The Wildfire

360 49 17
                                    

Ari
Jakarta, 20 Mei 2023.

"Kementerian kesehatan telah memberikan pernyataan resmi, mengkonfirmasi kasus pertama virus Wildfire di Indonesia."
Kami menyaksikan televisi (TV) dengan cemas, pembawa berita di salah satu saluran TV menampilkan sesi jumpa pers dengan menteri kesehatan. Kemungkinan besar, aku lagi-lagi harus menjalani hidup di tengah wabah.

"... Pasien nomor satu kini telah diisolasi, dan mendapatkan perawatan terbaik di ruang isolasi Rumah Sakit Pershabatan, Jakarta Timur. Kami akan segera mengadakan rapat umum pemerintah pusat dengan Dewan Perwakilan Rakyat, untuk membahas pencegahan penyebaran virus Wildfire."
Pidato Menteri Kesehatan.

"Telat dua hari, baru diumumin... Gak belajar apa-apa mereka dari dulu,"
ujar ayah.

"Emang baru keluar kali hasil tesnya," balas Ibu.

Kabar masuknya virus Wildfire di Indonesia, telah beredar di internet sejak dua hari lalu. Beritanya, pasien pertama itu adalah seorang wanita warga negara Indonesia yang bekerja sebagai penerjemah untuk konsulat Republik Chili di Denpasar, Bali. Ia sedang dalam hari ke dua trip kerja di kedutaan besar Chili di Jakarta, kala ia check up ke rumah sakit, dan dicurigai mengidap virus Wildfire.

Artinya, wanita itu telah terinfeksi dari orang lain saat berada di Bali, karena masa inkubasi virus ini adalah dua hingga lima hari. Lalu ia telah melewati Bandara Internasional I Gusti Ngurahrai, berada di pesawat berisi ratusan penumpang, melewati Bandara Internasional Sukarno-Hatta, berada di kereta bandara, dan tempat-tempat lain selama lima hari. Belajar dari pandemi COVID-19 tiga tahun lalu, besar kemungkinan setidaknya sudah ada seribu orang yang terjangkit di Indonesia saat ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan nama resmi virus ini sebagai WIRE, singkatan dari Wildfire Virus. Sedangkan infeksi yang disebabkannya diberi nama SAIDS-Wire, singkatan untuk Severe Acute Immunodeficiency Syndrome - Wildfirevirus (Sindrom cacat imun akut berat). Sesuai namanya, virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh pengidapnya, dan dapat dengan cepat menghancurkan sel darah putih yang biasanya berfungsi untuk menyerang organisme asing yang dapat mengancam tubuh.

Cara kerjanya sama dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan Ebola, namun WIRE bekerja berkali-kali lebih kuat dan cepat. Dalam masa inkubasi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh, dan ketika gejala pertama yang menyerulai flu muncul, sel darah putih sudah mulai dimatikan oleh virus.

Semenjak awal infeksi, Wire hanya butuh dua minggu untuk mengubah pejangkitnya menjadi pengidap SAIDS-Wire. Orang yang telah mengidap SAIDS-Wire, kehilangan kemampuan natural dalam mempertahankan tubuh dari organisme asing. Pengidap SAIDS-Wire harus diisolasi dalam ruangan yang sepenuhnya steril, bahkan makanan dan minuman yang dikonsumsi harus steril. Bila tidak, penyakit sesepele Flu dapat membunuh pasien dengan SAIDS-Wire.

"Bu... Bu," panggil Aji.
Ibu menatapnya, lalu mengangkat dagunya.

"Sekolah libur lagi dong Bu?" tanya Aji.

Ibu tersenyum lalu membalas Aji.
"Libur buat kamu, kita mah tetep bayarin."

"Sely yang ngajarin," sahut Sely.
Aku, dan Ibu menertawakan keluhan Sely. Kami sedang berkumpul di ruang tengah rumah kami. Ayah dan Ibu duduk di sofa panjang yang sama, Aji rebahan di antara mereka, kepalanya di paha Ayah, kakinya di paha Ibu. Aku dan Sely duduk di kursi meja makan, yang terletak di belakang sofa panjang. Meja makan kami persegi panjang, aku duduk berhadapan dengan Sely.

Era Yang MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang