengingat dirinya."

"Baiklah," Seung Yoo menepuk pelan pundak Minho. "Besok kita akan berbincang panjang, jangan sampai mereka semua tahu kemana kita akan pergi."

"Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi, hyungnim."

Ketika ia tak sadarkan diri, banyak hal yang ingin ia ketahui tentang Yoona. Apakah gadis itu baik-baik saja, apakah ada air mata lagi yang jatuh dari kedua mata indahnya, begitu banyak yang bahkan ia tak mampu jabarkan satu persatu.

Minho tidak peduli tentang Kyuhyun atauoun pernikahan mereka yang pasti akan segera digelar, ia hanya peduli pada Yoona.

"Satu hal yang harus kau tahu, Minho-ya,"

"Temanmu baik-baik saja."

Tanpa dapat Minho sembunyikan, airmatanya perlahan-lahan mengalir turun. Mendengar hal itu dari Seung Yoo membuat beban di hatinya pergi begitu saja.

"Gomawo hyung."

Minho tidak sabar menunggu hari esok untuk mengetahui selebihnya tentang Yoona.

"Aku harus kembali, mereka akan curiga bila aku terlalu lama disini,"

"Lanjutkan tidurmu."

Pria itu kembali menganggukkan kepalanya lalu mengiringi kepergian kakaknya dengan tatapan lemahnya yang berkaca-kaca.

Minho tidak yakin ia dapat tertidur malam ini, ia sudah tertidur cukup lama dan ia melewatkan setiap detik, menit dan jam untuk melindungi Yoona, maka mulai saat ini ia takkan pernah sudi kehilangan 1 detikpun dari Yoona.

Wind of the DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang