II

409 38 16
                                    

25 November 2016, 01:11 AM

Hyora membuka matanya. Kepalanya terasa pusing. Ia sedang duduk di sebuah kursi. Ah, ia tahu situasi ini.

Ia pasti sedang diculik. Tangan dan kakinya diikat. Mulutnya dilakban. Tapi bajunya masih utuh sampai sekarang. Sweater putihnya bersih. Rambutnya tetap dikuncir. Ia tidak dipegang oleh siapapun.

Lantas kenapa ia diculik? Hyora bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah ini hadiah ulang tahun dari kakaknya atau bukan.

"Oppa? Apa kau disini? Jangan bercanda! Aku tidak menyukai hadiah ulang tahunmu!" katanya dengan nada bercanda. Jujur, ia sangat menyukai ini. Akhirnya kakaknya memberikannya hadiah ulang tahun!

Tapi tidak ada balasan apapun setelah ucapannya itu. Perlahan-lahan, senyum di wajahnya memudar. Ia menyadari situasinya.

Ia diculik.

————-

Saat Hyora menutup matanya dan hampir masuk ke alam mimpi karena sudah mengantuk, orang itu membangunkannya dengan lembut.

"Bangun atau kau akan kumakan," kata orang itu. Tentu saja, perkataannya yang baginya lembut ini membuat Hyora langsung terbangun.

Orang di depannya—anehnya, yang harusnya menjadi penculiknya—tidak memakai topi atau masker ataupun hal-hal yang harusnya membuat identitasnya tertutup. Ia hanya memakai kaos putih dan celana jeans biasa. Wajahnya tampan.

"A-A-Apa maksudmu?" tanya Hyora. "Kenapa kau menculikku?"

Orang itu mengambil sebuah kursi dan duduk di hadapan Hyora. Ia menatap mata Hyora lekat-lekat dan berkata, "Ceritakan kehidupanmu dan aku akan membuat keputusanku."

"Ke-Keputusan?"

"Lakukan saja, atau aku akan memakanmu."

Hyora menelan salivanya kasar. Orang itu serius akan memakannya?

"Na-Namaku Park Hyora. Aku berumur enam belas tahun dan mempunyai seorang kakak lelaki bernama Park Chanyeol. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan, dan aku dan saudaraku hidup dari warisan yang mereka tinggalkan. Aku merupakan pelajar biasa, sedangkan saudaraku adalah seorang komposer musik yang lumayan sukses. Aku.. uh.. apalagi yang ingin kau ketahui?"

"Lingkup pertemanan?"

"Aku mempunyai seorang sahabat. Namanya Jung Hana. Kami bersahabat karena kami duduk semeja sejak masuk SMA. Selain itu, orangnya juga asik diajak bicara."

"Hubungan dengan saudara?"

"Untukku, baik. Tapi terkadang ia tidak akan menyahut saat aku berbicara dengannya, atau ia akan meninggalkanku di jalanan. Terkadang aku juga kelaparan karena menunggunya pulang rumah, tapi secara keseluruhan, ia saudara yang ideal."

"Kerabat?"

"Mereka semua meninggalkan aku dan oppa."

"Hubungan percintaan?"

"Cowok-cowok menjauhiku karena gosip yang mereka dengar dari cewek-cewek."

"Idola?"

"Tidak punya."

Orang itu menghela napasnya pelan. Ia berdiri lalu berkata kepada Hyora, "Istirahatlah."

Hyora sebenarnya juga ingin begitu, tapi rasa penasarannya mengalahkan keinginannya.

"Apa maksudmu dengan kau membuat keputusan setelah aku menceritakan tentang diriku?"

Orang itu tidak bergeming. Matanya menatap Hyora mantap, tapi tidak terlihat mengerikan.

"Oppa-mu bukanlah orang yang baik. Jangan percaya dengannya seperti anak kecil. Kau ini mudah dibohongi."

"Ta-Tapi—"

"Istirahatlah. Aku perlu waktu untuk berpikir."

"Si-Siapa—Siapa dirimu?"

Waktu yang lama terlewat sebelum orang itu menjawab, "Kim Taehyung. Umur dua puluh satu. Pembunuh bayaran dan kanibal. Pernah masuk penjara satu kali karena membunuh dan memakan daging orang tua sendiri dan saudara-saudari. Tamat SMA dengan nilai yang bagus dan hampir masuk universitas tapi gagal. Sekarang istirahatlah."

Saat orang itu berjalan pergi, Hyora melepaskan napasnya yang tak ia sadari telah ia tahan sedari tadi.


Park Hyora berumur enam belas tahun saat ia berkenalan dengan Si Penculik.

Dark Cell -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang