Bryan dengan senyum manisnya membawa segenggam bunga segar dengan berbagai macam warna yang telah ia pesan untuk (Namakamu). Ia mengunci mobilnya, lalu mulai berjalan ke tempat yang sudah ditentukan oleh (Namakamu). Kini tidak ada lagi pengganggu untuk hubungannya dengan (Namakamu).
Bryan kembali tersenyum saat ia membuka pintu kafe itu, ia mencoba mencari keberadaan gadis mungil nan cantik itu. Dan tidak perlu waktu yang lama, gadis itu terlihat duduk di dekat jendela dengan secangkir minumannya. Bryan dengan semangatnya berjalan menuju tempat duduk (Namakamu).
"Sudah lama menunggu, cantik?"
(Namakamu) tersenyum melihat Bryan yang akhirnya datang dengan senyuman itu. (Namakamu) berdiri dari duduknya, ia menyambut Bryan dengan pelukan hangatnya. Bryan pun membalas pelukan itu dengan hangat, setelah beberapa detik berpelukkan, Bryan memberi genggaman bunga-bunga cantik itu ke hadapan (Namakamu).
"Untuk yang cantik," ucap Bryan dengan suara bassnya.
(Namakamu) menerimanya dengan senang hati, ia memang menyukai bunga. "Terima kasih," balas (Namakamu) sembari memeluk bunga itu.
Bryan pun akhirnya duduk di hadapan (Namakamu), ia menatap senyum cantiknya yang selalu ia rindukan itu.
"Apa kabar, Kak? Kemarin-kemarin ke mana? Aku telepeon, aku chat, kenapa semuanya tidak bisa?" tanya Bryan dengan tangannya terlipat di meja itu.
(Namakamu) meletakkan bunga itu di hadapannya, ia menjauhkan cangkir minumannya ke arah sampingnya, lalu menatap Bryan dengan perasaan sayangnya.
"Yan, aku udah kembali dengan Iqbaal." Mau tidak mau, (Namakamu) harus jujur dengan semua ini, ia sudah tidak bisa lagi menghindar dari laki-laki di hadapannya ini.
Bryan mengernyitkan dahinya saat mendengar kabar itu, "Kak, aku udah bilang dari awal kalau Iqbaal itu—"
"Tidak mencintai aku? Dia hanya menjadikan aku pelampiasan? Begitu?" potong (Namakamu) dengan tenang.
Bryan mengeraskan rahangnya. (Namakamu) menghela napasnya dengan pelan, ia menatap sendu Bryan, "Yan, aku sudah tahu semuanya dari Iqbaal. Kalian berkelahi, kalian menjauh karena ada aku di antara kalian. Tapi, walaupun kalian menjauh bukan berarti kamu bisa memberikan sebuah kebohongan mengenai Iqbaal. Dia sahabat kamu, Yan," ucap (Namakamu) dengan lembut.
Bryan tertawa sinis saat mendengar penjelasan (Namakamu), "Iqbaal..Iqbaal.. Iqbaal selalu nama dia yang gue dengar, Iqbaal yang kaya lah, Iqbaal yang terkenal lah, Iqbaal yang pintar lah, Iqbaal yang segala-galanya lah. Dan sekarang, Iqbaal yang memiliki kakak. Semuanya aja direbut dia, gue ngalah kalau dia menguasai bidang apapun tapi gue hanya minta Kakak juga jangan dikuasai, bukan dia aja yang punya hati, gue juga punya!"
(Namakamu) sedih Bryan, laki-laki yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. "Aku mencintai Iqbaal sudah lama, Yan. Hati aku di sini hanya untuk Iqbaal, dia yang akan selalu ada di setiap perjalananku mulai sekarang. Aku juga menyayangi kamu, kamu yang menemani aku ketika Iqbaal pernah menghilang dari sisi aku," (Namakamu) mencoba menggenggam tangan Bryan tetapi Bryan menepisnya, (Namakamu) menatap sedih Bryan, "please, jangan seperti ini, Yan."
Bryan bangkit dari duduknya, ia sudah tidak terima dengan semua ini. Saat ia akan meninggalkan (Namakamu), Iqbaal datang bersama Aldi ke arahnya. Bryan terpaku.
Iqbaal melihat sahabat lamanya kini berada di hadapannya, sudah lama mereka merenggang. Namun, ia urungkan, ia berjalan ke arah (Namakamu) yang tertunduk sedih.
Bryan menatap Aldi yang kini juga ada di hadapannya, Bryan rindu akan sahabatnya ini. "Ald—"
"Bego! Lo ke mana aja, anjing!" Aldi seketika memeluk Bryan dengan airmatanya yang ia tahankan.
Bryan menutup kedua matanya saat Aldi memeluknya dengan erat. "Apa kabar, Di?" tanya Bryan dengan suara seraknya.
Aldi mengusap airmatanya yang sudah tidak dapat lagi ditahan, ia begitu merindukan Bryan."Lo yang apa kabar? Kenapa lo nggak pernah lagi menghubungi gue? Gue pikir lo udah mati!"
Bryan tertawa mendengar celetukkan sahabatnya, ia melepaskan pelukan itu dengan senyuman tulusnya. "Gue patah hati, dan gue hancur."
Iqbaal yang mendengar semua itu pun menatap ke arah sahabatnya, ia mengusap puncak rambut (Namakamu) dengan sayangnya, (Namakamu) menepuk tangan Iqbaal yang berada di bahunya. Iqbaal melirik (Namakamu), (Namakamu) tersenyum menguatkan.
Iqbaal menghela napasnya dengan pelan, ia pun meninggalkan (Namakamu) lalu berjalan ke arah Bryan dan Aldi.
Aldi tersenyum bahagia saat kembali dipersatukan dengan sahabat-sahabatnya, ia merangkul Bryan dan menarik Iqbaal untuk mendekat ke arahnya.
"Sebenarnya, gue benci adegan-adegan seperti ini. Serasa gue ada dicerita perhomoan, tapi demi sahabat-sahabat gue, gue akan melawannya. Kita kumpul lagi, kita dari kecil selalu bersama, dan masa kita harus hancur karena hal sepele? Ini kita guys! Kelompok orang ganteng dan orang kaya, kita ada karna kita ditakdirkan. Gue tau, kita udah gede-gede dan mulai merasakan cinta. Tapi, ingat! Persahabatan kita harusnya abadi dan tetap ada.
Gue sedih, gue kecewa karena kita renggang, tapi dengan doa-doa gue selama ini, kita berkumpul lagi. Gue sayang kalian." Aldi merangkul kedua sahabatnya dengan senyum bahagia.
Bryan menatap Iqbaal yang tersenyum mendengar ucapan sahabatnya, Bryan menghembuskan napasnya dengan pelan. "Sorry, Bro. Gue udah curang, lagi pula walaupun gue tetap melakukan apapun itu untuk merebut Kak (Namakamu) dari, tetap dia akan milih lo. Di sini gue harusnya sadar diri, karena sebenarnya Kak (Namakamu) dari dulu suka sama lo. Sekali lagi, gue minta maaf," aku Bryan dengan tulus.
Iqbaal memukul kepala Bryan, Bryan meringis. "Sakit, anjing!" pekik Bryan.
"Bego!" Iqbaal pun tertawa mendengar ucapan Bryan. Aldi pun ikut tertawa saat Bryan meringis kesakitan.
(Namakamu) tersenyum melihat Iqbaal-nya telah kembali lagi dengan sahabat-sahabatnya. Senyum itulah yang membuatnya kembali bersemangat, bersemangat menjalin kehidupan bersama Iqbaal, juniornya.
"Btw, Arif sama Gibran di mana?" tanya Aldi.
Bryan mengernyitkan dahinya, "mereka siapa?"
"Anggota baru kita, spesies lo juga. Bego-bego bodoh." Aldi membalasnya dengan santai.
"Tai!"
**
Malaikatku kini telah menjadi malaikat yang bahagia dan mampu melindungiku di mana pun aku berada. Terima kasih, Sayang karenamu, aku tahu patah hati itu seindah dan sebahagia ini.
**
THE END
P.S : AKHIRNYA! TAMAT JUGA HEHE. JADI INTINYA, JANGAN TAKUT UNTUK PATAH HATI. PATAH HATI MEMANG SAKIT, GAES, TAPI DI BALIK PATAH HATI, KITA DAPAT MENDEWASAKAN DIRI KITA SENDIRI. KITA AKAN TAHU ARTI CINTA ITU SENDIRI. BTW, KITA PINDAH LAPAK KE BE A LITTLE FAMILY.
SALAM
JOMBLO
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Angel [Season II Of Me And My Broken Heart]
FanfictionBahkan di balik kesakitan yang kau berikan, masih ada cinta yang bersarang di dalam hatiku hanya untukmu. 📎 Cerita kisah cinta Iqbaal Gerald Pratama dan (Namakamu) Agata di kuliah. 📎Season II dari Me and My Broken Heart.