Voment gengs jan lupa
...
Pagi ini rasanya Zana mau males-malesan aja di rumah. Dia lagi gak mood buat sekolah. Perkataan Minhyun tadi rupanya cukup membuat mood dia langsung berubah.
"Assalamualikum! Oitt si cantik udah dateng, woi Zan!" Jihoon langsung berteriak dan duduk di depan Zana. Sedangkan Somi yang datang bersama Jihoon juga langsung duduk di samping Zana.
Zana masih melamun, kepalanya tergeletak tak berdaya di meja membuat Jihoon dan Somi kebingungan.
"Napa nih anak?" Celetuk Somi sambil nyentuh jidat Zana.
"Gak panas kok."
Zana menghela napas pelan.
"Zan nih, tadi gue ke loker lo. Dan seperti biasa, primadona kita dapet banyak surat dan coklat dari penggemar berat. Busettt dah." Jihoon menaruh bawaannya di meja Zana.
Memang Zana ini termasuk most wanted di sekolahannya. Gak jarang dia dapet surat cinta bahkan hadiah.
Zana sendiri selalu ngehargain itu dengan membaca surat-suratnya. Tapi pagi ini Zana males banget buat ngangkat kepalanya, nafas aja males.
"Zan nih baca."
"Gak mood." Balas Zana pelan membuat Somi maupun Jihoon saling bertatapan.
"Coklatnya buat gue nih ya." Kata Jihoon yang hanya dibalas deheman.
"Wahh gak beres ini anak. Napa lo, gak biasanya kayak begini." Jihoon langsung mengangkat paksa kepala Zana. Soalnya biasanya Zana tidak mau memberikan coklat pada Jihoon, tapi kali ini dengan mudahnya dia memberikannya.
"Bantet mah kenapa sih." Zana merengek kesal.
"Kenapa lo? Dibully lagi sama kakak-kakak centil itu?"
"Gak kok Som."
"Terus?" Tanya Somi dan Jihoon barengan. Tapi Zana hanya menghela napas berat. Pandangannya jatuh ke bawah membuat Jihoon menyentil jidatnya.
"Pasti ada apa-apa nih. Cerita gak lo!"
Zana yang mulai pusing akhirnya menatap teman-temannya bergantian.
"Gue dijodohin."
"HAH!?" Teriak keduanya barengan.
"Orangnya umur tiga puluh tahun, udah kerja, tajir, ganteng ngalahin Shawn Mendes, namanya om Minhyun."
Somi maupun Jihoon tidak bisa berkata-kata. Zana seketika langsung pundung melihat reaksi sahabatnya.
"K-kok bisa sih?" Somi mengambil tangan Zana lalu diusapnya pelan. Wajah Zana juga udah asem banget.
"Bunda gak mau gue kayak kak Sana. Bunda mau nikahin gue karena pengen ada yang jagain gue."
Jihoon menepuk pelan kepala Zana.
"Udah tenang, nanti gue ngomong sama bunda lo ya. Kalau lo belum siap buat nikah."
Zana menggeleng membuat Jihoon mengerutkan dahinya.
"Gak Hoon gak."
"Kenapa? Bunda lo tetep gak mau? Feeling sih kalau setiap cerita perjodohan yang gue baca di wattpad pasti entar bakalan nikah juga. Lo nolak gimana pun juga bakal kalah sama bunda lo."
"Gak Som gak."
Kali ini Somi yang tambah bingung.
"Gue suka om Minhyun. Gue pengen cepet-cepet nikah sama om Minhyun. Malahan gue pengennya nikah sekarang juga kalo bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Perfect Husband ❌ HMH
Fanfiction[Private] Gimana rasanya kalau dijodohin sama om-om yang katanya perfect padahal perfuck?