J

24 3 1
                                    

Jangan bergantung pada apapun,  karena Jika tali yang membuatmu menggantung terputus kamu tidak akan tahu seberapa rendah kamu jatuh, dan bagaimana medan tempatmu jatuh. Sayangnya Iris sudah terlanjur jatuh karena menggantungkan dirinya pada Gustaf. Ia tahu beberapa orang tidak akan bertahan dengannya tanpa alasan,  namun dia tidak pernah berfikir Gustaf salah satunya.

Gustaf adalah ibu kedua baginya,  orang yang ia anggap tidak akan pernah membuangnya dengan kondisi apapun.  Orang yang bisa memarahinya dengan begitu kasar namun tetap menyayanginya.  Sayangnya ia terlalu percaya diri. Terlalu naif dan terlalu bodoh.

Sekarang ia hanya bisa bertanya apa yang salah dari dirinya hingga ia tak bisa memiliki orang yang benar-benar menyayanginya. Ia bingung tapi tidak tau apa yang membuatnya kebingungan. Ponselnya berdering entah siapa yang menghubunginya yang jelas ia tak ingin menyentuh benda pipih itu.

Air mata membanjiri wajahnya namun tidak ada suara yang mengiringi.  Dia sendiri tidak tau kenapa air matanya tidak berhenti. Ia benci air mata seperti ini karena membuat hidungnya menebal dan susah bernafas.

Ia tidak berani pulang dan abai dengan tempatnya berada yang jelas hanya ada dirinya sendiri di ruangan ini. Ia bersyukur akan kondisi ini. Harus menjadi seperti apa untuk menjadi teman baik bagi Gustaf.  Ia ingin memaksa dekat namun ia takut Gustaf menjadi tidak nyaman.

Hembusan nafas kasar terus ia keluarkan karena hidungnya mulai sulit menghirup udara. Di hapusnya air mata yang membasahi wajahnya,  berjalan ke kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan air, berharap pikirannya yang kalut mendingin dan terurai.

Sayangnya tidak. Air matanya tetap mengalir ia berusaha keras menahannya. Gustaf lebih dari kekasih baginya dan ternyata dia lebih memilih orang lain dari pada dirinya.  Ia menemukan orang baru dan membuang Iris begitu saja. Bodohnya Iris tidak menangkap sinyal itu,  sinyal bahwa Gustaf ingin menjauhinya.

Gustaf mungkin tidak nyaman dengan segala permintaannya.  Ia selalu merepotkan Gustaf sedang Gustaf tidak pernah membutuhkannya. Gustaf begitu mandiri dan memiliki segalanya hingga tidak pernah benar-benar membutuhkannya.

Kenapa Iris baru sadar sekarang ini. Iris yang selalu menuntut,  memaksa,  dan berfikir seakan-akan tidak apa-apa Gustaf kerepotan akan permintaannya karena itu Gustaf bukan orang lain,  ia tidak akan merasa tidak enak pada Gustaf. Karena Gustaf bukan orang lain,  Gustaf adalah orang yang tumbuh seiring dengannya.  Ia lupa Gustaf memang tumbuh bersamanya namun pemikirannya tidak bisa tumbuh seirama dengannya.  Sudah kodrat manusia memiliki rasa dan pemikiran berbeda.

Gustaf hari ini menjelaskan bahwa ia tidak ingin menjadi saudara laki-lakinya lagi.  Atau memang sudah sejak dulu Gustaf memang tidak ingin hanya saja Ia yang terlalu naif dan bodoh untuk menangkap sinyal-sinyal itu.  Kenapa bodoh sekali Iris ini. Sekarang Iris akan benar-benar sendiri tidak ada lagi orang yang akan berbagi dengannya.

Belum apa-apa Iris sudah rindu. Iris sadar sekarang inilah ia merasakan patah hati.  Dan ia menjadi tahu patah hati tidak melulu karena pacar, patah hati yang paling menyakitkan adalah saat kau meyakini orang itu menganggapmu segalanya dan ternyata tidak.

Ia bersiap keluar namun deringan tiada henti di ponselnya membuatnya risih hingga tanpa pilihan lain ia meraih ponsel itu melihat nomor yang tersimpan di kontak ponsel itu.

Bukan orang yang dia harapkan.  Ia mengubah mode dering menjadi diam hingga ponsel itu hanya bergetar saja.  Ia akan pulang, menyembunyikan wajah bengkaknya di balik bantal kamarnya hingga wajahnya kembali normal untuk tampil di depan ibunya.

Ia yakin ia tetap akan hidup tanpa Gustaf namun tidak tahu hidup yang seperti apa,  karena baginya ia tidak akan pernah punya masalah tanpa orang lain asalkan Ibu, adik,  dan gustaf ada disisinya dengan porsi masing-masing. Gustaf Iris rindu.

Sampai di depan pagar rumah ia melihat mobil di bahu jalan rumahnya,  mobil yang sangat familiar bagi dirinya.  Sayangnya orang yang memiliku mobil itu adalah orang yang sedang tidak diharapkan Iris untuk berkunjung hari ini.  Iris jadi menyesal tidak mengangkat telfonnya. Kenapa ia sampai lupa bahwa Abra adalah orang yang paling nekat di dunia ini.

Ia malas masuk rumah tapi ia juga tidak tahu mau pergi kemana lagi.  Wajahnya sembab itu sudah pasti dan ia tidak akan heran jika Abra akan mencecarnya dengan banyak pertanyaan dan ia sedang malas menjawab berbagai pertanyaan dari Abra maupun orang lain.

Bodohnya di sudut hatinya ia masih berharap Abra akan memahaminya.  Dilangkahkan kakinya pelan kedalam rumah. Bayangan Abra yang berdiri di ruang tamu dengan ponsel di genggaman nampak dari pintu yang terbuka. Wajahnya nampak panik. Entah kenapa melihat wajah khawatir Abra karena telfonnya tidak Iris angkat membuat hatinya menghangat.  Abra orang baik penuh perhatian hanya terlalu posesif yang menjurus ke mengekang saja.

"selamat sore mas Abra ganteng,  sedang apa? " kelakarnya mencoba mengagetkan Abra dan berhasil.

Abra melangkah begitu cepat, sangat cepat, dan tidak bisa dihentikan. Memeluk Iris kasar karena khawatir. Menghujaninya dengan ciuman di sepanjang wajahnya membuat Iris mengernyitkan wajah meminta berhenti.
Abra orang baik, pria paling perhatian walaupun kaku dan kasar.  Iris sering jatuh cinta berulang-ulang sayang Abra terlalu dominan.

Heart KepperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang