Chapter 21

82 24 39
                                    

Stephanie dan Ravelline terus menatap tajam Roa yang sedang menodongkan pisau silet tepat di wajahnya.

"Wah? Kalian mau pisau silet ini menghiasi wajah kalian? Atau mau pisau silet ini mencongkel bola mata kalian keluar, iya?!" Desis Roa geram sambil berancang - ancang akan menggores wajah mereka berdua.

"Gores aja! Gue gak takut!" Jawab Stephanie yang tetap melihat Roa dengan tatapan tajam.

SRET!

Darah berhasil mengucur dari pipi Stephanie akibat goresan dari pisau silet Roa tadi.

"Mati aja lo!" Desis Roa kemudian menggores wajah Stephanie terus menerus.

Tiffany, Bethany dan Ravelline yang berada di samping Stephanie hanya berteriak melihat Stephanie yang digores seperti itu, namun mereka segera diam tatkala cambukan kembali menghampiri paha dan kaki mereka.

Stephanie langsung tidak sadarkan diri dan Roa langsung berhenti menggores wajah Stephanie.

"Karya gue cantik banget. Lihat!" Kata Roa sambil mencengkeram dagu Stephanie dan memperlihatkan wajah Stephanie yang sudah berlumuran darah itu kepada tiga teman di sampingnya.

"Lo benar - benar gak punya hati, bajingan!" Teriak Tiffany kepada Roa.

"Diam lo atau pisau ini akan mendarat sebentar lagi di wajah lo!" Teriak Roa balik kepada Tiffany, lalu dia langsung beralih ke Ravelline.

Tiffany hanya menatap tajam Roa.

'Gue bersumpah gue lah yang bakal bunuh lo nanti.'

Abettor

Para lelaki itu cuma duduk diam di dalam mobil, tidak mau untuk melanjutkan perjalanan karena sedaritadi mereka tidak menemukan Roa maupun empat teman mereka itu.

Donghyun menghela nafas kasar dan menatap ke dalam hutan.

Dia menyesal. Dia takut. Dia khawatir akan keadaan empat temannya itu.

Sedangkan yang lain? Entahlah.

Mereka hanya duduk diam tanpa suara. Perasaan mereka campur aduk.

Pasrah. Sedih. Marah. Kecewa. Semuanya campur aduk.

Donghyun mengacak rambutnya frustasi ketika mengingat kejadian empat gadis itu disakiti oleh tiga bersaudara itu. Dia takut kalau itu akan terjadi lagi dan membahayakan nyawa mereka. Dia tidak mau kehilangan orang yang sudah terlanjur dia anggap sebagai adik sekaligus temannya itu.

Yang lain juga ikut larut dalam suasana, raut wajah mereka juga tak kalah kusutnya dengan Donghyun.

Sedangkan di sisi lain, empat gadis yang sedang terikat itu juga hanya bisa menghela nafas.

Mereka pasrah dengan apa yang dilakukan Roa kepada mereka.

Melawan? Tidak mungkin mereka melawan Roa dalam keadaan seperti ini. Yang ada malahan Roa akan semakin memperburuk keadaan mereka.

Mereka sudah salah waktu itu. Mereka terlalu bodoh menerima Roa waktu itu. Mereka terlalu cepat mempercayai Roa. Mereka tidak berpikir panjang.

Kalau saja mereka waktu itu tidak menyelamatkan Roa, pasti mereka tidak akan seperti sekarang.

Stephanie yang wajahnya masih berlumuran darah hanya bisa menunduk, sedangkan Bethany masih terus menangis, lalu Tiffany dan Ravelline dengan kondisi yang tidak jauh beda dengan Stephanie, sedang kalut dalam pikiran masing - masing, memikirkan apa yang akan terjadi lagi nantinya. Mereka berempat sangat kacau.

[✔] Abettor.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang