Chapter 25

81 23 40
                                    

"Jaehyun! Ayo kita balik ke mobil. Kaki Taeyong harus diperban." Kata Jaemin kepada Jaehyun.

"Ya. Tif, Ravelline, Steph dan Bethany juga harus diobati. Lo bawa Taeyong bisa kan?" Tanya Jaehyun yang dijawab anggukan Jaemin, kemudian dia sendiri langsung beralih ke Donghyun.

"Hyun, kita balik ke mobil, obatin mereka." Kata Jaehyun ke Donghyun dan dijawab anggukan kecil Donghyun.

"Kalian! Ayo balik!" Teriak Jaehyun kepada empat laki - laki yang masih duduk termenung disana. Mereka yang sadar langsung berdiri dan berjalan menuju arah Jaehyun.

Jaehyun langsung membopong Ravelline dan menggendongnya. Donghyun sudah berjalan duluan mengikuti Jaemin dan Taeyong sambil menggendong Bethany.

"Kalian bawa mereka lah, jangan berdiri macam orang bego!" Sentak Jaehyun pelan yang masih bisa didengar oleh mereka semua.

Perlahan tapi pasti, mereka mendekati kedua gadis itu dengan kikuk. Mereka berdua masih duduk bersandar di bawah pohon.

Dengan perasaan bersalah, Daniel langsung membantu dan mengisyaratkan mereka bertiga untuk ikut membantu. Stephanie dan Tiffany masih enggan menatap mereka. Tanpa aba - aba, Daniel langsung membopong Tiffany dan mengikuti mereka yang sudah berjalan duluan, kemudian Jungkook mengikutinya dari belakang.

Tersisa Jeno dan Guanlin disana bersama Stephanie.

Jeno yang melihatnya langsung saja membantu Stephanie untuk berdiri dan berancang - ancang akan menggendongnya, namun ditahan oleh Stephanie.

"Gue masih kuat. Pinjam bahu lo aja." Kata Stephanie dingin kemudian memegang bahu Jeno erat. Mereka berdua menatapnya dengan perasaan bersalah yang amat dalam, dan mereka mulai berjalan menyusul teman - teman mereka yang didepan dalam diam. Guanlin hanya mengikuti mereka dari belakang.

Namun, mereka sempat terhenti sejenak ketika Stephanie mengatakan,

"Emang lo berdua masih peduli sama gue?" Kata Stephanie pelan kepada mereka. Mereka berdua yang mendengarnya hanya bisa tertunduk sambil terus berjalan.

Cukup memakan waktu yang lama untuk mereka bertiga berjalan dari hutan menuju mobil. Teman - teman mereka lainnya mungkin sudah sampai di mobil.

Guanlin yang berada di belakang Stephanie sedari tadi melihat Stephanie yang terus berusaha untuk berjalan. Dia berinisiatif untuk meminta maaf kepadanya karena dia sudah berkelakuan kasar kepada gadis itu.


"Maafin gue, Steph." Kata - kata itu akhirnya meluncur dari bibir Guanlin, namun Stephanie hanya diam seolah tidak mendengar apa yang barusan dikatakan olehnya. Jeno sedikit memalingkan pandangannya ke belakang, kemudian menghela napas pelan. Mereka terus melanjutkan perjalanan menuju mobil.


Abettor


Jungkook menghampiri Ravelline dan Bethany yang sedang duduk di dalam mobil.

Jungkook bisa melihat mereka berdua yang terus melamun, wajah mereka masih pucat pasi walaupun luka - luka mereka sudah diobati oleh Jaemin.

Dalam hati, dia mengumpat pada dirinya sendiri.

'Gue salah. Gue harusnya sadar. Gue harusnya gak belain Roa. Gue harusnya sadar kalau Roa itu jahat. Gue harusnya dengar apa kata Donghyun. Kalau gue lakuin itu semua, pasti gak akan terjadi seperti ini.'

"Jungkook." Panggil Ravelline ke Jungkook.

Jungkook langsung tersadar dari lamunannya dan menatap Ravelline.

"Ya?"

"Masih ada stok makanan di mobil gak?"

Jungkook mengernyit. Makanan?

"Ada. Kenapa?"

"Kita gak makan selama beberapa hari ini." Jawab Tiffany langsung yang sedang berjalan dari belakang jok sambil dipapah oleh Daniel dan Jaehyun.

Mereka semua yang mendengar langsung terkejut.

"Hah? Gak makan?" Tanya Jeno heran.

Ravelline memutar bola matanya dengan malas. "Lo pikir gampang nyari makanan di dalam hutan? Bahkan sebelum kita makan, kita udah disekap Roa." Sentak Ravelline langsung, membuat semuanya diam.

"Oke. Tunggu bentar. Gue buatin makanan untuk kalian." Kata Jaehyun dan mengisyaratkan Daniel untuk mengikutinya.

Stephanie masih diobati di belakang oleh Jaemin dan Donghyun yang ikut membantu.

Tak lama, Stephanie juga ikut berjalan keluar sambil memegang bahu Donghyun kemudian duduk di samping Tiffany.

Donghyun juga ikut duduk di depan mereka berempat, tepatnya di dekat Jungkook.

"Maafin kita ya." Donghyun buka suara.

Keempat gadis itu hanya diam.

"Gak papa, gue tau lo yang udah belain kita. Ini bukan salah lo. Makasih udah percaya sama kita." Kata Bethany ke Donghyun sambil menampilkan senyuman kecil.

Jeno, Guanlin, Jaemin yang mendengar mereka pun langsung ikut duduk di samping Donghyun, menghadap keempat gadis itu, sedangkan Taeyong tertidur di jok belakang.

"Maafin kita ya." Ulang Jaemin lagi kepada keempat gadis itu, yang hanya dijawab anggukan Bethany.

Stephanie, Ravelline dan Tiffany memilih untuk melihat keluar jendela. Mereka masih larut dalam emosi mereka.

"Gue gak nyangka Roa jahat." Timpal Jeno, sedangkan Guanlin hanya diam.

"Gue udah curiga dari awal. Bayangin aja, mobil merah yang melaju itu tiba - tiba hilang, dan juga tiba - tiba muncul dalam keadaan yang sangat parah. Tapi Roa bisa terduduk di samping bangkai mobil itu dengan luka yang gak parah. Tidak masuk akal. Itu saja sudah aneh bukan?" Jelas Bethany panjang lebar kepada mereka.

"Dan kalian masih tetap gak percaya sama kita dan kalian bahkan kasar sama kita." Lanjut Tiffany langsung dengan dingin, membuat mereka menatap ke arahnya. Mereka semua terdiam dengan perasaan bersalah.

"Maafin gue. Gue yang paling bersalah disini. Gue yang bentak kalian sampai mengancam kalian. Maaf." Kata Guanlin tulus kepada mereka, cukup berhasil membuat Stephanie, Ravelline dan Tiffany menatap ke arahnya.

"Maafin gue juga, Donghyun." Kata Guanlin ke Donghyun. Donghyun hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Udahlah. Itu udah lewat. Lupain aja. Lagian kalian kan memang udah terlanjur gak peduli sama kita lagi kan?" Sentak Ravelline tiba - tiba kemudian langsung kembali melihat keluar jendela dengan ekspresi datar sekaligus tersirat amarah. Stephanie yang berada di sampingnya hanya mengelus - elus pundak Ravelline untuk menenangkannya.

'Sekali lagi, maaf.'

==================================

To Be Continue

[✔] Abettor.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang