Jimin membuka matanya pelan, biasan cahaya yang mulai masuk keindra penglihatannya membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya, Jimin mendongak keatas mendapati Yoongi tidur dengan tenang.Jimin tersenyum dalam dekapan Yoongi, ia teringat bahwa sekarang dia sudah menjadi milik Yoongi, oh sejenak ia teringat dengan Jungkook. Bagaimana kabarnya?
"Kenapa senyum-senyum sendiri mochi? Apa ada yang lucu eoh?" Jimin terkekeh kecil, matanya beralih menatap Yoongi dengan senyuman masih terukir diwajah cantiknya. "Tidak ada. Aku masih tidak percaya sekarang aku menjadi kekasihmu, padahal kita tidak kenal cukup lama hyung." Yoongi tersenyum. "Kau menerimaku atas dasar apa mochi?". Jimin merenung sejenak. "Atas dasar cinta? Entahlah hyung, hatiku memaksaku untuk menjawab iya."
Keduanya kembali berpelukan, hingga sebuah suara diluar sana berhasil menganggu kegiatan mereka. Yoongi mendengus kesal. "Apa lagi yang dilakukan wanita itu!" Yoongi beranjak dari ranjang dan melangkah menuju keluar, sementara Jimin ikut berdiri mengikuti pria pucat itu.
Keduanya terdiam, mendapati ibu Yoongi melempar semua barang-barang kesukaan Yoongi keluar rumah, tepat didepan pintu utama. Yoongi menggeram kesal, pria pucat itu melangkah kearah wanita paruh baya itu dengan emosi yang menggebu-gebu.
Yoongi mendorong bahu wanita paruh baya itu dengan keras. "Apa yang kau lakukan brengsek?!" Wanita itu hanya tersenyum sinis. "Membuang sampah?" Yoongi menggeram, ia mendorong wanita paruh baya itu dengan kedua tangan kekarnya hingga membuat wanita itu terhuyung kebelakang. Jimin yang melihat itu segera menarik lengan wanita itu dan mendekapnya, Jimin bernapas lega.
"Lepaskan tangan kotormu itu dariku pria jalang!" Wanita itu mendorong Jimin tidak kalah keras, sekarang Jimin yang terhuyung kebelakang dan disambut cepat oleh Yoongi. Dengan jarak sedekat ini jantung Jimin berdegup kencang, dapat ia rasakan tubuh Yoongi bergetar hebat menahan emosinya.
"Siapa yang kau panggil jalang murahan?! Seharusnya kau mengatakan itu pada dirimu sendiri! Kau jalang yang menjual diri demi mendapat uang banyak! Aku membencimu." Yoongi segera menarik lengan Jimin membawanya kekamar.
Sesampainya dikamar Yoongi langsung menyambar koper yang sudah dipersiapkannya tadi dan membawanya keluar dengan tangan kanannya yang senantiasa menggenggan tangan mungil Jimin erat, Jimin tau apa yang akan dilakukan Yoongi sekarang.
Yoongi keluar dari pintu utama, ia mengumpulkan barang-barang kesukaannya itu dan meletakkannya dikantung celananya, itu sebuah lembaran foto, Jimin tidak tau itu foto siapa hingga menbuat Yoongi semarah ini.
Yoongi melangkah menuju mobilnya, memasukkan Jimin dan mendudukannya dikursi sebelah pengemudi. Ketika Yoongi hendak berjalan ke kursi pengemudi, langkahnya terhenti kala wanita paruh baya itu bersorak meneriaki Yoongi, Jimin terpaku.
"Pergilah Suga! Aku tidak mau melihatmu kembali, dasar anak tidak tau diuntung! Sudah untung kurawat anak tidak normal sepertimu, dan kau jalang! Kau lelaki yang tidak tau malu! Berpacaran dengan seorang lelaki? Dimana letak otakmu?! Tidak tau malu." Nafas Yoongi naik turun, tanpa diduga ia kembali melangkah menuju wanita itu dan menamparnya, Jimin terkesiap.
"Jaga mulutmu murahan! Seharusnya yang malu disini adalah kau. Kau membunuh ayahku! Setelah merampas kekayaannya, kau membunuhnya. Dimana letak otakmu hah?! Dan jangan pernah menyakiti Jiminku, jika tidak--"
Yoongi melangkah ke mobil dan menarik Jimin kembali menghadapnya.Bocah bantet itu hanya menatap pria dihadapannya dengan polos, matanya seketika membola mendapati bibir Yoongi melumat bibirnya lembut, Jimin tidak membalas. Yoongi melepaskan tautan bibirnya dan kembali menatap wanita itu dengan aura yang cukup menakutkan.