I

29 4 1
                                    

Iris Ingin mengurangi waktu kebersamaannya dengan Abra tapi justru Gustaf yang akhir-akhir ini susah ditemui.  Ia ingin mengajak Gustaf ke Bandung dan hanya akan membawa Abra di acara utama saja karena di waktu acara inti itu ia pasti akan sangat sibuk dan akan jarang bersama pria itu sehingga akan mengurangi jenis pertanyaan "siapa pria itu?"

Nikita hampir sama seperti wanita-wanita sebelumnya yang sering di dekati Abra,  berhasil mendapatkan nomor telfonnya dan rajin menghubunginya hanya sekedar untuk mengetahui tentang kelanjutan hubungannya dengan pria itu.

Saat ini memang Iris sengaja menimbulkan kesan bahwa ia bukan lagi pacar Abra,  ia berusaha tidak memposting seluruh kegiatannya di sosmed, menghindari mengupload foto yang ada Abranya dan mencari kalimat aman untuk membuat status.

Intinya ia menghindari praduga seseorang tentang hubungannya yang masih baik-baik saja dengan Abra. Ia tahu Nikita dan beberapa wanita lain sedang memantau dirinya mengharapkan berakhirnya hubungan mereka. Dan entah mengapa Iris saat ini tidak keberatan tentang itu semua.

Iris akan mencoba menjauh.  Jika dengan kalimat langsung tidak bisa membuatnya lepas maka ia akan mencoba cara halus.  Mungkin akan membutuhkan waktu lama namun akan jauh lebih aman untuk dirinya dan orang yang dekat dengan dirinya.

"Shil liat Gustaf enggak? Kayaknya dia belum ngurus surat magang deh tapi kok gak ada ya di ruang TU" tanyanya ketika melihat Shila teman sekelasnya.

Shila menggeleng dengan senyum paling indah,  tipe-tipe cewek ramah yang lemah lembut yang pasti akan di gilai banyak cowok terutama di kampus ini.

" kayaknya dia lagi deket sama cewe Himagara ya,  beberapa kali gue liat dia jalan bareng sama cewe itu" imfo baru yang seketika membuat Iris kepo.  Pasalnya Gustaf tidak pernah membahas anak Himagara dengan dirinya.

"siapa?" tanyanya antusian "gue malah enggak tau" lanjutnya

Wajah tidak percaya nampak pada Shila membuat Iris memasang cengiran meyakinkan.

"seriusan..  Siapa emangnya cewe yang lagi di gaet sama kunyuk itu? " ulangnya

"Kayaknya namanya Intan deh, emm sekretaris BEM F kayaknya kalo enggak salah. Tau anaknya yang mana enggak elo? Lumayan cantik kok dia walaupun agak songong kaya elo sih" terangnya

Dikuliknya ingatan Iris tentang cewe bernama Intan anak Himagara yang ikut UKM BEM F ini tapi hasilnya nihil.  Dasarnya saja Iris bukan orang yang punya banyak kenalan di otaknya.

"enggak tau yang mana Shil" kata Iris pasrah

"Yang suka naik Avansa warna hitam bareng Amel sama Reza Ris" info Shila lagi mencoba mengingatkan

"Reza sama Amel aja enggak kenal gue" pasrah Iris "Udahlah nanti gue tanya Si Kucrut langsung aja" tutup Iris

"coba cari di sekre anak ilkom deh siapa tau disana"

Di bentuknya jari-jari Iris membentuk simbol oke tanpa menoleh. Berjalan kearah sekre UKM. Berharap Gustaf ada disana sedang sibuk dengan kegiatannya.  Berharap Jug Gustaf memberi tahunya tentang Cewe bernama Intan itu, Karen jujur  ia agak bersedih Karen informasi itu datang dari Shila bukan Gustaf.

Ini perasaannya saja atau memang Gustaf menjauhinya karena masalah kemarin.  Entahlah yang jelas ia tidak akan sanggup jika saat ini Gustaf menjauhinya.

Anak sekre memberinya senyuman persahabatan walaupun mungkin mereka tidak cukup mengenal Iris.  Seperti yang di bilang Iris tidak cukup ramah dan asik untuk punya banyak teman.  Hubungan sosialnya 0 besar.

"cari mas Gustaf mbak? " entah itu siapa yang jelas Iris menganggukinya

"Mas Gustaf,  ada mbak Iris di luar,  .mau disuruh masuk apa elo yang keluar? " teriak gadis berkerudung itu

Tak lama muncul wajah kuyu Gustaf yang membuat Iris meringis geli.

"kangen kamu Gus" rengek Iris membuat Gustaf memutar mata malas.

Di sampirkannya kedua tangan Iris ke lengan kanan Gustaf,  menariknya pergi sejauh mungkin dari tatapan teman-teman Gustaf.

"aku rindu,  aku capek, aku sedih, pengen nangis" keluh Iris benar-benar manja.

Iris membatu seketika saat Gustaf menarik lengannya setelah berada cukup jauh dari Sekre. Tatapan Gustaf juga penuh luka namun sayang Iris tak berani memandang wajah itu.

"gue udah jadian sama Intan anak Administrasi Negara Ris,  maaf kita harus jaga jarak,  karena dia enggak suka kita terlalu deket"

Iris tidak tahu harus merespon apa,  ia sudah bilang ia kehilangan kepercayaan diri. Untuk mempertahankan sesuatu dengan sisa kepercayaan diri ini ia tak sanggup.

Ia juga pernah berkata bahwa ia tidak akan sanggup jika saat ini Gustaf meninggalkannya,  dan ternyata ketakutan yang menghantuinya itu beralasan.  Gustaf memang sengaja meninggalkannya pelan-pelan.  Susah ditemui bukan karena sibuk,  tapi menyibukkan diri agar susah ditemukan.

Heart KepperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang