01

463 59 114
                                    

Ya, memang cerita ini direpost
Ga banyak yang di ubah, hanya sedikir dirapihkan
Semoga bisa menemani kamu-kamu yang mulai bosan dengan #StayAtHome ini

Stay safe and enjoy

.

.

.

"Noona" terdengar suara menggema dari rumah yang jarang sepi di pagi hari, seperti biasanya.

1

2

3

Belum ada sahutan,

"Nooooo....naaaaa" kali ini nadanya naik 2 oktaf

"Apa?" jawab Tita singkat sambil menuruni tangga.

Semenjak menjadi yatim piatu Tita tinggal dengan keluarga adik ayahnya, Paman Lee Kwang Soo dan Bibi Lee Sun Bin, serta Lee Dong Hyuk a.k.a Haechan, anak manis dengan suara yang dapat memberkati telinga makhluk didunia sekaligus membunuhnya ketika dia ingin.

"Sarapan sini cepetan, udah laper" rengek Haechan

Tita menghampiri meja makan, membungkuk pada paman dan bibinya lalu duduk disebelah Haechan. Dirumah ini sudah menjadi kewajiban untuk sarapan dan makan malam bersama, kecuali pada kasus-kasus tertentu seperti saat Paman Kwang Soo tidak pulang karena sedang bertugas menyelidiki kasus pembunuhan, saat Bibi Sun Bin mendapat panggilan untuk oprasi mendadak, atau Haechan yang menginap dirumah temannya untuk bermain.

"Noona, aaaak" Haechan menyodokan garpu berisi roti lapis kepada Tita.

Tita mengambil garpu tersebut lalu menyendok sendiri kemulutnya.

"Chan, dia itu Noona bukan adikmu, jangan begitu" Mami Haehan memperingati

"Gapapa mi, Haechan sebenarnya minta diusapin, iya kan dek?" Tita mengembalikan garpu tadi dengan setusuk penuh syuran dan mengarahkan kemulut Haechan.

"Hanya Noona yang mengerti" Haechan melahap suapan Tita dengan senyuman kemenangan kearah mami dan papinya.

"Jangan dimanjain adeknya Ta, nanti keterusan manjanya sampai besar" kali ini Tita yang dinasehati Papi Haechan.

Tita hanya menjawab dengan senyuman, mana bisa ia menolak untuk memanjakan adiknya ini. Haechan sangat ceria dan menggemaskan, penuh dengan energi positif. Meskipun terkadang terlalu berisik dan bawel, belum lagi jika manjanya kambuh, ia akan menempel kemanapun Tita pergi bahkan tidur dikamar Tita.

"Ta, hari ini beneran mau naik bis aja? Gamau dianter Papi?" tanya mami.

"Iya Mi, nanti abis nganter mobil ke bengkel langsung naik bis di halte depannya. Kalo Papi anter Tita dulu  jauh muternya, nanti Haechan telat sekolah" jawab Tita.

"Dyo ga bisa jemput dulu gitu Ta?" Papi bertanya dengan penuh selidik

"Noona mana pernah mau dijemput Hyung, kalo mau jalan aja pasti janjian ketemu di tempat tujuan" Haechan menjawab untuk Tita.

"Kenapa sih Ta? Kalian kan udah pacarah hampir setahun, sejak SMA kan?" mami jadi penasaran mendengar perkataan Haechan tadi

Tita dan Dyo memang sudah pacaran hampir satu tahun ini, tapi Tita tidak pernah mau dijemput, tidak ada yang namanya jalan hanya berduaan dan pulang lewat dari jam 8 malam, bahkan Dyo tidak diizikan bertamu terlalu lama. Untuk yang terakhir Tita beralasan bahwa tidak enak pada paman dan bibinya. 

"Dyo hari ini kuliah pagi, Tita bukannya gamau dijemput, Tita cuma kasian Dyo kejauhan kalo dari asrama harus jemput lalu antar Tita ke kampus, kampusnya kan beda" Tita mencoba menjelaskan.

TranquillizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang