26

1.8K 294 58
                                    

Udah berapa lama aku nggak kasih badai prahara di FF ini? sekarang saatnya badai prahara itu datang. Siap-siap gengs~

.

.

.

.

.

Jonghyun tiba di kantor dengan hati yang ringan. Sebentar lagi kuliahnya telah selesai, tinggal menyelesaikan skripsi dan beberapa ujian komprehensif yang belum ditetapkan jadwal pelaksanaannya. Pikirannya sedikit longgar karena ia bisa mengerjakan skripsi sambil menyelesaikan urusan kantor yang sempat ia tinggalkan.

Namun setibanya ia di ruangan kerjanya, ia mendengar percakapan yang sungguh ingin ia sangkal kebenarannya. Tangannya yang semula hendak memutar kenop pintu, kini tertahan dan tubuhnya merapat agar pembicaraan itu terdengar jelas.

"Akhirnya kita bisa menguasai Kim Coorporation."

"Ini semua berkat ide cemerlang ayah. Ayah berhasil meyakinkan Jonghyun untuk mengurus perusahaannya dan menandatangani berkas yang isinya tidak dia ketahui. Kau memang yang terbaik, ayah."

Jonghyun menahan nafas tak percaya. Matanya terpejam rapat, mencoba meyakinkan dirinya kalau itu bukan orang yang saat ini dipikirkannya.

BRAK!

Pintu ruangan direktur terbuka dengan kasar, mengejutkan Nana dan Ilwoo. Di mulut pintu, Jonghyun berdiri dengan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun. Ia tak menyangka kalau orang yang selama ini sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri, tega melakukan hal yang begitu keji.

"Kalian..." Jonghyun tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dadanya naik turun menahan amarah. Ilwoo dan Nana terkejut, namun sedetik kemudian, seringai licik tercetak diwajah mereka.

"Akhirnya kamu tau yang sebenarnya, Kim Jonghyun." Kata Nana.

"Jadi Kak Nana sama Om Ilwoo..."

"Benar, Om sama Nana adalah ayah dan anak. Kita berdua sengaja kerjasama buat menghancurkan keluarga kamu, sama seperti yang telah dilakukan papa kamu pada kita berdua. Kami membenci kalian, Kim Jonghyun." Sela Ilwoo.

"Memang apa yang udah papa lakuin ke kalian kalian? Papa itu orang yang baik." Desis Jonghyun. Ilwoo tertawa hambar.

"Baik? Dia udah bunuh orang dan kamu bilang baik? Kamu itu sebenarnya lugu atau bodoh, sih?" cibir Ilwoo. Ia berdecih sambil memalingkan wajahnya kearah lain. "Kamu pasti masih ingat, saat kamu berumur 6 tahun, papa kamu nabrak seorang wanita dan meninggalkannya begitu saja di tengah jalan."

Jonghyun terdiam sejenak. Ya, ia masih ingat kejadian itu meski sedikit samar. Kala itu memang hujan cukup deras. Jonghyun dan kedua orang tuanya serta adik-adiknya baru saja tiba di Seoul usai berlibur ke pulau Jeju. Jonghyun dan adik-adiknya tertidur di bangu belakang karena kelelahan

Tiba-tiba saja terdengar benturan yang cukup keras. Jonghyun terbangun dan bertanya apa yang terjadi. Ayah Kim bersaudara hanya menjawab, mereka menabrak orang yang tergeletak di jalan. Pria itu menolak menolong karena ia takut kalau orang itu hanya berpura-pura untuk merampoknya. Karena masih kecil, akhirnya Jonghyun percaya begitu saja dengan ucapan sang ayah.

"Kamu tahu, yang ditabrak sama papa kamu saat itu adalah istriku, ibu Nana. Dia langsung pergi begitu saja padahal saat itu istriku sekarat. Sekarang kamu tahu betapa brengseknya papa kamu, Kim Jonghyun!!" geram Ilwoo.

Mendadak Jonghyun merasa kepalanya sangat pening. Ingatannya tentang kejadian hari itu dan masalah-masalah lain seketika memenuhi otaknya. Pemuda tampan itu tak menyangka akan mendapat kenyataan yang begitu pahit seperti saat ini.

[1st Book] Trouble BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang