12

1.7K 186 8
                                    

Irene's POV

Nggak terasa udah 5 bulan gue pindah ke sini. Rasanya cepet banget, seinget gue baru kemarin gue pindah.
Gue selalu hidup dalam kesepian. Orang tua gue terlalu sibuk bekerja. Temen aja gue nggak punya, soalnya gue terlalu menutup diri untuk berteman dengan orang lain. Tapi itu dulu, sebelum gue pindah ke sini. Hidup gue terasa lebih berwarna. Apalagi temen temen gue terutama Yeri, Seulgi, Joy dan Wendy. Mereka bener bener baik banget sama gue. Tipikal sahabat sejati banget. Dan juga kak Suho. Entah kenapa kehadiran dia  membuat hidup gue menjadi hangat. Sekarang gue udah nggak pernah kesepian. Meskipun gue nggak bisa dapat perhatian dari papa setidaknya mama gue mencoba lebih perhatian ke gue. Dan juga dukungan dari temen temen semua membuat kata kesepian hilang di dalam diri gue.

"Irene, ngapain lo ngelamun hm?" kata Yeri menepuk bahu gue

"Nggak papa," elak gue

"Ish, jangan kebanyakan ngelamun nanti kesambet baru tau rasa" sahut Seulgi

"By the way nanti malem pada free nggak nih? Boleh lah kita jalan, nongki nongki cantik gituhhhh." ajak Joy

"Boleh tuh, udah lama juga kita nggak main,"

"Hooh, yok kita mau kemana?"

"Ke GI aja boleh tu,"

"Boleh,"

"Nggak papa lah, nggak setiap hari juga kok,"

"Ya udah, ke GI ya? Deal?"

"Deal" jawab kita berlima serempak

📚📚📚

Kita berlima udah ada di GI. Dari tadi kita muter muter gaje gitu. Niatnya mau nongki nongki tapi sampe sekarang belum nemuin tempat buat nongkrong. 

"Eh liat deh, di matahari bajunya bagus bagus, liat yok!" ajak Wendy lalu mengajak kita memasuki Matahari

"Eh iya, ini lucu. Boleh lah kita kembaran berlima," kata Joy sambil menunjuk baju yang dimaksud

"Eh iya nyet. Kuy lah kita kembaran." kata Seulgi mengiyakan

"Gue nah ngikut aja," sahut gue

"Yok lah kita coba,"

Kamipun mencoba baju itu. Bagus sih. Cocok buat kita yang cantek ini. Hehe

"Eh kuy lah foto," ucap Yeri

"Nggak ada yang motoin nyed," ujar Seulgi sambil menoyor kepala Yeri pelan

"Mbak tolong fotoin kita ya,"
Bukan yeri namanya jika ia menyerah begitu saja. Ia rela meminta mbak mbak pelayan toko agar memfotokannya. Mbak mbak tersebut menerima ponsel yang disodorkan Yeri. Sedangkan mereka mulai berpose.

"Satu,, dua,,, tiga" mbak matahari tersebutpun memfoto mereka berlima

"Mbak kita ambil ini ya," Yeri menyodorkan kartu ATMnya kepada mbak Matahari itu. Tak lama mbak mbak itu kembali dengan kartu ATMnya dan struk pembayaran

"Makasih sampai jumpa kembali," ucap mbak mbak itu ramah

Mereka berlima meniggalkan Toko Matahari setelah mengganti pakianya seperti semula.

"Mau kemana kita?"

"Ke sushi tei boleh tu,"

"Ya udah yuk!!"

Neighbour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang