Lebih Dekat

423 49 9
                                    

Aku terbangun dari mimpi indah ku setelah mendengar alarm kakakku yang super keras. Sasageyo lagi lagunya -_-

Aku segera berangkat sekolah dan masuk kelas. Saat aku berjalan di koridor, aku sibuk memikirkan buku 'Layar Terkembang' milikku.

Aku menyenggol seseorang sampai dia jatuh.

"Oi! Perhatikan langkahmu bocah!" Omelnya.

"Ma..maaf!" jawabku sambil menoleh kebelakang.

Bocah?? Bocah?! Lagi -lagi orang ini, memang ngeselin ya!

Aku sampai di kelas. Aku melihat sekeliling dan tidak ada harapan menemukan sebuah bangku kosong.

Aku menangkap satu bangku kosong di sudut belakang kanan dekat jendela. Aku menyambar bangku tersebut. Aku melirik kesamping. Mencari tahu siapa teman sebangku ku kali ini. Ada buku bertuliskan
"Kirschtein's Sketch Book."

Wait..

Itu kan..

Nama belakang si Jean?

Berarti aku sebangku sama anak itu?

Oshite. Pikirku. Aku merasakan hawa panas di pipiku.

"Hai! (Name)! Ka.. Kau sakit?" Sasha menengok kebelakang sambil masih memakan mashed potato nya.

"Ah.. Tidak? Memangnya kenapa?" Jawabku sambil tersenyum.

"Pipimu merah... Itu saja."

Sfx : kraus kraus

Aku mendengar nyanyian merdu bel masuk. Seseorang bersurai coklat muda undercut yang kukenal sebagai Jean Kirschtein. Ia duduk disebelahku.

"H..Hai Jean." Aku menyapanya dengan terbata-bata.

"Oi." Jawabnya singkat.

Pelajaran dimulai. Aku menjadi sedikit bosan pada pelajaran prakarya ini. Kapan sih bahasa Indonesia?? Pikirku.

Aku melihat kesamping. Srek..srek.. Suara pensil yang membuat guratan-guratan embentuk gelombang laut dengan art style oriental. Aku terkesima pada sketsa itu.

"Itu seperti Gelombang Besar Kanagawa.."

"I..iya.."

"Keren."

"Aku memang keren."

Percakapan yang terlalu percaya diri. Itulah Krischtein.

Aku mengambil buku 'Sherlock Holmes' ku dari dalam tas dan membacanya.

Aku merasakan sebuah senggolan dan bulu kuduk ku langsung berdiri. Perutku rasanya geli. Mukaku semburat merah.

Ia telah menyentuh kulitku. Krischtein telah menyentuh kulitku. Lah... Terus kenapa?? Kenapa perasaanku seperti ini? Kan cuma disenggol??

Mana mungkin aku suka pada orang yang sebelas dua belas sama kuda Puncak!

\('-')/

Waktu pulang tiba. Aku menyempatkan diri membaca dibawah pohon belimbing di sisi kiri halaman sekolah. Aku melanjutkan membaca buku 'Sherlock Holmes' ku yang kubaca di kelas tadi.

Ditengah membaca, aku mendongak sedikit untuk mengetahui keadaan. Saat ku tengok ke kiri, ku lihat Bodt anak klub literasi dan si Kuda Puncak lagi ngobrol-ngobrol.

Handphone ku tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan masuk dari si kampret.

"Oi. Cepat pulang. Aku belum bisa pulang cepat. Entar rumah gak ada yang jagain."

"Okok!"

"Bubai"

"Pai!"

Aku menutup telepon dan langsung pulang.

Aku cepat-cepat mandi lalu ganti baju kemudian memasak.
"Apa ya yang akan ku masak?"

"Nasi goreng aja!"



Saat memasak, aku mengingat sesuatu...



Bukuku ketinggalan!!!


Ah... Buku dengan cover bagus seperti itu pasti langsung orang embat kan? Mau ngambil juga udah malam...

Aku menghela napas tak berdaya. Tanpa kusadari, aku belum memasukkan garam. Aku segera memasukkan garam dan ku aduk.



Bagaimana nasib bukuku??





Comment gaes, itu akan sangat membantu

'-')b



Never Get Enough [Jean x reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang