Suara desahan milik kedua insan yang sedang memadu kasih itu memenuhi ruangan bernuansa putih itu, keduanya tampak sibuk dengan urusan masing-masing.
Sampai suara serak milik Jimin memindahkan atensi Yoongi.
"H--hyung, berhenti dulu."
Yoongi memiringkan kepalanya sejenak dan beralih menatap kekasihnya dengan tatapan sayu. "Kenapa hum?" Tatapan Yoongi tak beralih dari wajah cantik milik Jimin yang dipenuhi keringat.
"Aku lelah, sudah dua kali aku mengeluarkan cairan aneh itu hyung." Yoongi terkekeh sejenak dan beralih tidur disamping Jimin.
Yoongi mengusap surai Jimin dengan lembut lalu mengecup ringan dahi pria yang lebih muda darinya itu, dengan kondisi yang sedikit strategis Yoongi menarik selimut yang tidak jauh berada dikakinya.
Keduanya larut dalam pelukan hangat dan mulai memejamkan mata untuk segera pergi ke alam bayangan, dengan Jimin yang ada dalam dekapan Yoongi.
•••
Namjoon menarik lengan Seokjin kuat, ia sudah tak sabar ingin memberitaukan soal ini pada kekasihnya itu, dengan jalan yang tergesa-gesa dan genggamannya yang erat Namjoon berlari menyusuri lorong itu.
Seokjin terus mengernyitkan dahinya, ia tak mengerti apa tujuan Namjoon membawanya kesini. Menurutnya, ini sungguh tempat yang cukup menakutkan bagi seseorang yang memiliki mental lemah seperti Seokjin.
Tangannya terus mengenggam jemari milik kekasihnya itu dengan kuat. Sungguh, tempat ini benar-benar asing dalam penglihatannya, yang Seokjin tau adalah kekasih besarnya ini ingin memberikan suprise kepadanya. Tapi entahlah, Seokjin juga tidak tau.
Hingga sampailah mereka pada sebuah ruangan yang cukup terlihat mewah, Seokjin tidak bisa untuk tidak melebarkan mulutnya dengan perasaan kagum.
Tempat ini, siapapun yang mulai masuk tidak akan berani melangkah sejauh ini. Demi apapun, dari awal ia menyusuri tempat ini bersama kekasihnya ini, sungguh tak ada dalam pikirannya jika tempat ini terlihat seperti rumah mewah jika kau terus masuk kedalamnya.
Seokjin melepaskan genggaman tangannya dan melangkahkan kaki menyusuri tempat ini, matanya berpencar liar untuk melihat seisi rumah ini dengan teliti, tanpa ada satupun yang terlewatkan.
"Kau suka?" Atensinya beralih kearah Namjoon yang duduk disebuah sofa coklat terang yang terletak disudut ruangan, Seokjin berlari kearahnya dan mendudukan diri disamping Namjoon.
"Tentu, tempat apa ini? Kau tau, sejak awal aku masuk ketempat ini aku merasa seperti dirumah angker." Namjoon tersenyum kecil dan mengecup bibir tebal milik Seokjin sekilas.
"Ini rumahku."
"Mwo?!" Oke, pria berbahu lebar itu tak sanggup untuk tidak menahan keterkejutannya. Rumah ini? Milik Namjoon?.
Seolah mengerti dengan jalan pikiran Seokjin, Namjoon mengambil nafas sejenak lalu menatap prianya itu dengan lembut.
"Aku memang sengaja membuatnya seperti rumah angker, agar penculik ataupun perampok disana tidak tau bahwa didalam sini ada begitu banyak barang yang cukup membuat mereka kaya mendadak."