19. Crazy

11.5K 1.8K 488
                                    

"Apa?"

Zana mengepalkan tangannya saat Minhyun kembali diam. Apa kata-kata Minhyun tadi halusinasinya saja? Apa dia hanya berkhayal?

Zana tersenyum kecut. Bagaimana bisa disaat seperti ini dia memikirkan Minhyun mengatakan hal indah tersebut padanya.

"Zana sepertinya udah gila ya om. Mana mungkin om Minhyun mau berada di jalan yang sama." Zana mengusap air matanya yang perlahan turun.

Zana menggelengkan kepalanya kuat-kuat mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

"Itu bukan mimpi."

Zana menghentikan pergerakannya saat Minhyun kembali bersuara. Tapi Zana masih tidak menegakkan kepalanya.

"Ini nyata."

Saat ini Zana yang diam, jantungnya berdetak lebih cepat mendengar suara Minhyun yang kali ini memang bukan mimpi atau khayalan Zana.

"Saya berharap kakimu masih berjalan di tempat yang sama. Saya harap kamu tidak berpaling dari tempatmu dulu."

Tubuh Zana sedikit bergetar. Ada perasaan senang ketika Minhyun mengatakan hal itu.

Tapi lagi-lagi kenyataan menamparnya. Keduanya saling beradu membuatnya kehilangan kendali.

"Tetap diam. Biarkan saya mendekat satu demi satu langkah. Dan kita bersama."

Zana langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat Minhyun. Disana masih ada Minhyun ditempatnya, dengan wajah datar miliknya.

"Saya akan berjalan-ah tidak tepatnya berlari, agar kita berada di tempat yang sama."

Zana mengerjapkan matanya. Berusaha mencerna perkataan Minhyun yang entah kenapa sangat sulit dia terima.

Zana mencubit pipinya sendiri untuk mengetahui apakah ini nyata.

"Ahh sakit."

Melihat reaksi Zana, perlahan Minhyun mengembangkan senyumannya dan mulai terkekeh geli membuat Zana semakin tidak mempercayai apa yang ada dihadapannya ini.

"Sini biar saya cubit." Minhyun ingin mendekat tetapi Zana menahannya.

"Bentar! Om Minhyun jangan kesini dulu. Rasanya jantung Zana pengen meledak. Zana kayaknya butuh oksigen tambahan."

Minhyun semakin mengeluarkan senyuman manis membuat Zana lagi-lagi menjerit pelan.

"Astaga om Minhyun senyum ke Zana. Yaampun Zana harus gimana? Zana mau salto aja disini. Huhu gakuat." Zana menjambak rambutnya sendiri, frustasi apa yang harus dia lakukan saat ini.

"Jangan ditarik." Kata Minhyun sembari menghampiri Zana dan mengambil tangan Zana lalu dia genggam.

Pandangan Zana jatuh pada tangannya yang sedang digenggam Minhyun. Dia tersenyum lalu melihat kearah Minhyun kembali.

"Ini beneran om Minhyun?"

Minhyun mengangguk.

"Gak bohong kan?"

"Hmm."

Zana menyipitkan matanya dan mendekatkan diri ke Minhyun.

"Om Minhyun kerasukan? Atau arwahnya lagi ketuker?"

Minhyun hanya diam dan memasang wajah datar. Sementara Zana masih memikirkan hal-hal aneh dan ingin sekali dia tanyakan ke Minhyun.

"Om Minhyun, Zana boleh tanya lagi kan?"

"Hmm."

Zana menggigit bibir bawahnya sebelum mengeluarkan pertanyaannya.

"Om Minhyun berarti udah sayang sama Zana?" Tanya Zana dengan ragu-ragu. Takut jika reaksi Minhyun sama seperti sebelumnya.

[2] Perfect Husband ❌ HMHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang