Thirteen

5.5K 259 0
                                    

Aku merasa bahagia walau banyak orang tidak menyukaiku setitik pun


Happy reading!

"Pulang bareng sama papa. Awas kalau kamu berani kabur. Papa pastikan rambut kamu hitam kembali" ucap Jonathan dengan nada ketus.

Shasa hanya mengedikkan bahunya tak acuh. Gadis itu segera membuka pintu kemudi dan turun dari mobil. Seketika pandangan semua orang terarah ke arahnya. Lagi-lagi Shasa tidak peduli. Ia terus berjalan melangkahkan kakinya menuju kelas tercintanya di lantai tiga.

Saat Shasa telah memasuki kelas, semua orang yang ada di sana langsung tercengang melihat ke arah Shasa. Shasa hanya tersenyum sembari menuju ke mejanya.

"Ini lo? Shasa?" Tanya Tita dengan wajah cengonya. Gadis itu masih tidak percaya dengan yang dilihatnya.

"Kenapa? Gue cantik ya?" Balas Shasa dengan kekehan geli melihat ekspresi wajah seatmatenya yang seperti orang bego.

"Cantik banget lo Sa. Raisa aja kalah" celetuk Eka dari sudut kelas. Cowok itu menatap Shasa dengan tatapan takjub.

"Ya iya lah, cantik gue kemana-mana" balas Shasa percaya diri. Shasa tau yang dimaksud Eka adalah Raisa Andriana si penyanyi yang memiliki suara emas. Namun yang ada dibayangan Shasa adalah Raisa Arisanti kembarannya. Shasa terkekeh geli membayangkannya.

"Lo pasti lagi sakit" Tita menempelkan punggung tangannya di kening Shasa. Tidak panas. "Kita ke UKS yuk" lanjutnya sambil menarik pergelangan tangan Shasa. Gadis itu ingin membawa Shasa ke ruang kesehatan.

"Apa sih Ta. Gue masih waras kok"

Tita mengacak rambutnya frustasi. Entah apa yang membuat seatmatenya bertingkah bodoh seperti itu. Memang belum ada tiga bulan Tita mengenal Shasa. Namun Tita merasa Shasa adalah teman paling baik yang pernah ia temui. Walau selalu saja Shasa bertingkah buruk namun Tita tetap bisa melihat sisi positif dari seatmatenya itu.

"Lo tuh kapan kapoknya sih berurusan sama BP?" Tanya Tita khawatir dengan nasib Shasa selanjutnya. "Gue nggak mau kalo lo dikeluarin setelah ini" lirihnya kemudian.

Shasa tersenyum tipis mendapati Tita yang peduli padanya. "Tenang aja. Gue nggak akan ninggalin lo. Lo harus percaya sama gue. Karena gue anti sama yang namanya ingkar janji"

Tita hanya bisa menghela napas. "Sa—"

"Percaya sama gue Ta. Gue kayak gini karena gue nyari bahagia dengan cara gue sendiri"

"Tapi Sa..."

"Ke lapangan gih, upacara udah mau mulai"

"Lo mau ke mana?

"Toilet" jawab Shasa singkat sebelum ia berlari keluar menuju toilet di dekat kelas 12 IPS 3.

Empat puluh lima menit berlalu. Shasa memutuskan untuk keluar dari toilet. Selama upacara berlangsung gadis itu menyembunyikan dirinya disalah satu bilik toilet sambil memainkan ponselnya.

Shasa hendak masuk ke kelasnya saat tiba-tiba ada yang menarik rambutnya dari belakang. Tidak sakit namun berhasil membuat gadis itu terkejut. Alhasil Shasa mengumpat.

"Bangsat"

"Wooo berani sekali kau ngatain aku" kata Pak Joseph dengan logat Medannya.

"Eh? Pak Joseph. Lagian Bapak ngagetin sih. Kurang kerjaan aja" ujar Shasa dengan sok akrabnya.

Pak Joseph adalah guru Ekonomi yang terkenal kejam dan tidak segan-segan untuk menghukum muridnya. Kumis yang melintang di atas mulutnya menjadi saksi bisu bahwa guru tersebut ditakuti oleh seluruh murid SMA Purnama tak terkecuali juga para alumni.

Troublemaker Couple (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang