VI

294 32 8
                                    

03 Maret 2017, 03:03 PM

Sudah kira-kira tiga bulan lebih terlewatkan sejak Hyora tinggal bersama dengan Taehyung. Hyora tidak pergi ke sekolah, dan masuk ke dalam daftar Orang Hilang. Hana, teman baiknya, dikabari mencari-cari Hyora namun hasilnya nihil.

Park Hyora tidak dapat ditemukan dimanapun. Bahkan saudaranya tampak tidak acuh dengan adiknya itu. Ia masih muncul di TV dengan senyuman di wajahnya.

Kehidupan Hyora kini sudah benar-benar berubah. Yah, meski ia tak pergi ke sekolah, namun Taehyung meluangkan waktu untuk mengajarinya sedikit demi sedikit. HP Hyora belum dikembalikan, tapi Hyora kini sudah mendapatkan izin untuk memainkan komputer Taehyung secara offline, bukan online.

"Ih, aku, 'kan, ingin membuka Instakilo! Kenapa tidak boleh bermain secara online?!" rutu Hyora.

"Bisa saja otak dangkalmu itu mencari cara untuk menghubungi saudaramu. Tidak boleh, pokoknya," balas Hyora.

Yah. Taehyung tidak salah, sih. Hyora ingin sekali bertanya kepada saudaranya, mengapa ia mau membunuh Hyora.

Pada akhirnya, Hyora hanya bermain game offline milik Taehyung yang sudah lama tak disentuh. Seperti sekarang ini. Setidaknya ada sedikit hiburan untuknya, daripada terus menerus mempelajari morfologi tumbuhan.

Tiba-tiba, pintu dibuka dengan kasar oleh Taehyung. Ia melemparkan kertas koran yang sedari tadi ia pegang kepada Hyora. Katanya, "Siapa wanita itu? Apa kau menghubunginya?"

Mata Hyora mengenali wajah itu. Iya, wajah yang sedang menangis hebat itu hanya milik satu orang. "Kenal. D-Dia sahabatku."

"Jung Hana?"

Hyora memuji ingatan Taehyung yang super, karena bisa mengingat setiap cerita Hyora. "Jung Hana. Dia di.. dimana ini? Catwalk milik Park Chan—"

"Kemarin malam, Jung Hana mendobrak masuk ke dalam acara itu dan berteriak bahwa saudaramu membunuhmu. Tentu saja, adegan itu ditangkap oleh kamera-kamera dan hari ini ia termasuk dalam berita utama."

Hyora terkekeh. Ia tak menyangka bahwa Hana akan melakukan hal sejauh itu! Ia tahu, Hana memang anaknya nekat. Tapi jika sudah sampai begini..

"Tak bolehkah aku membiarkan Hana tahu bahwa aku masih hidup? Hanya satu tanda saja?" pinta Hyora. "Ia sudah menjadi teman baikku dan aku tak ingin meninggalkannya begitu saja."

"Tidak."

"Eyy, kau bahkan belum mendengar alasanku!"

"Tadi sudah," Taehyung melemparkan bahunya asal, "dia teman baikmu dan kau tak ingin meninggalkannya."

Hyora berdecak. "Bukan itu!"

"Jadi apa?"

Mendadak Hyora melembutkan pandangannya. "Oppa-ya~!"

Dafuq - kth.

"Hei, itu tak akan berguna untuk—"

"Taetae Oppa, aku ingin memberitahu Hana bahwa aku masih hidup!"

"..."

"Oppa~?"

"Izin untuk online diberikan padamu hanya untuk satu menit setelah terkoneksi."

"Assa! Gumawo-yo, Oppa! Saranghae!" (Yes! Terima kasih, Oppa! Aku cinta kamu!)

"Kenapa ia berkata saranghae dengan semudah itu?" gumam Taehyung.

Hyora segera log-in ke akun Instakilonya dan mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Hana. Pesannya berbunyi, "Hola. Aku masih hidup."

"Waktumu habis," kata Taehyung.

Hyora berdecak lagi. "Iya, iya! Aku baru saja akan log out. Eh? Kenapa bisa? HUH? OPPA MENUTUP KONEKSI WIFINYA? TAPI AKU BELUM SELESAI LOG OUT!"

"Bodo amat."


Park Hyora berumur enam belas tahun saat ia pertama kali melihat dunia lagi selama empat bulan.

Dark Cell -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang