H.O. Tour

23 4 2
                                    

Like a thief in the light, you can't hide, you can't hide from your shadow. It's the only thing you own.
-'Human', Gabrielle Aplin

~~~

Altair yang merasakan kepergian wanita itu mulai membuka matanya. Ia membaca pesan itu tanpa ia mengerti maksudnya. Hari semakin sore, tetapi pengumuman ujian dimulai masih saja belum terdengar, ketujuh anak lainnya masih saja tertidur pulas. Digoyangkan badan kakaknya, Vega. "Kak... bangun..." Tak lama setelahnya,  kedua mata Vega terbuka dan kaget karena ada sepasang boneka di  sebelah adiknya.

"Dek, kamu main boneka? Ini dapet dari mana?" Tatapan kebingungan tetap tertuju kepada adiknya, menunggunya untuk menjawab pertanyaannya.  Tatapan itu dibalas dengan cerita panjang lebar dari adiknya. Vega merasa aneh karena tidak ada satupun dari mereka yang  mendengar suara. Tak ada satupun yang terbangun dari tidurnya. Hingga akhirnya ia menyadari sesuatu,  tidak ada yang tidak mungkin disini. Muncul sebuah pertanyaan, tempat apa ini?

Dengan perasaan bimbang, Altair, Vega dan Astrid yang baru saja dibangunkan oleh Vega memikirkan apa yang harus mereka lakukan sekarang. Mereka harus mengambil keputusan untuk mengambil boneka itu atau tidak sebelum pelaksanaan ujian dilakukan. Mereka dikejar waktu yang bahkan mereka sendiri tidak mengetahui kapan waktu itu akan datang. Hingga akhirnya mereke memutuskan untuk menenggelamkan kedua boneka itu ke dalam danau di tengah hamparan tulip yang luas itu.

"Toh, kalau mereka kita pegang, aku rasa wanita itu akan semakin sering mendatangi kita. Mengecek anak-anaknya," ucap Vega sambil terkekeh.

~~~

Kedelapan anak itu sudah terbangun seluruhnya. Mereka masih saja luntang-lantung di sekitaran situ, menunggu panggilan dari Pak Sargas. Tiba-tiba seorang wanita berjalan ke arah mereka. "Semuanya mohon perhatian. Nama saya Heka Orionis. Sekarang saya akan memberitahukan bahwa sedang terjadi kendala di salah satu ruangan terpenting di sini. Jadi ujian kali ini kami undur. Bagi kalian yang ingin mengikuti lebih dalam tentang bangunan ini, silahkan ikuti saya." Wanita itu membalikan badannya dan mulai berjalan masuk menuju ruangan utama.
"Disini, ruangan utama dimana pertama kalinya kalian mengjajakan kaki di pusat Tower of Sacrifices. Tema di sini dapat diubah sesuai dengan keinginan para tamunya, yang harus dilaukan hanya membayangkan suatu hal, dan harapan kalian menjadi kenyataan. Sejauh ini apa ada pertanyaan?"

"Ini ruang bawah tanah kan? Kenapa ada matahari atau bulan?" Pertanyaan kedelapan anak itu diwakilkan oleh Vega.

"Pernah nonton 'The Hunger Games' sama halnya dengan itu," jawabnya singkat.

"Siapa wanita yang ada di foto yang dipajang di kamar laki-laki?"  tanya Altair yang sangat penasaran.

"Lah emang ada cewe? Setahu gue cuma ada foto lima orang  cowo." Lucid membalas pertanyaannya dengan pernyataan yang menyangkal. Ia menaikkan sebelah alis matanya dan terkekeh keheranan.

"Oh apa kau bertemu dengan Lady Eclipse? Levant dan Jacy?" tanya Heka dengan wajah gembira dan sangat tertarik. "Lady Eclipse dan dua boneka bernama Levant dan Jacy? Kalian bertemu mereka?"

"Lady Eclipse? Levant? Jacy?"

"Kemana dua boneka itu?" Heka terlihat marah, ia melirik ke arah pergelangan tangan Altair. "Gelang itu sudah ada di tanganmu. Berarti kau sudah bertemu dengan mereka." Heka sedikit meninggikan suaranya, membuat semuanya terdiam ketakutan. "DIMANA JACY DAN LEVANT? DIMANA MEREKA SEKARANG?" Ia berteriak dengan kencang. Ia marah.

Tower of SacrificesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang