The Devil Prince

6.4K 267 4
                                    

"Mama, entar kalo aku gede, aku bakalan nikah sama pangeran!"

Mama tersenyum lembut sambil mengelus kepala si gadis kecil. Mama menggendong putri semata wayangnya dan membiarkan gadis kecil itu duduk di pangkuannya. Mama memeluk Aliana kecil dari belakang dan merebahkan kepalanya di pundak kecil putrinya yang tersayang. Mereka duduk di taman rumah Keluarga Tanuwijaya yang asri dan hijau. Didekatnya terdapat air mancur kecil yang menambah kesan asri di taman tersebut.

"Mama menunggu saat itu. Mama akan buat pesta pernikahan yang megah buat putri Mama yang tersayang"

Seketika air mata Mama meluncur jatuh dan mengenai wajah putih Aliana. Aliana menoleh dan mengerutkan kening dengan tatapan bingung. Tangan kecil Aliana mengelus dan menyingkirkan air mata Mamanya.

"Mama kenapa? Mama nangis? Nangis kenapa? Ada yang jahatin Mama?" Aliana menanyakan pertanyaan bertubi-tubi sehingga Mama hanya tersenyum gentir.

"Mama gak apa-apa kok, sayang. Cuma terharu aja, ngedenger kamu punya impian sejauh itu" Mama mengelus kepala Aliana dengan lembut. "Semoga kamu bisa mendapatkan pangeran sesuai impianmu, ya, anakku"

Aliana memeluk mamanya dengan spontan. "Iya, Mama. Janji, ya, Mama dateng ke pesta pernikahan Aliana"

"Mama, janji"

###

Aliana datang ke rumah dengan wajah yang berseri-seri. Hari ini dia mendapat nilai seratus untuk ujian matematika. Aliana berlari sambil berlompat-lompat kecil untuk menemui mamanya. Seketika dia berhenti karena banyak orang menggunakan pakaian hitam-hitam mengelilingi rumahnya. Papa mendatangi Aliana dengan tatapan sedih. Papa menggendong Aliana dan berjalan menuju gerumbulan orang berpakaian hitam-hitam. Orang-orang berpakaian hitam-hitam tersebut langsung memberi jalan agar Papa dan Aliana dapat lewat. Papa dan Aliana berhenti tepat di seberang seorang wanita cantik yang tidur terlelap sambil diselimuti dengan kain putih transparan sampai se-wajah. Aliana turun dari gendongan Papa dan langsung membuka kain putih transparan itu.

Air mata Aliana meluncur.

Meluncur begitu derasnya dengan meneriakan mamanya yang tidur dengan lelapnya. Aliana menundukkan wajahnya di sebelah wajah Mama. Dia mengelus pipi Mama dengan lembut. Aliana menangis dengan sekuat tenaga. Sosok yang dia cintai melebihi siapapun harus pergi dari kehidupannya.

Dari kehidupannya untuk selamanya.

Aliana mengembalikan kain transparan itu seperti semula. Kemudian banyak orang yang mengerubungi Mama. Aliana lalu memeluk papanya sambil melihat jenazah Mamanya yang dibawa untuk ke liang lahat untuk terakhir kalinya...

The Devil PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang