Chapter 17 : Here

5.7K 309 65
                                    














"Bagaimana keadaannya?"

"Dia kritis, benturan dikepalanya membuat kinerja otaknya sedikit melambat, aku tidak yakin kapan ia akan tersadar, jadi mohon bersabarlah tuan."

Dokter itupun pergi meninggalkan Yoongi yang hanya bisa terdiam dibalik pintu ruangan inap milik kekasihmya, badannya ia tubrukan pada dinding pintu bewarna putih tersebut sembari menghela nafas lelah.

Taehyung sudah diringkus polisi, dia tak begitu peduli dengan lelaki itu, yang terpenting sekarang bagaimana dia harus menghadapi Jimin yang sekarang berjuang dalam masa kritisnya.

Yoongi mengusap wajahnya, kaki kecilnya ia langkahkan untuk masuk kedalam ruangan inap Jimin, duduk dikursi coklat yang terletak disamping kekasih mochinya.

Tangan pendek milik Jimin ia genggam, sambil mengecupnya berkali-kali, Yoongi tersenyum kearah kekasihnya, wajahnya pucat dengan mata tertutup rapat.

"Cepat bangunlah sayang.., aku merindukanmu" Lirihnya.

Hingga suara benturan pintu yang cukup keras mengalihkan atensi Min Yoongi, dilihatnya kedua orang tua Jimin berlari tergopoh-gopoh menghampiri ranjang anaknya, air mata terlihat jelas mengaliri pipi wanita paruh baya yang ia yakini sebagai ibu dari pujaan hatinya.

Yoongi terdiam kala wanita paruh baya tersebut menatap tajam kearahnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi nak? Kenapa kau tidak menjaga anakku dengan baik eoh?" Ujarnya.

Yoongi menunduk menatap sepasang kakinya.

"Maafkan aku Eomma, aku tidak menjaga Jimin dengan baik, ini semua salahku, kau boleh melakukan apapun padaku, maafkan aku Eomma, maaf.."

Park Baekhyun tersenyum sendu, tidak seharusnya ia berkata seperti itu, yang ia dengar dari Jungkook bahwa Yoongi menjaga Jimin dengan baik, lelaki pucat itu sudah banyak berkorban untuk anaknya, Jimin saja yang tidak mau dengar.

Baekhyun melangkah mendekati Yoongi yang masih menundukkan kepalanya, kedua tangannya masih betah mengenggam tangan milik anak dari wanita disampingnya.

"Seharusnya aku yang meminta maaf, maaf telah berkata seperti itu, kau sudah banyak berkorban untuk anakku, terima kasih Min Yoongi."

Baekhyun mengelus surai Yoongi dengan lembut, sedikit ulu hatinya tersentuh oleh perlakuan ibu dari kekasihnya ini, sudah berapa lama Yoongi tidak merasakan usapan lembut dari seorang ibu?

Yoongi mendongak menatap wanita disampingnya, senyum tipisnya ia tujukan pada wanita itu, setetes air mata keluar dari pelupuknya.

"Maaf Eomma, maafkan aku."

"Sudahlah nak, jika Jimin tahu kau menangis seperti ini, sudah kupastikan kau akan diejek habis-habisan oleh anak keras kepala ini."

Yoongi terkekeh, kembali menatap Jimin yang masih terbaring lemah diranjang rumah sakit.

"Kau dengar sayang, cepatlah bangun, aku ingin kau mengejekku karna menangis dihadapan ibumu."

Sementara itu, Baekhyun hanya bisa tersenyum sendu seraya mengusap pipinya yang dialiri air mata.

***

Namjoon kembali menarik lengan Seokjin, kali ini mengenggam erat agar kekasihnya--mantan kekasihnya--tidak lari dan pergi meninggalkannya.

"Aku mohon Jinie, maafkan aku, aku hanya terlampau sayang pada Taehyung. Aku, aku janji padamu untuk tidak mengulangi hal bodoh lagi, kumohon Jinie.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly - yoonmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang