Reader's POV :
"JEAN! JEAN KIRSCHTEIN!" Aku berteriak di depan kosan Jean.
"BACOT ANJAY" Akhirnya Jean keluar sambil memakai sepatunya dan memperbaiki dasinya.
"GAUSAH NGEGAS NJER!" Aku membalas teriakan Jean.
"LO JUGA NGEGAS NJER, MAKAN ELPIJI LO TADI PAGI?!"
"NGGAK LAH EMANG ELU MAKAN OMELET ISI RUMPUT!"
"ENAK AE LO!"
Jean akhirnya naik ke sepedaku. Lah, ini kok gw yang gonceng dia ya? Bodo lah. Lagipula sudah hampir satu bulan ini aku pulang-pergi bareng Jean.
Aku mulai mengayuh sepedaku menuju sekolah.
"Lo belajar semalem?" Aku bertanya pada Jean.
"Lo pikir kenapa gw keluar kosan buru-buru tadi?" Ia menjawab dengan bertanya.
"Oh. Baru tau gw, seorang Jean bisa punya niat belajar."
"Lo belajar semalem?" Ia bertanya balik.
"Iya dong. Gw kan anak rajin."
"Lah, kok lo bisa bangun pagi?"
"Kekuatan 9 gelas kopi. You know lah."
"NJER LO GAK TIDUR DARI KEMAREN MALEM!?" Jean berteriak lagi.
"Heh." Aku mengeluarkan smirk lejen yang kupelajari dari kuda di belakangku.
Kami sampai di sekolah. Kami tidak satu ruangan ujian. Jadi Jean melambai dan pergi ke ruang ujiannya.
Ini ujian pertamaku di kelas sembilan. Kalau aku ingin masuk akademi militer itu, nilaiku harus bagus dari detik ini.
Tes pertama, Bahasa Indonesia.
Aku mengisi setiap soal dengan teliti. Lagipula, ini pelajaran favoritku. Serta jauh lebih mudah dari kimia.(A/N : sori klo ada yang gak suka B.Indo. dan fansnya kimia eheh...)
Jean's POV :
Sumpah gw gak ngerti apa-apa njer. Mana gw ngantuk lagi. Gw yakin si (name) ngisi nih soal semudah nyogok Sasha pake bakso. Tapi, nilai gw gak boleh jelek... Gw harus masuk akademi militer bareng (name)! Wait, kenapa gw malah mau satu sekolah sama (name) yak?
\('-')/
Sepanjang minggu itu gw belajar terus. Sedikit-sedikit gambar sih. Sesuai saran (name), gw ambil dosis 9 gelas max size kopi setiap malam sampe-sampe Marco ngomelin gw karena gw gak tidur tidur seminggu penuh.
Kadang-kadang gw, (name), Marco, Sasha, Connie group call buat bahas materi bareng dan Sasha selalu ketiduran duluan diikuti Armin ama Marco baru akhirnya tinggal gw sama (name) aja di group call itu sampe jam 3 subuh.
Gw semangat belajar bukan cuma karena akademi militer, gw juga harus ngalahin Jeager dan jadi cowok paling populer di sekolah hahahahhahah!
(A/N : serah njeng)Gw juga udah move on dari Mikasa. Lagian dia udah jadian sama Jeager seminggu lalu. Sakit sih, tapi, JEAGER JADI GAK BISA FOKUS UJIAN DAN KESEMPATAN MENGALAHKANNYA SEMAKIN BESAR HAHAHAHAH!
\('-')/
Timeskip : Pembagian hasil"Fisika susah bet, apalagi MTK!" (name) Teriak-teriak di koridor.
"Susahan B.Indo woi, soalnya aja gw gak ngerti!" Connie ngebales teriakan (name).
"Heh, gw gak sengaja numpahin creamsoup di catetan gw yang udah gw ringkas dari jaman bahla tau gak sih?!" Sasha ikutan teriak.
"Gw cuma dapet tidur 2 jam doang setiap hari tau gak sih?!" Gw ikutan gak mau kalah.
"Kalau kalian belajar terus tidur cukup pasti kalian bisa." Marco angkat bicara sambil ngelempar glare kearah gw sama (name).
"Dah ah. Kuy lihat nilai." (name) berjalan kearah kelas.
\('-')/
Gw meniti setiap nama dari bawah. Gw nyari nama gw sama teman-teman.
Connie Springer : 27/30
Sasha Blouse : 20/30
Jean Kirschtein : 15/30
(First name) (last name) : 9/30
Marco Bodt : 6/30
"Anjay (name) 10 besar." Sasha ngomong sambil makan kue coklatnya.
"Marco uga." (name) nunjuk Marco yang dapet peringkat 6.
"Yang tak terduga itu Jean woy... Bisa gitu 15 besar?" (name) nunjuk-nunjuk nama gw di papan pengumuman.
"Gw dengar, kelas kita peringkat 4 ngalahin kelas C, tapi tetap aja kan, kedua terakhir." Marco keliatan sedih.
"Gapapa lah, kan masih banyak kesempatan. Masih ada final semester 1, middle test semester 2, sama national test kan?" (name) menyemangati Marco.
"Gw sih lebih looking forward ke Highfield Sports Competition nanti." Gw mandang lapangan bola sekolah gw yang luasnya kayak stadion itu.
(P.s : Highfield itu nama sekolah kalian)
"Oh iya, gw sampe lupa. Padahal gw daftar loh..." (name) ngebuka handphonenya.
"Emang lo berdua daftar apa?" Sasha nanya ke gue sama (name).
"Gw sih bukan daftar. Toh, gw emang udah di club sepak bola sama Connie." Gw ngejawab.
"Kalau gw sih, basket, kebetulan tim inti ilang satu anak" (name) berbicara dengan tenangnya mengundang gasp dari kami semua.
"LO BENERAN?!" Connie teriak kaget.
"LO GAK TAKUT SAMA IRINA?!" Sasha ikutan kaget dan ngejatohin rotinya.
"Emang napa kalo gw ikut? Terus gw kan udah tau anak-anak tim." (name) berkata dengan nada polos.
"Itu resikonya K.O loh." Marco ngomong pelan ke (name).
"Itulah asiknya!" (name) bersorak gembira.
"Asal lo kuat, kayaknya lo bakal gapapa." Aku angkat bicara.
"Lihat saja nanti!" (name) mengeluarkan smirk kopiannya itu.
\('-')/
Author's POVJean mengajak Marco ke taman belakang sekolah saat pulang.
"Lo ngapain ngajak-ngajak gw kesini?" Marco bertanya.
"Itu.. Gw mo ngomong."
"Apaan?"
"Gw khawatir sama (name). Kok dia berani amat masuk tim?"
"Mana gw tau... Lagian kan itu pilihan dia."
"Iya sih..."
"Lo batuin dia aja, tapi gue yakin anak2 lain selain Irina bakal baik."
\('-')/
Malam itu Jean gak bisa tidur dan mikirin cara menyelamatkan (name).
Jam 11.00 Jean pergi ke apotik beli satu kotak P3K karena khawatir banget.
Kesian ye?
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Get Enough [Jean x reader]
FanficSelamat datang di suatu cerita :v Warning : bad words I don't own the chara. I don't own the pict.