Chapter 16

470 86 37
                                    



Di antara mereka tidak ada yang bersuara lagi, selama perjalanan yang mereka lalui, hanya sesekali Yoona bersuara untuk memberi tahu Kyuhyun dimana tempat yang akan mereka tuju.

Jeo haneure geudaereul geurimyeon olkkabwa

Nae gyeoteuro olkkabwa ireoke gidaryeoyo

Nae pumane geudaega namgyeodun sarangi

Mereka akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju, sebuah air terjun yang di sisi kanan terdapat beberapa bunga berwarna merah, bunga Rosella. Dengan tidak sabar Yoona turun dari atas kuda, rasanya ia sangat lega dan juga bahagia karena ingatannya akan tempat dan bunga itu benar.

Untuk sampai ke sisi kanan itu, ia harus melewati batu-batu yang tersebar di aliran air.

"Berhati-hatilah." Kyuhyun memperingatkan, ia mengikuti Yoona dengan hati-hati di belakang.

Terakhir kali ia datang ke tempat ini tiga tahun lalu bersama Minho, mereka tak pernah mengunjungi tempat ini karena terlalu jauh dari pusat kota. Dan ketika ia datang kembali ke tempat ini, menginjakkan kakinya lagi, rasanya semua kenangannya bersama Minho di tempat ini langsung menghujam dirinya layaknya batu besar.

Ia sangat merindukan Minho.

Yoona segera memetik lima bunga Rosella kemudian ia masukan ke dalam kantung yang sengaja ia bawa dari rumah.

"Kuharap kau selamat, Minho-ya." Batin Yoona penuh harap.

Kyuhyun mendekati Yoona, "Apa cukup?"

"Kurasa sudah cukup, jeoha." Jawab Yoona, ia sama sekali tidak menatap Kyuhyun.

"Tatap aku dan tersenyumlah..."

"Setelah mengantar bunga ini padanya, apa kau masih mau bersamaku?" Pertanyaan Kyuhyun benar-benar membuat Yoona terkejut bukan main. Gadis itu akhirnya mau menatap Kyuhyun, berusaha mencari tahu apakah Kyuhyun baru saja salah bicara atau pria itu memang ingin mengucapkan kata-kata itu.
"Apa maksudmu, jeoha?"

"Aku masih ingin bertemu denganmu."

Yoona tak tahu mengapa Kyuhyun sangat suka membuat hatinya terombang-ambing, pria itu mewanti-wanti dirinya untuk tak berharap lebih padanya, tetapi mengapa sikap dan perkataannya justru ingin membuat Yoona semakin jatuh kepadanya.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?"

"Yoona?"

Yoona tersadar dari kebisuannya, ia mengangguk pelan. "Ye, jeoha. Aku akan bersama jeoha hingga abeonim pulang."

Hoksina sarajilkka duryeowoseo nan

Oneuldo nan geudae eolgul bulleoyo

Barame nallineun kkochip ttara

Keadaan Minho belum membaik, bahkan semakin memburuk. Para tabib sudah mengganti berbagai ramuan yang mumpuni tetapi pemuda itu masih menggigil dalam ketidaksadarannya, wajahnya juga begitu pucat.

Seung Yoo menatap Minho sedih, sedari tadi ia selalu melantunkan doa agar adiknya dapat bertahan, dan juga berharap Yoona berhasil menemukan bunga Rosella itu.

"Minho-ya, sadarlah nak."

Pria itu melirik sinis pada ibunya yang duduk di samping Minho. Ingin rasanya ia mengutarakan semua rasa marahnya.

Wind of the DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang