Prolog

1.6K 123 9
                                    

Hari ini cuaca benar benar panas,jadinya aku malas untuk keluar dari kelas. Ah ya, aku Shinji, umurku 12 tahun 3 bulan. Aku seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan yang berada di gereja.

Aku memiliki rambut hitam pendek sebahu dengan beberapa helai rambut yang membingkai wajahku. Jika kalian bingung aku ini perempuan ataupun laki laki jawabanya adalah,, keduanya. Karena aku memiliki kelainan aseksual jadi aku juga bingung ingin mengategorikan aku ini sebagai apa. Walaupun aku baru berumur 12 tahun karena kecerdasanku ,aku sekarang kelas 2 SMP.

Ah ya setelah aku sekolah nanti rencananya aku akan pergi ke kota untuk membeli makanan yang suster titipkan kepadaku.

"hey Shinji" aku menolehkan kepalaku kearah teman sebangkuku namanya Kouri.

"hm? "

"aku dengar, hari ini kau mau ke kota ya? "aku hanya mengangguk tanpa menjawab dan tanpa menghadap kearahnya.

"hey Shinji, sebaiknya jangan. Kudengar dari pamanku katanya nanti akan ada Distorsi disana" mendengar itu aku mengerutkan keningku,lalu menghadapnya. Dengan nada yang agak sinis aku menjawab perkataanya.

"memang siapa kau menyuruhku. Lagipula aku tidak percaya, memangnya distorsi itu ada? Kau pikir ini dimana? Di buku komik? Ayolah Kouri, jangan terlalu percaya dengan hal hal seperti itu. Dan lagi,aku harus ke kota karena ada titipan dari suster dan itu mengenai makanan. Jika aku tidak ke kota nanti, anak anak kecil akan kelaparan. Memangnya siapa aku membiarkan mereka kelaparan, mereka sudah aku anggap sebagai adikku sendiri" setelah mengatakan itu aku kembali menelungkupkan kepalaku ke lipatan tanganku.

"Tap-" sebelum Kouri menyelesaikan perkataanya, aku sudah memotongnya terlebih dahulu.

"sudahlah Kouri, tidak usah dipikirkan. Jikapun itu memang benar benar ada, aku akan baik baik saja" kataku masih dengan menelungkupkan kepalaku.

Kouri tidak menjawab apapun, namun dia menggerutu jika aku terkadang sinis dan teman temanya. Sedangkan aku yang mendengar itu hanya melirik sekilas kearahnya. Beberapa menit setelah perbincanganku dengan Kouri, bel pulang berbunyi. Jadi aku langsung membereskan barang barangku, mencari daftar apa saja yang akan aku beli nanti dan pergi ke kota.

"Kouri, aku duluan"kataku pada Kouri dengan menepuk pundaknya yang hanya dibalas anggukan olehnya.

Jarak sekolahku dengan kota tidak begitu jauh, hanya naik bus selama sekitar 10 menit dan sampailah aku di kota. Memang gerejaku juga ada di kota tapi sedikit ke tepian kotanya jadi jika pulang aku selalu melalui kota.

Pertama aku pergi ke Supermarket untuk membeli beras, gula dan lain lain. Lalu aku akan pergi ke pasar tradisional untuk membeli sayuranya.

Saat aku sudah mendapatkan apa yang tertulis di catatan si suster, aku akan beranjak pulang saat tiba tiba langit berubah menjadi mendung.

Awalnya aku berpikir mungkin akan turun hujan, namun pikiran itu hilang saat tiba tiba aku melihat setitik cahaya yang keluar dari entah darimana menghampiriku. Setelah cahaya itu sekitar berjarak 500 m di depanku, cahaya itu membesar dan terus membesar menyebabkan orang orang yang berada di sekitarku mulai menjerit dan menyingkir. Saat jarak sekitar 1km di depanku kosong, tanpa aba aba,

BOOM

Cahaya itu meledak menyebabkan hempasan angin yang hampir membuatku terpental. Aku membuka mataku perlahan saat kurasa efek angin itu sudah pudar dan aku harus membelalakkan mataku saat melihat apa yang ada di depanku.

"What the hell is going on? " ucapku saat melihat lubang selebar 800m dengan kedalaman hampir 500 m tercipta karena ledakan tadi.

Saat aku melihat keatas, aku melihat sesuatu yang melayang diatas sana. Untuk memudahkanku untuk melihat aku terpaksa untuk menyipitkan mataku.

'apa itu,jangan bilang itu juga benda seperti tadi? 'ucapku dalam hati.

Namun, aku harus kembali membelalakkan mataku saat ternyata yang melayang diatas sana adalah seorang manusia. Aku ulangi Seorang manusia membawa tongkat yang atasnya berbentuk bulat,memakai kimono putih dan apa yang diatas kepalanya itu tanduk? What the heck?.

Dengan perlahan orang itu 'apa iya itu orang?' mendekatiku. Sedangkan aku hanya jawdrop saat melihatnya dan tidak bergerak satu inchipun. Saat tepat di depanku, orang itu membuka matanya yang berwarna ungu. Aku yakin bukan hanya aku yang menganggap dia bukan orang.

"Apa kau yang bernama Shinji? " mendengar dia tau namaku ,aku menyipitkan mataku kearahnya.

"Ekhm, memangnya kenapa jika aku memang Shinji? Siapa kau? " tidak sopan memang. Tapi mau bagaimana lagi orang ini mencurigakan.

"namaku adalah Hagoromo Ootsutsuki. Aku kesini untuk menjemputmu" aku mengerutkan keningku tidak ngeh dengan ucapanya.

"Apa maksud perkataanmu itu, pak aneh?! "

"Shinji apa kau mau kembali? " sialan bukanya menjawab dia hanya kembali bertanya dan itu bukanya pertanyaan tapi perintah.

"Chotto apa maksudmu hei?!" kataku dengan nada panik karena orang yang dia tadi bilang Hagoromo Ootsutsuki itu mulai mendekatiku.

"Aku akan mengembalikanmu, dan kau takkan pernah kembali kesini lagi dan satu lagi berbahagialah, satukan mereka dan maaf"

aku semakin bingung dengan perkataanya dan panik karena tiba tiba muncul portal di bawah kaki kami. Aku panik karena aku tidak mendapat penglihatan ini sebelumnya karena apa yang kulihat selalu hanyalah hitam.

"Tunggu, tunggu, tunggu apa maksudnya semua ini ,kau tidak bisa membawaku seenaknya begini. Aku butuh penjelasan. Hoi!? "

terlambat setelah aku mengatakan itu aku kehilangan kesadaranku, pandanganku menghitam, dan hal terakhir yang aku lihat adalah senyuman tulus dari orang itu. Hal yang aku sesalkan adalah anak anak di panti, apa yang akan terjadi seminggu kedepan?

*TBC*

#cover not mine

Unknown Fate  (Naruto Fanfic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang