Pantulan dari bola basket yang dilempar seorang pria pucat itu mengarah pada seorang pria tinggi berbahu lebar yang berdiri ditengah lapangan, pria berbahu lebar itu menangkap bola basket bewarna orange itu dan melemparkannya kembali kearah pria pucat yang kini berdiri tepat dihadapannya."Hallo Yoongi, bagaimana kabarmu?" Seokjin, pemilik bahu lebar itupun tersenyum dan merangkul pria mungil disampingnya.
Yoongi memutar bola matanya malas, "Sejak kemarin kau baru menanyakan kabarku sekarang Seokjin hyung? Untuk apa?" Yoongi yang tadinya menatap Seokjin kini beralih kearah pria yang berdiri kaku disamping Seokjin, pria mungil yang imut.
"Oh aku tau kau memandang Jimin. Bagaimana? manis?" Seokjin terkekeh pelan dan menepuk bahu Yoongi pelan, berusaha menyadarkan pria ini dari lamunannya.
Pria yang sebagai tokoh utama dalam perbincangan mereka ini hanya tersenyum manis dan menundukkan kepalanya, ia malu bung.
"Terlalu manis, dia kekasihmu?" Jimin membolakan matanya kaget, kekasih? bukankah ia dan Seokjin adalah pria? bagaimana pria bersama pria? Oh Jimin tidak bisa membayangkannya.
Lamunannya terhenti kala Seokjin menepuk kepalanya sambil terkekeh pelan. "Aku tau kau baru mendengarnya, kau bawa santai saja Jiminie." Jimin mengangguk tanda mengerti.
Tatapan Seokjin kini beralih kearah Yoongi. "Kau ini! Sifatmu tak pernah berubah Min Yoongi, masih gay. Tidak mau melirik gadis yang ada disini? Kupikir gadis disini cukup seksi dan cantik."
Yoongi mendengus kesal. "Aku tidak tertarik, bagaimana kalau pria manis disampingmu ini?" Yoongi menatap Jimin yang terlihat kaget dan tersenyum manis kearahnya.
"Berhentilah Min Yoongi, dia tak akan tertarik denganmu." Jimin menatap Seokjin kesal.
"Pria normal eoh? Akan kubuat dia menyukaiku kalau begitu." Yoongi melangkah mendekati Jimin dan mengusak surai blonde Jimin sambil memamerkan senyuman manisnya.
Jimin yang mendapat perlakuan manis seperti itu langsung menundukkan kepalanya, ia sungguh sangat malu entah karna apa.
"Enyahlah Yoongi! ia akan takut denganmu jika kau perlakukan seperti itu." Seokjin akhirnya menarik tangan Jimin dan membawanya pergi dari lapangan itu, meninggalkan Yoongi yang masih memaparkan senyumannya.
Jimin refleks menoleh kebelakang, melihat Yoongi sejenak. Tetapi ia kembali menghadap kedepan dan menundukkan kepalanya setelah Yoongi dengan beraninya mengedipkan matanya nakal kearah Jimin.
Sesampainya dikantin, Jimin duduk sambil memilin bajunya. Ia teringat dengan wajah Yoongi, jangan bilang kalau Jimin mulai menyukai Yoongi.
"Kau kenapa senyum-senyum begitu? Menjijikkan kau tau?" Taehyung menepuk pipi Jimin, Jimin mengernyit dan menatap sahabatnya itu dengan tajam.
"Kau jahat." Jimin mempoutkan bibirnya lucu dan memukul lengan Taehyung dengan brutal, jangan lupa. Jimin adalah pria manis yang memiliki sifat manja, jadi wajar saja kalau dia berprilaku seperti seorang gadis.
"Aduh sakit! Berhenti mochi kecil, aku minta maaf." Jimin tersenyum dan memeluk Taehyung dengan tiba-tiba, Taehyung yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya tersenyum dan mengelus surai Jimin dengan lembut.
"Kau kenapa hm? Mulai menyukai Min Yoongi huh?" Seokjin terkekeh pelan dan kembali menyantap ramen yang ada dihadapannya dengan rakus, memang rakus.
Taehyung yang mendengar nama Yoongi itu langsung melepaskan Jimin dari pelukannya, menatap Jimin dengan tajam. Sementara Jimin hanya menatap Taehyung bingung.
"Kau jangan mendekati si kapten gay itu! nanti kau ketularan gay, fokuslah pada Somi mengerti?" Jimin mendengus kesal dan menundukkan pandangannya kebawah, selalu saja begitu. Taehyung yang mengatur kehidupannya.
"Berhentilah mengatur kehidupannya Kim Taehyung. " Seokjin menimpali, merasa ditatap Taehyung dengan tajam akhirnya Seokjin menunduk dan kembali melahap ramennya, seolah tidak terjadi apa-apa.
Kegiatan mereka terhenti kala seorang gadis cantik duduk disamping Jimin dengan senyuman yang menghiasi bibir merahnya, sangat manis.
"Hai Somi, bagaimana kabarmu?" Taehyung tersenyum sambil berdiri hendak berpindah duduk disamping Seokjin.
"Hai Taehyung oppa, Seokjin oppa, Jimin oppa?" Somi melirik kearah Jimin yang hanya menundukkan pandangannya tanpa mengubris Somi yang ada disampingnya saat ini.
"Jimin, kau kenapa?" Seokjin akhirnya angkat bicara tanpa mempedulikan gadis cantik yang ada disamping Jimin, sungguh Seokjin sangat membenci gadis ini.
Tanpa ragu Taehyung berdiri dan mohon pamit kepada ketiga temannya itu, ia ada urusan sebentar katanya.
Setelah kepergian Taehyung ketiga makhluk yang ada duduk dikantin tersebut tersentak kaget kala mendapati sosok pria pucat duduk disamping Jimim dan tanpa ragu merangkul pinggang Jimin secara sensual.
Sementara Jimin? Tentu saja ia kaget dengan perlakuan yang diberikan Yoongi padanya, ia tak berani menatap Yoongi sedikitpun ataupun berniat melepaskan rangkulan Yoongi dipinggangnya, yang ia lakukan hanyalah menunduk, tanpa sepengetahuannya, rona merah dipipinya muncul tanpa izin.
"Yak! Berani sekali kau merangkul adikku tanpa rasa takut! Singkirkan tangan kotormu itu Min Yoongi!" Seokjin melempar sumpit yang dipegangnya tepat kearah Yoongi.
Yoongi berdecak kesal dan mengeratkan rangkulannya kepada Jimin. "Kenapa kau yang cerewet? Dia saja tidak mempermasalahkannya." Jimin refleks menoleh kearah Yoongi dan menatapnya dengan lucu.
"Kenapa kau imut sekali?" Dengan keberanian yang dimiliknya Yoongi mengusakkan hidung miliknya dengan milik Jimin, bocah manis itu kembali menunduk dan rona merah itu kembali muncul dipipinya.
Seokjin yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan kembali melahap ramennya dengan sumpit baru tanpa mempedulikan dua sejoli yang ada dihadapannya.
"Dasar gay yang tidak tau malu!" Somi mendengus kesal sembari beridiri meninggalkan ketiga pria yang hanya menatapnya tanpa peduli. sungguh didalam hatinya ia mengumpati pria pucat yang ada disamping Jimin.
Yoongi kembali menatap Jimin dengan lembut, demi apapun baru kali ini Yoongi melihat pria semanis dan seimut Jimin didunia ini, bisa dikatan ia menyukainya.
"Mau bermain basket denganku Jiminie? Akan kutraktir kau ice cream kalau kau menang." Yoongi mengusap pelan pinggul Jimin dengan lembut, pria mungil itupun tersenyum kala mendengar kata ice cream dari mulut Yoongi, demi kerang ajaib spongebob ia rela bertarung dengan kapten basket sekolah ini demi mendapatkan ice cream gratis.
Jimin mengangguk. "Kapan hyung? Aku tidak sabar mendapatkan ice cream gratis." Jimin tersenyum lebar menunjukkan eye smilenya kepada Yoongi.
Yoongi tersenyum dan mengusak surai Jimin dengan lembut. "Besok sore temui aku dilapangan basket dekat jembatan, kita bertarung disana." Jimin hanya tersenyum dan meminum jusnya yang sudah berdebu karne tergeletak terlalu lama disana tanpa disentuh sedikitpun.
kurasa Jimin benar-benar jatuh cinta dengan Yoongi. Seokjin tersenyum dan berdiri meninggalkan Yoongi dan Jimin tanpa sepengetahuan mereka, tentu saja. Bagaimana mereka menyadari Jin yang pergi sementara mereka sibuk bermesra-mesraan disana.
"Kenapa kau manis sekali Jiminie?" Yoongi tersenyum kala mendapati Jimin yang menunduk malu-malu dihadapannya, sungguh manis.
Jimin mengadahkan kepalanya menatap Yoongi dengan bingung. "Mungkin karna ibuku manis?"
"Kalau begitu katakan pada ibumu, kemanisanmu itu membuatku menyukaimu, sebuah kesalahan fatal." Jimin kembali menunduk dan tersenyum, kini rona merah itu muncul lagi di pipi bulat Jimin.
>>TO BE CONTINE <<