Author's POV :
Terdengar suara langkah cepat di koridor lantai 3 Highfield International. Dimana, itu adalah suatu hal yang tak lazim terjadi pada jam setengah enam pagi.
Pemilik langkah tersebut berbelok kearah kelas bertuliskan 'XII-E'.
(Name) datang sepagi ini untuk menggunakan ruang musik sekolah. Dia menaruh tas sekolahnya di kelas dan memanggul tas berisi gitar elektrik, langsung berlari menuju ruang musik lantai 2.
Sesampainya di ruang musik, (name) mencolokkan gitarnya dan memasang recorder.
Kali ini dia bakal cover lagu 'Shiver' by Gazette.
\('-')/Satu jam berlalu, (name) masih asik shredding gitarnya. (Name) tidak sadar bahwa nasibnya tak sebaik teknik gitarnya beberapa menit lagi.
Dak!
Pintu studio terbuka. (Name) terpaksa menghentikan permainannya.
Tiga orang perempuan masuk ke dalam.
"Ha! Liat ini siapa..." Itu adalah perempuan bersurai blonde dengan nama belakang Stronovsky.
"Si mata empat mulai berani nih." Anne menatap (name) sinis.
"Mbak-mbak ada masalah apa?" (name) balik memberi death stare.
"Cih. Kau pikir kau bisa ngelakuin banyak hal gitu?" Laras berkata dan menendang gitar (name).
Brak!
Gitar (name) terjatuh ke lantai dengan cara yang tidak halus.
"Hei, jangan tendang-tendangan dengan gitar, gitar itu benda mati. Kalau mau, Highfield punya banyak arena tanding kok." (name) berkata sembari berjalan kearah pintu keluar.
(Name) berhenti sebentar.
"Beresin gitarnya. Kesian OB sekolah nanti." (Name) keluar dan berjalan menuju ke ruang kelas XII-E.
~('-')~
Remember that kiss?
Yak, hari ini (name) berusaha duduk jauh-jauh dari Jean. (Name) duduk di sisi kiri depan, disebelah Sasha.Time skip
Pelajaran selanjutnya adalah PE. (Name) segera mengambil baju olahraga dan pergi ke ruang ganti bersama Sasha dan Viona.
Reader POV :
Shiet.
Materi hari ini voli lagi. Padahal kan aku mau jauh-jauh dari si kuda cempreng itu.
Ah... coba kelompoknya boleh sesama jenis aja..."(Name) lo kenapa? Biasanya passing bawah lo selalu bagus..."
Jean bertanya seperti tak terjadi apa-apa."Ano... tch." Aku kembali mengingat peristiwa itu terus ngeblush lagi.
"Kalo lo sakit ke UKS aja." Jean berkata sambil berjalan mendekat.
"G-gak apa-apa! Jangan dekat-dekat! Hush!" Aku mengusir Jean agar kembali ke posisinya.
"Yaudah. Sekarang targetnya 20 kali tanpa jatoh yak." Jean melangkah mundur ke posisinya yang semula.
Jean's POV :
Si (name) nape lagi? Pake ngusir-ngusir segala. Kalo emang gak apa yaudah.
(A/n : dasar kamu tak peka)
(Name) terus-menerus mencoba untuk menjauh dari gue. Emang gue salah apa? Kayaknya mesti ditanya sama profesionalnya langsung.
"Oi! Jeager!" Gue teriak ke arah Jeager pas selesai olahraga.
"Napa?" Jeager sama Armin jalan ke arah gue.
"Lo liat gak sih si (name)? Dia keliatan banget mau ngejauhin gue."
"Iya gue liat. Ada apa sih dengan lo dan kak Hanji 2.0?" Eren duduk di sebelah gue.
"Nggak apa. Gue juga lupa kenapa dia kayak gitu ke gue." Gue jawab nyante aja.
"Coba kamu inget-inget lagi." Tiba-tiba si bintik out of nowhere.
"Eh astolpo! Muncul dari mana lu nying?!" Jaeger teriak kaget pas ngeliat Marco.
"Eheh..." Marco ngegaruk kepalanya.
"I don't know. She's different." Armin angkat bicara.
"Iya, sifatnya beda sama anak-anak ca- maksud gue cewek yang lain." Gue nimpalin lagi.
"Dah ah. Ganti baju aja yok." Jaeger berdiri.
"Ho'oh" Gue sama yang lain ikut berdiri terus jalan ke ruang ganti.
Hae manusia manusia! Long taim no see! Maap ya watashi up nya lama bet. Nyahahhaha. Udah itu aja. bai.
Btw ini chapter bersambung nyeh.
-Av, bukan orang klan bulan
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Get Enough [Jean x reader]
FanfikceSelamat datang di suatu cerita :v Warning : bad words I don't own the chara. I don't own the pict.