Carly Rae Jepsen as Medy Sanjaya
Medy mengikuti Aliana yang keluar dari tempat karaoke. Aliana menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal. Medy langsung menggengam tangan Aliana yang sudah hampir di ambang pintu keluar.
"Al, lo mau kemana?"
"Pulang. Mood gue rusak gara gara si cowok tengil itu"
Medy menghela napas. "Kencan butanya baru mau dimulai, lo udah pulang aja"
Aliana menatap wajah sahabatnya itu. "Kalo bukan gara-gara cowok itu, gue masih disini kali Med. Udah ah gue cabut duluan"
Medy mengenggam tangannya dan menyuruh Aliana untuk melihat jam dinding. "Tuh lihat, jam 9. Ga baik cewek sendirian malam-malam keluyuran di tengah jalan sepi gitu. Kalo gue sih masih tetep mau disini aja"
"Biar. Dah ya gue cabut duluan" Aliana melangkah keluar dari tempat karaoke. Medy melihatnya khawatir dan tak lama segera masuk ke ruang karaoke untuk mengikuti kembali kencan buta.
####
Aliana bersungut-sungut sambil menggumamkan kata yang menunjukkan kekesalannya pada sahabatnya. Teganya Medy meninggalkannya sendirian di jalan sepi seorang diri. Aliana sangat kesal karena Medy lebih memilih cowok-cowok bodoh itu dibanding dirinya. Tapi Aliana tahu kenapa Medy memilih cowok-cowok itu karena dia sangat ingin punya pacar. Medy memang tidak seperti Aliana yang sangat mudah untuk ditembak cowok. Memang Aliana sangat cantik bak seperti putri raja dibandingkan Medy. Aliana selalu menyarankan kalau coba Medy yang menembak duluan. Tapi Medy selalu menolak, gengsi katanya. Kadang Aliana melihat Medy duduk di taman sambil bengong dan menyetel lagu Kuntoaji - Terlalu Lama Sendiri.Aliana berjalan sambil menyaduk-nyadukkan barang barang yang ia lewati. Botol, kertas, atau apapun itu. Kemudian ketika giliran batu yang ia tendang, batu tersebut terlempar cukup jauh dan mengenai seorang preman botak. Preman botak tersebut mengaduh dan langsung melihat siapa yang melemparinya batu. Preman tersebut melihat Aliana di ujung jalan. Preman tersebut pasti tahu bahwa Aliana yang menendang batu tersebut, karena ialah satu-satunya orang yang melintasi jalan sepi.
Preman tersebut mendatangi Aliana dan berteriak cukup keras.
"ELO YANG LEMPAR BATU INI YA?!" Preman tersebut menunjukkan batu tersebut ke arah wajah Aliana.
Aliana hanya berdiri ketakutan sambil gemetaran. Dia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Dia tidak bisa meminta tolong karena tidak ada satu orang pun disini.
"Wah, kamu cantik juga. Abang maafin kalau kamu temenin abang" ucap si Preman genit sambil mengelus wajah Aliana.
Aliana masih gemetaran. Kemudian ada yang merangkulnya dan sontak Aliana kaget dan melihat siapa yang merangkulnya tersebut.
"Maaf, bang. Dia ini pacarku"
Preman tersebut melihat cowok itu dengan gusar. Lalu kemudian Preman tersebut berlalu sambil memasang muka cemberut.
"Cih, preman luarnya aja yang sangar. Dalemnya hati hello kitty! Eh, elo gapapa, kan?" cowok tersebut melepaskan rangkulannya. Dia melihat dari atas sampai ujung kaki dan memastikan bahwa cewek yang ada di hadapannya baik-baik saja. "Oh baik baik saja kok"
Aliana mengamat cowok tersebut lalu sontak mengingat bahwa cowok ini yang mengejeknya di tempat karaoke tadi, "E-elo?! Elo yang di kencan buta itu, kan? Ngapain elo kesini?!"
Cowok itu menutup kedua telinganya dengan jari telunjuk, kemudian dia melepasnya. "Udah selesai teriaknya? Asal elo tau aja, ya, gue disini disuruh sama temen lo itu buat nganterin lo pulang. Gue sih mau aja, karna gue udah bosen sama acara kencan buta itu"
"Idih, kenapa harus elo sih. Kan, ada cowok laen juga. Pakai rangkul-rangkul segala lagi" Aliana membersihkan bahu-bahunya dengan jijik seperti terdapat kuman yang bersarang di bahunya.
"Lo itu gatau rasa terima kasih, ya. Udah untung ditolongin, coba gaada gue, nasib lo abis ditangan preman itu"
Aliana membuang muka. "Iya makasih, puas?"
Cowok itu tersenyum, Aliana melihatnya dan langsung memerah wajahnya. "Sama-sama. Oiya, nama gue Revo. Revo Aditya Kusuma"
Revo mengulurkan tangannya dan Aliana menyambutnya, "Aliana, lo udah tau nama gue, kan?"
"Lo itu sinis banget, ya. Makanya lo ikutan kencan buta karena engga punya cowok gara-gara sikap lo yang sinis itu"
Aliana memandang Revo tajam, "eh asal lo tau aja, ya. Gue ditembak satu sekolahan, tapi gaada yang gue terima. Karena gue udah bilang, kan, impian gue punya cowok kayak pangeran. Titik."
Revo tergelak, "Kalau gue ternyata adalah pangeran lo gimana?"
Aliana membuang muka. "Idih engga deh, ya. Kalau ternyata itu lo mungkin gue harus berpikir sekali dua kali buat nerima elo"
Revo berjalan cepat dan tepat di depan Aliana. "Yaudah, debat sampe sini aja. Dimana rumah elo, sini gue anter"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
Genç KurguAliana Tanuwijaya, gadis yang sudah berjanji akan menemukan jodoh yang seperti pangeran. Sialnya, dipertemukan oleh Revo, cowok menyebalkan yang membuat Aliana berdebar-debar. Dibalik cerita mereka terdapat kisah kelam yang akan mereka hadapi demi s...