Thirty Five

3.6K 173 10
                                    

Ternyata kamu memang moodboster yang mampu menyembuhkan kegelisahan hati

Happy reading!

Langit tidak tau jika mulutnya bisa berkata sesuai apa kata hatinya. Hatinya bilang Shasa terlihat sangat manis hari ini. Terlebih ditambah aroma bedak bayi yang menguar dari tubuh gadis itu terasa menyejukkan. Namun entah mengapa dua hari ini terasa berbeda. Entah mengapa ada yang kurang dari gadis itu. Sikap baik yang terlampau baik dan juga kesengsaraan yang tak nampak seperti hari biasanya. Shasa terlihat lebih bersemangat.

Seharusnya Langit merasa senang. Perubahan Shasa yang begitu drastis memang membingungkan seluruh umat SMA Purnama. Namun melihat Shasa yang terlihat mempunyai sisi baik tersendiri membuat semua orang yang melihatnya termasuk Bu Emi harus bersyukur. Yah walaupun guru itu sudah masuk masa cuti untuk melahirkan dan tentunya tidak bisa melihat secara langsung wujud Shasa yang berbeda.

Langit jelas merasakan perbedaan Shasa yang begitu kentara. Mulai dari penampilan gadis itu yang begitu rapi dibandingkan biasanya, Shasa yang kesulitan menaiki motornya, Shasa yang membonceng dengan cara yang berbeda, Shasa yang terlihat tidak bosan berada di kelas itu menurut Tita. Dan juga ponsel gadis itu yang tentunya tak luput dari perhatian Langit. Shasa jelas tidak suka warna pink. Namun shoftcase gadis itu berwarna pink dengan gelembung dam juga gliter di dalamnya. Terakhir kali Langit lihat sebelum Shasa benar-benar berubah ponsel gadis itu bershoftcase warna biru dengan gambar minion di tengahnya.

Langit tidak ingin berpikiran buruk. Tidak mungkin jika Shasa ada dua kecuali mereka kembar. Seingatnya Shasa tidak pernah bercerita jika ia punya saudara kembar. Yang ia ingat Shasa mempunyai kakak perempuan yang nama dan usianya Langit tidak pernah tau.

Cukup sudah! Langit tidak mau berpikiran konyol terlalu jauh!

"Langit..."

Langit tersentak keluar dari lamunannya. Ternyata Shasa sudah berdiri di sebelahnya. Gadis itu terlihat.. khawatir.

"Lo nggak pa-pa?"

"Emang gue kenapa?" Ucap Langit berbalik tanya.

"Lo ngelamun dari tadi dan nggak nyadar kalo kita udah sampai di rumah gue" jawab Raisa

"Ah hngg... gue cuma sedikit capek aja" ucap Langit. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal di iringi senyuman tipis. "Gue langsung cabut ya. Udah mau maghrib juga"

"Hati-hati. Jangan ngebut gue nggak mau lo kenapa-kenapa"

Satu lagi hal aneh yang tak biasa Shasa ucapkan. Jangan ngebut gue nggak mau lo kenapa-kenapa. Terdengar manis namun sekaligus aneh yang begitu terasa.

Biasanya Shasa tidak peduli mau sekencang apapun mereka kebut-kebutan di jalanan. Biasanya kebut-kebutan adalah hal yang membuat mereka sedikit senang karena itu sebagai bentuk pelampiasan. Biasanya tidak ada yang harus ditakutkan saat di jalanan.

Sa.. kenapa lo menjadi lain?

Langit hanya mengangguk dan memakai helm fullfacenya kembali dan langsung pergi begitu saja tanpa menoleh kembali pada Raisa yang tanpa sadar tersenyum sangat hangat. Raisa menjadi gadis lain juga. Menjadi Shasa yang bisa sedekat itu dengan cowok troublemaker namun punya sisi baik tersendiri. Apa mungkin secepat itu ia langsung bisa berhenti mencintai Aldeo, Satya-nya? Mungkin iya. Raisa merasa dirinya tidak mencintai Satya sedalam itu. Ia hanya terobsesi pada pria itu yang notabenenya adalah most wanted sekolah versi berandalan. Karena menurutnya menjadi pacar seorang cowok berandalan adalah sesuatu yang keren. Mungkin akan lebih keren jika cowok berandalan itu adalah Langit.

Troublemaker Couple (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang