I

607 47 14
                                    

23 November 2016, 11:11 PM

Hyora menggigil.

Tentu saja! Siapa suruh ia rela menunggu kakak lelakinya? Padahal tadi Hana menawarkannya tumpangan menuju rumahnya, tapi ia tolak karena hari ini ulang tahunnya dan ia ingin merayakannya bersama dengan kakaknya.

Sebenarnya ia tahu bahwa kakak lelakinya paling tidak menyukai dirinya. Karenanya, mereka hanya mempunyai satu sama lainnya dan nama masing-masing. Mereka tidak mempunyai apa-apa lagi.

Hyora menatap rok sekolahnya. Huh. Harusnya rok musim dingin itu diganti dengan celana panjang atau rok panjang! Mengapa harus memakai rok pendek dan kaus kaki panjang?!

Untung saja hari ini ia memakai sweater sebelum berangkat ke sekolah, jadi ia tidak merasa begitu dingin. Hanya kakinya saja. Dasar sekolah terkutuk!

"Oppa, apa hari ini kau tidak akan menjemputku lagi? Sudah berapa kali kau begitu?" rutunya. "Malah kau tidak mengangkat teleponku dan aku harus meninggalkan voice mail! Intinya, jika kau sudah mendengar suaraku ini, cepat jemput aku di sekolah, ya! Aku akan menunggumu!"

Klik. Hyora menutup teleponnya.

Hyora bersenandung untuk menghilangkan rasa takutnya karena pada malam hari, sekolahnya dikatakan angker. Sejujurnya Hyora juga tidak mengerti kenapa dikatakan angker, karena gedung sekolahnya itu baru saja didirikan tiga tahun yang lalu.

"Oppa kenapa lama sekali sih? Kalau aku diculik bagaimana dong?!"

Saat Hyora baru saja ingin merutu lagi, ia mendengar suara dari arah kirinya. Hyora menoleh, memicingkan mata untuk fokus pada siluet pria yang sedang bergerak di dalam kegelapan. Ia terlihat sedang menarik sesuatu ke arah tong sampah.

"Oh, ternyata sedang membuang sampah, ya," gumam Hyora. Ia kembali menunggu kakaknya dengan sabar. Terserah sudah tinggal satu jam lagi hari ulang tahunnya akan berakhir, yang penting ia menerima ucapan selamat ulang tahun dari kakaknya!

Tiba-tiba, ada yang menutup mata Hyora dari belakang. Ia tersenyum, menebak siapa yang melakukan itu, meskipun ia sedikit terkejut.

"Oppa sudah datang, ya?" katanya. Tidak ada sahutan dari orang itu, dan mata Hyora masih ditutup. "Oppa? Kenapa tidak menjawab? Aku sangat kesal karena—"

Orang itu memasukkan Hyora ke dalam sebuah kantung plastik besar. Ia membiarkan Hyora berteriak di dalamnya.

Park Hyora berumur enam belas tahun saat ia diculik.

Dark Cell -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang