[5] Jaket

21 6 1
                                    

Pagi ini sangat cerah, lebih cerah dari biasanya. Bukan karna langitnya tapi karna suasana hati Raina lebih membaik dari sebelumnya. Dia mulai mau terbuka terhadap orang lain.

"Pagii ma, pa," sapa Raina dengan riang.

"Pagi sayang," ucap Rina sambil mengusap kepala putrinya.

"Seneng banget kayaknya, Rain. Ada apa nih?" tanya Mr. Glen.

"Hm, gapapa kok pa." jawab Rain sambil memegang jaketnya.

Rina yang melihat hal itupun mulai kepo dengan putrinya.

"Jaket siapa itu, Rain?" tanya Rina.

"Temen ma," jawab Rain sambil minum segelas susu hangat.

"Hm, temen cowok apa cewek nih?" tanya Rina sambil bergurau.

"Mulai deh ma, udah ah, Rain mau berangkat dulu" ucap Rain sambil mengambil tas nya.

"Yaudah kita bareng aja ya, Rain" seru Mr. Glen

"Boleh, pa."

Rain dan Mr. Glen berangkat bersama.

"Rain, inget jangan capek-capek ya. Jaga kesehatan kamu," seru Mr. Glen

"Iya pa, pasti" jawab Rain sambil tersenyum.

"Jaket siapa sih itu, Rain? Gebetan?" ledek Mr. Glen

"Apa sih papa, bukan. Ini jaket temen" seru Rain.

"Ya kok sampe diliatin gitu," kata Mr. Glen

"Abisnya nih ya pa, baru kali ini, Rain nemuin cowok yang sama sekali belom pernah pacaran pa. Aneh kan?" sahut Rain.

"Anehnya?"

"Ya aneh, jaman sekarang loh pa. Mana ada cowok yang belom pernah pacaran" kata Rain dengan semangat.

"Nah, cowok kayak gitu yang jarang ditemuin. Kalau udah di depan mata, pertahanin" ujar Mr. Glen dengan bijak.

"Pertahanin? Maksud papa?" tanya Rain bingung.

"Nanti juga kamu tahu, udah masuk sana" jawab Mr. Glen

"Yaudah, Rain masuk dulu ya pa."

Rain masuk ke sekolah dengan wajah tersenyum. Teringat kembali saat dia berteduh bersama Farrel di halte itu.

"Rain!!"

"Astaga, Sya. Lo bikin gue kaget tau ga sih," ucap Rain sambil mengelus dada.

"Sorry, Rain. Abisnya banyak yang mah gue tanyain sama lo" kata Ersya sambil menyengir.

"Nanya apa, Sya?" ujar Rain sambil menaruh tas nya.

"Kemaren lo sama Gerald diapain?" tanya Ersya penasaran.

Rain sempat terdiam mengingat kejadian Gerald yang membawanya ke studio dengan mengancamnya. Kasar. Itulah kata yang diucapkan Rain dalam hati.

"Rain! Kok bengong? Lo diapain sama dia?" tanya Ersya lagi.

"Tau ga, Sya. Dia bawa gue ke studio terus nakutin gue" jelas Raina.

"Hah? Nakutin apa?" ujar Ersya semakin penasaran.

"Dia bilang gue bakal bertekuk lutut mengemis cinta sama gue! Terus lo tau ga, dia sengaja nyudutin gue sampe muka dia sama muka gue deket banget! Gila ya tuh cowok!" sahut Rain dengan kesal.

Ersya terdiam mendengar hal itu.

"Sya, lo kenapa?" tanya Rain.

"Rain, itu baru trik awal Gerald deketin lo" seru Ersya.

Music and You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang