Chapter 13

67 27 54
                                    

Mereka berlari secepat mungkin sambil berteriak sekeras - kerasnya nama keempat teman mereka.

Mereka mengikuti instruksi Jia Er tadi, masuk dan belok ke arah barat. Namun nihil. Mereka tidak menemukan apa - apa.

"Perasaan gue gak enak." Kata Jeno sambil mengusap - ngusap tangannya, berusaha menghilangkan perasaan tidak enaknya itu.

Kata - kata Jia Er terus terngiang - ngiang di kepala mereka.

'Mungkin gadis - gadis itu sudah di neraka sekarang. Kalian tahu, tadi aku bahkan bermain - main dengan mereka. Menggores wajah mereka, kaki dan tangan mereka. Oh sungguh merdu teriakan mereka tadi. Untung saja aku baik hati tidak membunuh mereka langsung.'

Mereka menghela nafas berat dan berusaha membuang pikiran negatif mereka jauh - jauh. Mereka terus berjalan sampai mereka mendengar suara tangisan cewek.

"Hiks."

Bulu kuduk mereka seketika merinding, karena sudah menjelang sore dan langit sudah berwarna jingga kekuningan.

"Siapa itu?" tanya Jungkook.

"Hiks kalian bangunlah."

Suara itu kembali terdengar oleh mereka. Tanpa babibu, mereka langsung mencari sumber suara.

"Hey! Ayolah hiks gue mohon hiks bangunlah."

Suara itu dari arah sebelah barat, berada tak jauh dari mereka.

"Gak salah lagi. Itu pasti suara Bethany!" Kata Donghyun dan semuanya langsung berlari menuju sumber suara.

"BETHANY!" teriak Donghyun menghampiri mereka.

Deg.

Pemandangan di depan mata mereka mampu membuat mereka tidak bisa untuk melangkah dan membantu menyelamatkan keempat gadis itu, bahkan untuk sekedar tersenyum karena mereka telah menemukan keempat gadis itu.

Mereka seolah seperti membatu.

"Hey kaliann! Ayo bantu mereka. Ayo cepat!" Kata Bethany yang sudah berlinangan air mata dan sadar dengan kehadiran mereka berdelapan.

Mereka hanya terdiam. Tidak mampu untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan beberapa dari mereka ada yang spontan langsung berkaca - kaca.

Mereka tidak sanggup melihat keempat teman - teman mereka dalam keadaan seperti ini.

Bethany, dengan wajah yang penuh luka goresan, darah di tangan dan bajunya yang robek. Untung saja, kekuatan heal-nya sangat membantunya bertahan seperti saat ini. Dia bahkan bisa terduduk dengan kondisi seperti ini. Sedangkan Ravelline, Stephanie, dan Tiffany, dengan wajah dan tangan yang penuh luka goresan, kedua sisi pelipis mengeluarkan darah sampai mengotori baju mereka, sudut bibir mereka mengeluarkan darah, dan ketiganya terbaring dalam keadaan tidak sadar.

Hening. Hanya terdengar suara Bethany yang menangis tersedu - sedu, sedangkan mereka semua masih mematung.

Taeyong yang tidak tahan melihat pemandangan di depannya berbalik dan langsung jongkok, mengeluarkan air mata.

'Gak. Gak mungkin ini adalah akhir dari semuanya.'

Donghyun yang sudah berkaca - kaca menghampiri Bethany yang masih terus memanggil ketiga temannya untuk bangun.

"Hey! Ayolah tolong mereka. Gue yakin mereka masih hidup! Ayolah!" Kata Bethany sambil memegang kedua bahu Donghyun dan menggoyang - goyangkannya. Kemudian, Bethany langsung lemas dan menangis dipelukan Donghyun.

Donghyun yang sedari tadi bersikeras menahan air matanya langsung menumpahkan air matanya begitu saja.

"Sshh udah sebaiknya lo obati diri lo sendiri dulu." Kata Donghyun kemudian memapah Bethany menuju Jaemin.

Disana, kelima lelaki itu masih menatap tidak percaya pemandangan di depan mereka.

Kemudian Jaehyun buka suara,

"H-hey! A-ayo kita c-cek mereka. P-pasti mereka masih hidup! Gue y-yakin!" Kata Jaehyun dengan suara bergetar, berusaha membuang jauh - jauh pikiran negatif mereka.

Jaehyun kemudian berjalan mendekati Ravelline, memegang nadi di pergelangan tangan Ravelline, mengecek apakah masih ada denyut nadi.

"Hey! Gue bilang apa kan. Ravelline masih hidup!" Jerit Jaehyun setelah mengecek denyut nadi Ravelline dan langsung menepuk pipi Ravelline pelan, guna membangunkannya.

Disana, Jungkook, Daniel, Jeno dan Guanlin hanya terdiam. Mereka masih tidak mampu berkutik melihat tubuh Stephanie dan Tiffany. Mereka yakin mereka sudah tidak akan bangun lagi dengan kondisi seperti itu.

"Kenapa kami udah harus kehilangan anggota, Ya Tuhan." kata Jungkook sambil mengusap wajahnya.

"Jeno, lo cek Steph ya." kata Daniel dengan mata berkaca - kaca dan dia menghampiri Tiffany.

Daniel dan Jeno menjulurkan tangan mereka dengan bergetar dan menyentuh pergelangan tangan kedua gadis itu.

"Gak mungkin." Kata Daniel dan langsung berlinang air mata.

Jeno hanya membulatkan matanya menatap Stephanie yang masih berbaring dengan kondisi seperti itu.

"Gak mungkin! Tangan gue pasti salah!" Kata Jeno kemudian setelahnya, air mata langsung luruh.

Tak lama, Bethany kembali datang menghampiri mereka semua, diikuti Donghyun dan Jaemin dibelakangnya.

"Bagaimana?" Tanya Bethany dan langsung terjongkok menatap mereka, dengan wajah yang masih sembab.

"Sebaiknya kalian bawa Ravelline dulu ke mobil, obati dia, tolong.." kata Bethany kepada mereka kemudian dengan spontan, Jaehyun langsung menggendong Ravelline dan menyuruh Jungkook mengikutinya.

"Gak! Gue yakin gue pasti salah! Coba Donghyun, Taeyong! Kalian yang ngecek mereka." Kata Daniel kemudian mundur beberapa langkah dari Tiffany.

Taeyong dan Guanlin langsung melangkah perlahan mendekati dan memeriksa mereka yang masih belum sadar dengan tangan yang bergetar sekaligus hati yang terus berharap adanya sedikit keajaiban yang terjadi pada mereka.

Deg.

Taeyong tersenyum lega sekaligus bahagia.

"HEY! TIFFANY MASIH HIDUP!" Teriak Taeyong diikuti dengan senyuman yang lain. Mereka merasa lega.

"Apa kan gue bilang! Tangan gue tadi salah!" Teriak Daniel juga.

Sementara, Donghyun masih berusaha mencari detak kehidupan di dalam diri Stephanie.

Donghyun kemudian bangkit dan dengan mata berkaca - kaca, dia menggeleng pelan ke mereka semua.

"Gue juga yakin tangan gue salah." Gumam Donghyun dan Guanlin tanpa aba - aba langsung saja menghampiri Stephanie dan mengeceknya.

"ADA! ADA! GUE YAKIN ADA DENYUT NADI! ITU TIDAK TERASA KARENA DENYUT NADINYA LEMAH!" Guanlin berteriak dan langsung berdiri menatap mereka.

"Ayo cepat bawa mereka ke mobil!" Kata Taeyong dan Daniel langsung menggendong Tiffany sementara Guanlin langsung saja menggendong Stephanie dan berlari cepat keluar dari hutan, sedangkan Bethany dipapah Donghyun dan Jaemin.

'Semoga kamu bangun Tif! Ayolah'

'Hey mata biru! Aku mohon bangunlah!'

==================================

To Be Continue

[✔] Abettor.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang