1

4.5K 498 95
                                    

"Ini udah yang kesekian kalinya dalam bulan ini kakak dipanggil ke sekolahmu. Sebenarnya mau kamu itu apa, Youngmin?"

Jonghyun manatap kesal pada Youngmin yang sedang mengompres lebam di wajahnya dengan es batu, sementara yang ditanyai malah berdecih sambil memainkan ponselnya.

"Jawab kalo kakak tanya, Youngmin! Kamu udah bosen sekolah? Ngomong aja kalo bosen. Kakak bisa minta pihak kepala sekolah buat ngeluarin kamu sekarang juga. Jangan bikin masalah kayak gini terus!" desis Jonghyun penuh emosi. Tidak biasanya pemuda pemilik senyum teduh itu mudah tersulut amarah, kecuali bila itu menyangkut adik-adiknya yang terkenal badung luar biasa.

"Gue nggak bakal kelahi kalo si Jungjung bajingan itu nggak mulai duluan, kak! gue cuma membela diri aja!" tukas Youngmin.

"Terus harus banget sampe tonjok-tonjokan kayak gitu? Kamu nggak bosen masuk ruang kesiswaan? Bahkan guru BK aja udah bosen liat muka kamu disana! Bentar lagi kamu ujian dan tingkah kamu masih kayak anak kecil gini! Sadar Youngmin, kamu udah kelas 12!" Tandas Jonghyun. Youngmin melemparkan es batu yang ia gunakan untuk mengompres lukanya ke dinding dan menatap kakaknya dengan marah.

"Lo nggak tau masalahnya, kak! nggak usah sok-sokan nasehatin gue deh!" desis Youngmin tajam.

"Kakak emang nggak tau apa masalahnya, tapi kakak berhak negur sama nasehatin kamu! Yang jelas kamu bikin kerjaan kakak numpuk makin banyak! Kamu tahu, tugas kakak nggak cuma ngurus kamu, tapi kakak juga harus kuliah, ngurus kantor, ngurus rumah, ngurus adek-adek! Kamu harusnya bantuin kakak, bukannya bikin masalah mulu kerjaannya!" seru Jonghyun. Ia sudah mencapai batas sabarnya. Berbicara dengan Youngmin memang selalu membuat emosinya naik dengan mudah.

"Yaudah! Urusin aja kerjaan lo dan nggak usah peduliin gue! Lo emang kakak nggak guna!"

"Youngmin!!"

Youngmin langsung meraih tasnya dan bergegas ke kamarnya yang berada dilantai dua, meninggalkan kakaknya yang menatap putus asa kearahnya.

Sementara itu Jonghyun mengusak rambutnya dengan kasar. Youngmin tidak pernah mau mengerti bebannya. Anak itu selalu saja menerornya dengan semua perilakunya yang amat liar dan brutal. Hampir setiap hari ia dipanggil ke sekolah Youngmin karena adiknya itu membuat masalah, dan membuatnya harus meninggalkan tugas dan pekerjaannya.

Baru saja Jonghyun menghela nafas lega, suara motor memasuki garasi membuat kepalanya seketika pening. Masalah lain sebentar lagi akan datang. Sepertinya Jonghyun harus menyiapkan tenaga ekstra kali ini. Benar saja, rumah megah itu seketika berisik ketika tiga orang pemuda masuk. Mereka langsung melepas tas, blazer dan kaus kaki mereka sembarangan lalu membiarkannya berserakan di ruang tengah.

"Jaehwan, Daniel, Woojin, taro barang-barang kalian dikamar." Perintah Jonghyun. Namun tak satupun dari mereka yang mau mendengarkan. Mereka malah asik merakit PS dan menyalakan TV dengan volume keras.

"Kakak lagi ngomong sama kalian!" seru Jonghyun.

"Apa sih kak? berisik lo!" dengus Daniel tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV. Ia asik memilih tokoh yang akan ia mainkan. Jonghyun menghela nafas sejenak untuk menahan emosi.

"Kalian kenapa udah pulang? Bikin masalah lagi?" tanya Jonghyun.

"Males. Bosen juga di sekolah nggak ngapa-ngapain." Sahut Jaehwan seenaknya. Jonghyun mengusap wajahnya lelah. Ia tidak habis pikir dengan tingkah adik-adiknya.

"Dari jam berapa kalian bolos?"

"Banyak bacot lo kak! kuliah aja yang bener sana, nggak usah ngerecokin kita!" Woojin dan mulut siletnya sukses membuat emosi Jonghyun naik.

[1st Book] Trouble BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang