Empat

4.5K 564 64
                                    

"Ku minta kepadamu jangan keluar malam ini, karena ku tak akan menemuimu malam ini."

**

Vira tersenyum saat membaca pesan di dalam ponselnya, (Namakamu) yang berada di hadapan Vira pun ikut heran saat melihat temannya ini tersenyum-senyum sendiri. Sedikit memajukan bangkunya, lalu menatap Vira yang masih tersenyum sendiri.

"Kenapa, Vir? Dosen kita nggak datang?" tanya (Namakamu) dengan setengah berbisik ke hadapan Vira.

Vira yang mendengar suara (Namakamu) pun sedikit terkejut, ia tidak sadar jika temannya ini sudah dekat dengannya.

"Oh, bukan. Ini... bunda gue, dia kalau lagi bête-betean sama ayah pasti ngadu ke gue. Terkadang gemes sendiri sih lihat mereka berdua," jawab Vira dengan senyumnya yang lembut.

(Namakamu) pun ikut tersenyum mendengar cerita temannya mengenai keluarganya, kembali (Namakamu) makan nasi gorengnya.

Vira menatap (Namakamu) yang terlihat lahap dengan makanannya," lo tahu, (Namakamu)? Nama bunda gue itu persis dengan nama lo."

(Namakamu) mengernyitkan dahinya," masa? (Namakamu) Agata juga?" tanya (Namakamu) memastikan.

Vira menganggukkan kepalanya,"iya, cuma Agatha-nya pakai huruf H sebelum huruf A terakhir."

(Namakamu) meletakkan sendoknya, ia mulai tertarik dengan cerita Vira. "Ceritain dong tentang keluarga lo, kok gue jadi penasaran gini, ya?"

Vira tertawa kecil mendengar temannya yang mulai penasaran dengan keluarga tercintanya. Vira pun melipatkan kedua tangannya di atas meja, ia menatap (Namakamu) dengan senyumannya.

"Jadi, nama bunda gue itu, (Namakamu) Agatha. Kata ayah gue, Bunda gue ini dulu troublemaker gitu, dia perusuh, dan dia jago banget berantam. Ayah gue itu pertama kali melihat bunda gue itu karna mereka satu sekolah, Ayah gue orangnya dulu terpandang di sekolah, dia Ketua Osis di sekolahnya. Bunda gue itu perempuan yang nggak akan pernah diam sedetik aja di dalam sekolah itu, pasti ada aja yang buat dia dalam masalah dan ayah gue sebagai penyelesaian masalahnya. Ya, waktu uncle Azka ceritain gimana nakalnya bunda gue, gue ngakak nggak berhenti.

Gimana nggak ngakak coba? Bunda bisa kejar-kejaran sama guru Kimianya sambil bawa-bawa celana guru Kimianya sendiri, celana dalam guru kimianya nyangkut gitu. Gila.. disitu gue langsung respect berat sama bunda gue. Ayah gue cinta banget sama bunda dan gue. Bunda itu segala-galanya buat ayah dan gue, kalau nggak ada dia, Ayah gue nggak bisa ngapa-ngapain. Gue salut dengan cinta ayah gue."

(Namakamu) mendengar cerita keluarga Vira pun ikut tersentuh, dia melihat banyak cinta kasih yang terpancar di kedua mata Vira jika menceritakan tentang keluarganya. "Lo beruntung punya keluarga kayak gitu, gue iri ...," ucap (Namakamu) dengan nada irinya.

Vira membawa salah satu tangan (Namakamu) ke dalam genggamannya, (Namakamu) tersenyum. " Lo nggak mau tahu siapa nama ayah gue?" tanya Vira dengan lembut.

"Siapa?"

" Iqbaal Dhiafakri Ramadhan."

(Namakamu) terkejut, ia tidak bisa berkata-kata.

Vira menyunggingkan senyum manisnya kepada temannya ini. " Dan gue percaya, cinta antara manusia yang bernama (Namakamu) dan Iqbaal itu memang dahsyat, mereka bersatu karna Tuhan memang menghendakinya."

**

Iqbaal menutup lokernya, melihat jam dipergelangan tangannya membuat Iqbaal menghembuskan napasnya, ia harus kembali ke dalam aula itu lagi. Dengan decakan kecilnya, Iqbaal pun akhirnya mau tidak mau berjalan kembali ke aula itu lagi.

Broken Angel [Season II Of Me And My Broken Heart]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang